Meski IHSG Anjlok Terseret Dow Jones, Saham Ini Justru Diborong Asing
IHSG turun 1,7 persen atau minus 113 poin ke 6.476 pada pembukaan hari ini, 6 Februari 2018
IHSG turun 1,7 persen atau minus 113 poin ke 6.476 pada pembukaan hari ini, 6 Februari 2018
Bareksa.com - Pasar saham Indonesia tertekan pada pembukaan perdagangan hari ini, 6 Februari 2018, terseret sentimen dari bursa Amerika Serikat yang mencatat pelemahan terbesar dalam sejarah. Meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka turun hingga kembali menyentuh area 6.400-an, sejumlah saham justru diborong investor asing.
IHSG turun 1,7 persen atau minus 113 poin ke 6.476 pada pembukaan hari ini, dibandingkan dengan level penutupan kemarin 6.589. Meskipun IHSG sempat menyentuh titik terendah intraday di 6.463, indeks mengurangi penurunan dan kembali ke level 6.512 pada pukul 9:40 WIB.
Di Bursa Efek Indonesia hingga pukul 9:40 WIB, telah terjadi transaksi senilai Rp2,15 triliun dengan volume 3,59 miliar lembar saham. Investor asing tercatat melakukan jual bersih (net sell) Rp282,9 miliar hingga saat ini. (Baca juga Pertumbuhan Ekonomi Kuartal IV-2017 Capai 5,19 Persen, IHSG Berbalik Menguat)
Promo Terbaru di Bareksa
Sejumlah saham berkapitalisasi pasar besar mencatat penjualan investor asing terbesar dan berkontribusi pada penurunan IHSG. Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) terpantau anjlok 2,38 persen ke Rp3.690 dan saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) turun 1,25 persen ke Rp3.960. Net sell investor asing di saham BBRI tercatat sebesar Rp96,08 miliar dan di saham TLKM sebesar Rp37,26 miliar.
Di sisi lain, sejumlah saham terutama dari sektor tambang justru diserbu oleh investor asing meski mencatat penurunan harga. Saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) yang turun 0,4 persen ke Rp2.510 mencatat net buy asing Rp6,29 miliar dan saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang turun 2,87 persen ke Rp845 diborong asing Rp2,27 miliar. Selain itu, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang melemah 0,62 persen ke Rp8.075 justru dibeli asing Rp4,69 miliar.
Penurunan IHSG di pagi ini terseret sentimen indeks Dow Jones di Wall Street yang ditutup anjlok 4,6 persen atau 1.175 poin pada Senin 5 Februari 2018 waktu New York. Penurunan itu merupakan yang terbesar dalam sejarah, meskipun tidak ada sentimen terkait fundamental yang terjadi.
Penjualan besar-besaran di bursa saham AS menghapus penguatan indeks Dow Jones dan S&P500 sepanjang tahun ini, serta membuat indeks Nasdaq hampir keluar dari area positif pada 2018. (Baca juga Indeks Dow Jones dan S&P Berguguran, Apa Penyebabnya?)
Padahal, sebelumnya, Presiden AS Donald Trump memberikan pernyataan bahwa pemerintahannya berfokus pada fundamental ekonomi jangka panjang, yang masih sangat kuat. Pernyataan tersebut menyebutkan data pertumbuhan ekonomi yang menguat, tingkat pengangguran yang rendah, dan peningkatan upah bagi pekerja. (Lihat Pidato Donald Trump Bawa Sentimen Positif, IHSG Kembali Menguat ke Area 6.600)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.