CLSA : Bareksa adalah Yu’e Bao Indonesia
Bareksa berupaya memperdalam partisipasi investor domestik di pasar modal
Bareksa berupaya memperdalam partisipasi investor domestik di pasar modal
Bareksa.com – Bareksa adalah Yu’e Bao Indonesia. Demikian kesimpulan riset Analis CLSA, Felicia Tjiasaka, yang dipublikasi akhir pekan lalu. Bareksa merupakan pelopor marketplace reksa dana di Indonesia dengan pangsa pasar 12 persen berdasarkan jumlah investor. Yu’e Bao merupakan unit bisnis Alibaba di bidang produk investasi.
Menurut Felicia, Bareksa memiliki acuan (benchmark) Yu’e Bao, di mana para pengguna e-commerce bisa mentransfer uangnya untuk membeli reksa dana pasar uang dengan return 3-4 persen per tahun.
“Bareksa menyasar pasar buntut panjang (long tailed market), di mana 98 persen saldo tabungannya di bawah Rp100 juta per rekening,” ujar Felicia.
Promo Terbaru di Bareksa
Dengan uang digital yang memberikan imbal hasil 0 persen saat ini, maka Bareksa merupakan alternatif bagi para pengguna e-commerce untuk mengoptimalkan uang mereka yang menganggur.
“Secara bertahap akan meningkatkan partisipasi investor domestik ke pasar modal,” kata Felicia.
Jumlah Pengguna
Bareksa pertama kali diluncurkan pada Januari 2015. Sejak itu, menurut Felicia, kini Bareksa telah mencatatkan 63.000 akun terdaftar atau sekitar 12 persen dari total pasar industri reksa dana. Bareksa juga berhasil mengumpulkan dana kelolaan (asset under management/AUM) Rp220 miliar, atau masih kurang 1 persen dari total industri senilai Rp427 triliun.
“Dengan mengacu pada Yu'e Bao, pengguna Tabao atau Tmall bisa mentransfer saldo uang digitalnya dari belanja online ke reksa dana pasar uang di Yu’e Bao,” imbuh Felicia.
Bareksa menargetkan long-tailed market. Sistem perbankan nasional mencatatkan nilai dana pihak ketiga Rp5.100 triliun (US$383 miliar) per Desember 2017. Sekitar 98 persen dari rekening simpanan di perbankan adalah dengan saldo di bawah Rp100 juta (US$7.500) per rekening.
Selain itu, industri reksa dana masih kecil atau hanya sekitar 4 persen dari produk domestik bruto (PDB) dan jumlah investor kurang dari 1 persen dari total jumlah penduduk.
Nilai GTV
Menurut Felicia, Bareksa mencatatkan nilai transaksi kotor (GTV) Rp550 miliar pada 2017 atau melonjak 455 persen secara tahunan (YoY.) Bareksa menargetkan pertumbuhan GTV sebanyak 2 kali hingga 3 kali pada 2018 – 2019 menjadi Rp1,6 – 6,9 triliun. Target itu akan mampu tercapai melalui kemitraan dengan e-commerce dan peluncuran aplikasi mobile Bareksa.
“Yu'e Bao punya Alibaba, dan serupa Bareksa telah bekerja sama dengan Bukapalak, dan secepatnya akan mengumumkan kimitraannya yang baru,” kata Felicia.
Felicia mengatakan saat ini Bank Indonesia melarang uang digital dimasukkan dalam CASA atau terkoneksi sebagai pinjaman. Melalui teknologi, Bareksa adalah alternatif pilihan untuk membantu konsumen mengoptimalkan uang idle mereka. Ini secara bertahap akan meningkatkan partisipasi masyarakat ke pasar modal, dan memperkuatnya di tengah gejolak pasar global.
