Ini Historis Pergerakan Saham Waskita Setiap Terjadi Kecelakaan Kerja
Nilai kontrak proyek tol Becakayu yang dimiliki perseroan hingga kuartal III-2017 adalah Rp1,16 triliun
Nilai kontrak proyek tol Becakayu yang dimiliki perseroan hingga kuartal III-2017 adalah Rp1,16 triliun
Bareksa.com – Kecelakaan kerja dalam konstruksi kembali terjadi, kali ini menimpa proyek jalan tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) yang dikerjakan oleh PT Waskita Karya Tbk (WSKT). Sebagai emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, saham WSKT mendapat sentimen negatif dengan adanya sejumlah kecelakaan kerja yang keenam dalam enam bulan terakhir.
Hari ini, Selasa, 20 Februari 2018, terjadi kecelakaan konstruksi pembangunan tol Becakayu. Salah satu eksisting pier head dalam proyek tersebut jatuh saat dilakukan pengecoran kepala tiang (pier head) dengan kondisi beton masih basah.
Waskita Karya merupakan kontraktor pengerjaan proyek tol Becakayu. Total nilai kontrak proyek tol Becakayu yang dimiliki perseroan berdasarkan laporan keuangan kuartal III-2017 adalah senilai Rp1,16 triliun. (Lihat juga Pertengahan Februari, WSBP Kantongi Pembayaran Termin Rp2,37 Triliun)
Promo Terbaru di Bareksa
Waskita Karya tercatat mengalami enam kecelakaan pembangunan konstruksi dalam enam bulan terakhir. Berdasarkan catatan Bareksa, dalam enam bulan terakhir, setiap bulannya Waskita mengalami kecelakaan kerja konstruksi. (Baca juga Proyek Jalan Layang Dihentikan Sementara, Apa Dampak ke BUMN Karya?)
Pada 22 September 2017, jembatan proyek pembangunan jalan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi jatuh. Saham WSKT tercatat turun 1,05 persen usai kejadian tersebut setelah ditutup pada harga Rp1.885 per saham.
Sementara, saat Minggu, 29 Oktober 2017, girder proyek pembangunan jalan tol Pasuruan-Probolinggo jatuh. Sehari usai kejadian itu, harga saham WSKT ditutup melemah 2,27 persen dan ditutup senilai Rp2.150 per saham. (Baca juga Atur Cashflow Sehat, BUMN Karya Kurangi Porsi Proyek Skema Turnkey)
Kemudian kecelakaan terjadi pada 16 November 2017 pada proyek pembangunan jalan tol Jakarta-Cikampek II (elevated). Saat kejadian tersebut, investor tidak merespon negatif karena saham WSKT naik sebesar 0,47 persen ke harga Rp2.150 per saham.
Setelah itu, pada Pada 30 Desember 2017, girder proyek pembangunan jalan tol Pemalang-Batang jatuh dan pada 2 Januari 2018 kecelakaan terjadi pada proyek tol Pemalang-Batang. Pada 2 Januari 2018, saham Waskita tercatat turun 0,90 persen ke harga Rp2.190 per saham. (hm)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.