Bareksa.com - Batavia Dana Saham Optimal jadi pendatang baru Bareksa Barometer pekan ini, akhir pekan ketiga dan jelang pekan keempat November 2023, dibandingkan pekan sebelumnya. Batavia Dana Saham menempati posisi 5 dalam daftar reksadana saham unggulan dengan Barometer Point 4. Dengan dana kelolaan Rp521,6 miliar, Batavia Dana Saham mencatatkan cuan 22,67% dalam 3 tahun terakhir.
Bareksa Barometer pekan ini memang tidak ramai pendatang baru. Namun terjadi perubahan posisi, seiring perubahan skor Barometer Point dan dinamika pasar. Prospera Bijak tercatat bertahan di posisi 1 dalam daftar reksadana unggulan Bareksa Barometer pekan ini. Perbedaannya, jika pekan ini Barometer Pointnya naik jadi 5, dari pekan lalu masih 4,5. Prospera Bijak mencatat dana kelolaan Rp112,5 miliar dengan imbal hasil 22,88% dalam 3 tahun terakhir.
Misalnya Syailendra Equity Opportunity Fund Kelas A yang pekan ini naik di posisi 2 dengan Barometer Point 4,5 dari pekan sebelumnya di posisi 3, imbal hasilnya 16,42% dalam 3 tahun. Senada, BNP Paribas Ekuitas yang pekan lalu di posisi 2, pekan ini turun jadi di posisi 3 dengan Barometer Point 4,5, imbal hasilnya 15,44% dalam 3 tahun. TRIM Kapital Plus bertahan di posisi 4 dengan Barometer Point 4, dengan imbalan 39,57% dalam 3 tahun.
Kemudian dalam daftar reksadana indeks unggulan Bareksa Barometer, tidak banyak perubahan. BNP Paribas Sri Kehati, Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund Kelas A dan Allianz Sri Kehati Index Fund sama-sama bertahan masing-masing menempati posisi 1,2 dan 3 dengan Barometer Point masing-masing 3,5, 3 dan 3. Secara berurutan imbalannya 23,42%, 19,92% dan 21,72% dalam 3 tahun terakhir. BNP Paribas IDX Growth30 dan Trimegah FTSE Indonesia Low Volatility Factor Index bertukar posisi 4 dan 5 dari pekan lalu, dengan Barometer Point masing-masing 3.
Adapun Majoris Sukuk Negara Indonesia bertahan di posisi 1 daftar reksadana unggulan Bareksa Barometer Point dengan Barometer Point 4,5 dan imbal hasilnya 5,33% setahun terakhir. Senada TRAM Alpha juga bertahan di posis 1 dalam daftar reksadana campuran unggulan Bareksa Barometer dengan Barommeter Point 4,5 dan imbalannya 22,44% dalam 3 tahun terakhir.
Selengkapnya berikut, daftar reksadana unggulan Bareksa Barometer Pekan Ini:
Top 5 Reksadana Saham Unggulan Bareksa Barometer
Reksadana Saham | Manajer Investasi | AUM Oktober 2023 | Barometer Point | Imbal Hasil 3 Tahun |
Prospera Bijak | Prospera Asset Management, | Rp112,5 miliar | 5 | 22,88% |
Syailendra Equity Opportunity Fund Kelas A | Syailendra Capital | Rp312,69 miliar | 4,5 | 16,42% |
BNP Paribas Ekuitas | BNP Paribas Asset Management | Rp1,086,26 triliun | 4,5 | 15,44% |
TRIM Kapital Plus | Trimegah Asset Management | Rp270,96 miliar | 4 | 39,57% |
Batavia Dana Saham Optimal | Batavia Prosperindo Aset Manajemen | Rp521,26 miliar | 4 | 22,67% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, kinerja per 16/11/2023
Investasi BNP Paribas Ekuitas di Sini
Investasi Trim Kapital Plus di Sini
Top 5 Reksadana Indeks Unggulan Bareksa Barometer
Reksadana Indeks | Manager Investasi | AUM Oktober 2023 | Barometer Point | Imbal Hasil 3 Tahun |
BNP Paribas Sri Kehati | BNP Paribas Asset Management | Rp3,37 triliun | 3,5 | 23,42% |
Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund Kelas A | Syailendra Capital | Rp885,33 miliar | 3 | 19,92% |
Allianz SRI KEHATI Index Fund | Allianz Global Investors Asset Management Indonesia | Rp247,16 miliar | 3 | 21,72% |
BNP Paribas IDX Growth30 | BNP Paribas Asset Management | Rp168,46 miliar | 3 | - |
Trimegah FTSE Indonesia Low Volatility Factor Index | Trimegah Asset Management | Rp30,85 miliar | 3 | - |
Sumber : Tim Analis Bareksa, kinerja per 16/11/2023
Investasi BNP Paribas Sri Kehati di Sini
Investasi Syailendra MSCI Indonesia Value di Sini
Investasi Allianz Sri Kehati di Sini
Top 5 Reksadana Pendapatan Tetap Unggulan Bareksa Barometer
Reksadana Pendapatan Tetap | Manajer Investasi | AUM Oktober 2023 | Barometer Point | Imbal Hasil 1 Tahun |
Majoris Sukuk Negara Indonesia | Majoris Asset Management | Rp280,02 miliar | 4,5 | 5,33% |
Capital Fixed Income Fund | Capital Asset Management | Rp360,19 miliar | 4 | 7,66% |
Trimegah Dana Tetap Syariah | Trimegah Asset Management | Rp114,43 miliar | 4 | 5,64% |
Eastspring Syariah Fixed Income Amanah Kelas A | Eastspring Investments Indonesia | Rp660,66 miliar | 4 | 4,12% |
Mandiri Investa Dana Syariah | Mandiri Manajemen Investasi | Rp109,63 miliar | 4 | 4,06% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, kinerja per 16/11/2023
Investasi Trimegah Dana Tetap Syariah di Sini