Persentase Dana Kelolaan (AUM) Industri Reksa Dana terhadap PDB
Sumber : riset CLSA
Menjadi Yu’e Bao versi Indonesia
Jika Cina memiliki Yu’e Bao, kata Felicia, maka Indonesia harus berbangga memiliki Bareksa. Sebab hanya dalam waktu dua tahun, Bareksa sudah mencatatkan 63 ribu pengguna. Bareksa menargetkan untuk menjadi versi Indonesianya Yu’e Bao. Melalui Taobao atau Tmall, unit bisnis Alibaba tersebut telah menjelma menjadi reksa dana pasar uang dengan dana kelolaan US$165,6 miliar sejak April 2017.
Tampilan Aplikasi Yu’e Bao dan Bareksa
Sumber : riset CLSA
Menurut Felicia, Bareksa memulai usahanya dengan meluncurkan marketplace berbasis web. Beberapa poin pentingnya adalah :
- Pendaftaran akun gratis, tanda tangan digital dan e-KYC (know your customer secara elektronik)
- Minimal nilai pembelian Rp100 ribu (<US$10)
- Nilai fee transaksi yang lebih rendah (0-1 persen) dibandingkan bank (1,5 – 2 persen)
Beberapa fitur yang tersedia di Bareksa antara lain :
1. Agreagator reksa dana
Sumber : riset CLSA
2. Simulator reksa dana
Sumber : riset CLSA
Felicia mengakui Bareksa memberikan cara termudah dalam membeli reksa dana semua secara online. User interface (UI) atau user experience (UX) juga jelas dan sederhana. Peluncuran aplikasi mobile akan mampu mendongkrak kinerja Bareksa menuju lompatan kuantum berikutnya.
Bareksa dibandingkan kompetitor, kata Felicia, seperti IPOTFund yang dimiliki oleh lembaga keuangan terintegrasi Indo Premier (IPOT) memiliki keunggulan. “IPOT memberikan keunggulan aplikasi all in one baik saham, reksa dana, dan lainnya. Namun masih butuh kertas dalam proses pendaftarannya,” ungkapnya.
Felicia menyatakan keberadaan Bareksa akan memperluas pasar yang saat ini masih sempit, dari saat ini kurang dari 1 persen dari penetrasi pasar reksa dana. Bareksa juga akan berkompetisi dengan distribusi bank tradisional.
“Bagaimanapun nasabah bank individu dengan pendapatan tinggi (HNWI) terkonsentrasi di Jawa. Sementara Bareksa bisa menjangkau nasabah milenial dari seluruh wilayah di Indonesia,” ujarnya.
Perbedaan Transaksi di Bareksa dan Lembaga Lainnya
Sumber : riset CLSA
Besarnya Potensi Pasar
Per Desember 2017, perbankan nasional membukukan dana pihak ketiga Rp5.100 triliun. Sebanyak 98 persen dari dana tersebut disimpan di rekening simpanan dengan saldo di bawah Rp100 juta per rekening.
Menurut Felicia, jika nasabah bank tersebut tersebut memindahkan kurang dari 1 persen dananya ke reksa dana pasar uang yang potensi return 6-7 persen, maka akan menghasilkan margin besar dan potensi pasar yang cukup besar bagi idustri reksa dana.
Felicia menyatakan industri reksa dana nasional masih sangat kecil, sehingga menawarkan banyak peluang bagi pendatang baru. “Bareksa menyasar dasar piramida dan bekerja keras untuk menyederhanakan investasi melalui teknologi,” ungkapnya.
Fakta menarik lainnya, kata Felicia, sebanyak 80 persen akun yang terdaftar di Bareksa adalah masyarakat dengan usia di bawah 35 tahun. “Ini menjelaskan kepada kita bahwa Bareksa memiliki posisi penting di kalangan milenial dan mengantisipasi pertumbuhan pendapatan mereka,” ujarnya.
Pangsa Pasar Reksa Dana Berdasarkan Jumlah Investor
Sumber : Riset CLSA
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.