Bursa Saham AS Rontok dan Harga Minyak Mentah Longsor, Apa Kata Donald Trump?
Indeks Dow Jones anjlok 4,15 persen, S&P turun 3,8 persen, dan harga minyak WTI longsor 2,1 persen
Indeks Dow Jones anjlok 4,15 persen, S&P turun 3,8 persen, dan harga minyak WTI longsor 2,1 persen
Bareksa.com - Ketakutan yang terjadi pada pasar saham awal pekan ini kembali muncul pada hari Kamis, 08 Februari 2018, setelah bursa saham Amerika Serikat kembali jatuh akibat kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga akan memperlambat laju pertumbuhan ekonomi.
Saham AS jatuh ke posisi terendah dua bulan setelah tertekan dalam sembilan hari terakhir, sehingga menghapus kenaikannya untuk tahun ini. Penurunan 3,8 persen pada indeks S&P 500 sejak 26 Januari lalu membuatnya telah turun lebih dari 10 persen. Sementara indeks Dow Jones merosot lebih dari 1.000 poin atau 4,15 persen.
Indeks Volatilitas Cboe (indikator ketakutan Wall Street) levelnya telah berada lebih dari dua kali lipat dibandingkan sepekan lalu. Sementara imbal hasil obligasi AS sepuluh tahun berfluktuasi di dekat level tertinggi empat tahun atau 2,88 persen.
Promo Terbaru di Bareksa
Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 2,01 persen atau hampir ke level rendah untuk tahun ini menyusul sebuah laporan yang menunjukkan catatan produksi dari lapangan AS.
Pelaku pasar terlihat cukup panik setelah ancaman inflasi kembali muncul dan imbal hasil obligasi yang lebih tinggi memicu ledakan volatilitas dan penurunan di pasar saham global yang semakin memanas.
Penurunan tajam pasar saham pada hari Senin dan Kamis dipicu oleh laporan pekerjaan bulanan di AS pekan lalu yang menunjukkan gaji pekerja meningkat dengan laju tercepat sejak 2009. Pertumbuhan upah yang lebih cepat kadang merupakan pertanda inflasi yang lebih tinggi.
Inflasi yang lebih tinggi akan memaksa The Fed untuk menaikkan tingkat suku bunga, sehingga membuat obligasi TMUBMUSD10Y (-0,04 persen) lebih menarik dibandingkan saham Dow Jones (-4,15 persen), S&P 500 (-3,75 persen) dan Nasdaq (-3,90 persen). Itu sebabnya banyak investor nampaknya sangat ingin mengurangi bobot portofolio saham mereka.
Sementara itu Presiden AS, Donald Trump, menganggapi penurunan yang terjadi pada pasar saham dengan mengatakan aksi jual di pasar saham adalah sebuah "kesalahan besar", karena semua pemberitaan tentang ekonomi AS "bagus", tapi mengapa investor justru mengkhawatirkannya, demikian seperti dikutip dari investing.com. (AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.