Top 5 Reksadana Pasar Uang Unggulan Bareksa Barometer
Reksadana Pasar Uang | Manajer Investasi | AUM Oktober 2023 | Barometer Point | Imbal Hasil 1 Tahun |
Capital Money Market Fund | Capital Asset Management | Rp607,81 miliar | 5 | 5,28% |
Mega Dana Kas | Mega Asset Management | Rp373,33 miliar | 4,5 | 4,80% |
Shinhan Money Market Fund | Shinhan Asset Management Indonesia | Rp427,01 miliar | 4 | 4,82% |
Setiabudi Dana Pasar Uang | Setiabudi Investment Management | Rp753,78 miliar | 4 | 4,58% |
Capital Sharia Money Market | Capital Asset Management | Rp62,25 miliar | 4 | 4,63% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, kinerja per 16/11/2023
Investasi Shinhan Money Market Fund di Sini
Top 5 Reksadana Campuran Unggulan Bareksa Barometer
Reksadana Campuran | Manajer Investasi | AUM Oktober 2023 | Barometer Point | Imbal Hasil 3 Tahun |
TRAM Alpha | Trimegah Asset Management | Rp108,21 miliar | 4,5 | 22,44% |
Manulife Dana Campuran II | Manulife Aset Manajemen Indonesia | Rp128,86 miliar | 4,5 | 14,37% |
Schroder Dana Terpadu II | Schroder Investment Management Indonesia | Rp885,62 miliar | 4 | 17,38% |
Setiabudi Dana Campuran | Setiabudi Investment Management | Rp60,76 miliar | 4 | 41,91% |
Schroder Dana Kombinasi | Schroder Investment Management Indonesia | Rp577,76 miliar | 4 | 11,16% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, kinerja per 16/11/2023
Investasi Schroder Dana Terpadu II di Sini
Investasi Schroder Dana Kombinasi di Sini
Apa yang Baru dari Bareksa Barometer?
Bareksa Barometer yang biasa dijadikan acuan oleh investor dalam berinvestasi reksadana jadi makin paten, seiring pembaruan metodologinya. Dengan inovasi ini, investor jadi punya panduan lebih mantap guna mencapai target investasinya dalam meraih cuan. Menurut Tim Analis Bareksa, inovasi terbaru Bareksa Barometer ialah dari sisi penilaian kinerja reksadana berdasarkan jangka waktunya.
Jika sebelumnya jangka waktu yang dinilai hanya 4 periode yakni 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun dengan bobot masing-masing 25%, kini ditambah menjadi 5 periode yakni 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan dan 1 tahun dengan bobot penilaian masing-masing 20%. Metode baru ini semakin meningkatkan kualitas penilaian Bareksa Barometer. Karena itu penilaian atas kinerja suatu produk reksadana jadi semakin maksimal dan handal.
Bobot Periode Kinerja Reksadana oleh Bareksa Barometer
Periode | 1 tahun | 9 bulan | 6 bulan | 3 bulan | 1 bulan |
---|---|---|---|---|---|
Bobot | 20% | 20% | 20% | 20% | 20% |
Sumber : Tim Analis Bareksa
Selain itu, dari sisi benchmark atau acuan atas kinerja produk reksadana, Bareksa Barometer kini hanya mengacu pada kinerja 8 Indeks Reksadana Bareksa. Sebelumnya, penilaian juga menyertakan indeks LQ45 untuk reksadana konvensional dan Jakarta Islamic Index (JII) untuk reksadana syariah.
Ini karena Bareksa Fund Index mengukur kinerja rata-rata seluruh produk reksadana yang ada di Indonesia dari per jenis reksadana, yakni reksadana saham, campuran, pendapatan tetap dan pasar uang.
Kini penilaian kinerja suatu produk reksadana saham konvensional akan mengacu pada Indeks Reksadana Saham Bareksa dan reksadana saham syariah akan dibandingkan dengan Indeks Reksadana Saham Syariah Bareksa.
Demikian juga penilaian kinerja produk reksadana pendapatan tetap konvensional akan mengacu pada Indeks Reksadana Pendapatan Tetap Bareksa dan reksadana pendapatan tetap syariah mengacu pada Indeks Reksadana Pendapatan Tetap Syariah Bareksa.
Sebelumnya, inovasi juga telah dilakukan Bareksa Barometer. Yakni Tim Analis Bareksa memaksimalkan penilaian Bareksa Barometer dari sisi momentum pergerakan pasar. Model ini dipilih karena Tim Analis Bareksa mempertimbangkan beberapa peristiwa penting yang sangat berdampak ke pasar modal.
Di antaranya beberapa kasus di industri pasar modal, pandemi Covid-19, hingga ancaman resesi global akibat kenaikan agresif suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS). Akibat beberapa peristiwa itu, pergerakan pasar saham dan obligasi menjadi sangat fluktuatif dan bergejolak, sehingga membuat investor ragu untuk berinvestasi ke aset yang lebih berisiko atau produk selain reksadana pasar uang.
Padahal, dengan strategi dan momentum yang tepat, dinamika pasar itu justru bisa dimanfaatkan untuk meraih cuan optimal. Karena itulah, Tim Analis Bareksa menyesuaikan model penilaian Bareksa Barometer guna menangkap peluang tersebut.
Meski begitu, penilaian dari sisi tata kelola yang baik (GCG) tidak mengalami perubahan dalam metode penilaian Bareksa Barometer.
(Romainah/Christian Halim/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.