BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Valuasi Murah, Tiga Saham Emiten Batu Bara Ini Layak Koleksi

02 Mei 2018
Tags:
Valuasi Murah, Tiga Saham Emiten Batu Bara Ini Layak Koleksi
Petugas memantau heavy dump truck yang mengangkut batu bara di kawasan tambang batu bara milik Adaro, Tabalong, Kalimantan Selatan. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

BUMI, PTBA dan ADRO diuntungkan dengan harga batu bara meningkat di pasar global

Bareksa.com – Harga batu bara di pasar global menguat dalam setahun terakhir, yang tentu menguntungkan bagi para produsen komoditas ini. Sejumlah saham terkait batu bara yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pun terpantau menarik dari sisi valuasinya.

Tiga emiten batu bara, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) memiliki rasio harga saham terhadap laba per saham (price to earning per share ratio/ PER) cukup menarik. Hal ini menimbang harga batu bara dan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bakal menguntungkan emiten batu bara tahun ini.

Berdasarkan riset Kresna Sekuritas, dua saham emiten batu bara saat ini diperdagangkan dengan PER rendah. Dua emiten masing-masing BUMI dengan PER sekitar 3,2 kali dan PTBA 6,2 kali. Sedangkan PER saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) telah menyentuh 14,3 kali.

Promo Terbaru di Bareksa

Sebagai informasi, PER digunakan untuk menilai harga saham terhadap laba bersih per saham. Semakin tinggi nilai PER menunjukkan harga yang semakin mahal dan sebaliknya, semakin rendah PER semakin murah harga saham terhadap labanya.

Analis Kresna Sekuritas, Robertus Yanuar Hardy menuturkan, tiga emiten tambang batu bara tersebut masih berpotensi mengalami kenaikan harga saham tahun ini. Kresna Sekuritas menargetkan harga saham BUMI 2018 sebesar Rp560 dengan PER sebesar 7 kali, PTBA sebesar Rp4.400 dengan PER 6 kali dan ADRO sebesar Rp2.200 dengan PER sekitar 10,3 kali.

“Harga batu bara acuan Newcastle saat ini diperdagangkan sekitar US$93,5 per ton, naik 8,7 persen dari periode sama tahun lalu,” terangnya dalam riset, Rabu, 2 Mei 2018.

Meskipun harga batu bara turun 4,3 persen year to date (YTD), dia memperkirakan harga rata-rata batu bara tahun ini akan menyentuh US$95 per ton. Prediksi tersebut dengan mempertimbangkan harga rata-rata batu bara dalam empat bulan pertama 2018 yang mencapai US$101,9 per ton.

Di sisi lain, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih melemah. Sebabnya dolar AS memang telah menguat 4,1 persen dibandingkan empat bulan pertama tahun lalu.

Kondisi tersebut dipercaya bakal mendongkrak laba bersih emiten batu bara tahun ini. Lonjakan laba akibat pelemahan rupiah bakal terjadi karena mempertimbangkan aset finansial dan arus kas (cash flow) emiten batu bara menggunakan dolar AS.

Kinerja Kuartal I-2018

Bumi Resources merupakan emiten batu bara teranyar yang merilis laporan keuangan kuartal I-2018. Laba bersih persroan meningkat 2 persen menjadi US$90 juta dibandingkan US$88 juta pada kuartal I tahun lalu.

Meningkatnya kinerja Bumi kuartal I tahun ini salah satunya karena kepemilikan saham perseroan atas Arutmin meningkat 90 persen dibandingkan sebelumnya sebesar 70 persen. Hal itu membuat konsolidasi pendapatan dan laba operasi entitas induk meningkat masing-masing menjadi US$310 juta dan US$82 juta.

“Keuntungan Bumi kuartal I merepresentasikan 24 persen dari proyeksi laba bersih perseroan tahun ini sebesar US$381 juta,” kata dia.

Pergerakan Historis Harga Saham BUMI

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Sementara itu, kebijakan pembatasan harga batu bara untuk pasar domestik (domestic market obligation/ DMO) berpengaruh signifikan terhadap Bukit Asam. Sebagai badan usaha milik negara (BUMN), Bukit Asam mendapatkan beban supply batu bara kepada PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) lebih besar dibandingkan dengan emiten batu bara lainnya.

Sepanjang tahun lalu, perseroan menjual sebanyak 61 persen batu bara dari total produksi kepada PLN. Akan tetapi, pada kuartal I-2018, Bukit Asam mulai mengalokasikan penjualan batu bara ekspor lebih banyak dibandingkan tahun lalu.

Perseroan mengalokasikan 54 persen dari total produksinya untuk pasar ekspor dengan harga yang tinggi. Robertus percaya, alokasi penjualan batu bara kepada PLN akan menurun perlahan tahun ini hingga mencapai 25-30 persen.

“Jadi dengan kenaikan harga batu bara sebesar 25 persen YoY, pendapatan perseroan masih akan meningkat seiring dengan peningkatan volume produksi dan penjualan batu bara tahun ini,” ujar Robertus.

Robertus memperkirakan laba bersih Bukit Asam 2018 dapat mencapai Rp7,74 triliun, meningkat dibandingkan perolehan tahun lalu sebesar Rp4,47 triliun. Target harga saham PTBA sebesar Rp4.400 yang mencerminkan PER 4,6 kali.

Pergerakan Historis Harga Saham PTBA

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Di antara tiga emiten batu bara, Adaro Energy merupakan perusahaan yang kinerja keuangannya di bawah ekspektasi. Laba bersih Adaro turun 23 persen menjadi US$74 juta dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar US$97 juta.

Pergerakan Historis Harga Saham ADRO

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Dia mengungkapkan, realisasi kinerja keuangan Adaro hanya merepresentasikan 13 persen dari proyeksi laba bersih perseroan tahun ini sebesar US$582 juta.

Karena di bawah ekspektasi, Kresna merivisi target harga saham ADRO tahun ini menjadi Rp2.200 per saham yang mencerminkan PER 10,3 kali. Sebelumnya, Kresna menargetkan saham ADRO Rp2.550. (hm)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua