Berita Hari Ini : 2 Menteri Teken Holding BUMN Migas, GIAA Bidik Laba Tahun Ini
WIKA upayakan pencairan pembiayaan kereta cepat, INDY bantah akan akuisisi saham DOID, Artajasa akan IPO di kuartal I
WIKA upayakan pencairan pembiayaan kereta cepat, INDY bantah akan akuisisi saham DOID, Artajasa akan IPO di kuartal I
Bareksa.com – Berikut ini adalah intisari perkembangan informasi penting di ekonomi, pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari berbagai laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia dan media, Rabu, 24Januari 2018 :
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA)
Badan usaha milik negara di bidang konstruksi, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) Ingin merealisasikan proyek kereta cepat atau high speed rail Jakarta - Bandung. Namun hingga kemarin, pendanaan dari China Development Bank (CDB) tak kunjung cair.
Promo Terbaru di Bareksa
Proyek kereta cepat yang digarap di bawah konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) ini memiliki nilai kontrak Rp15,68 triliun. KCIC baru meraih pendanaan US$700 juta dari CDB sejak April 2017. Untuk memastikan pencairan dana dari CDB, manajemen WIKA terbang ke Cina.
Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan Kementerian Perhubungan, Ahmad Bambang, menyatakan Direktur Utama WIKA, Bintang Perbowo, tengah menyambangi Cina untuk mengurus pinjaman bank tersebut.
PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID)
Northstar Pacific dikabarkan bakal melepas kepemilikannya atas saham PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID). Tiga calon investor disebut-sebut berminat terhadap 3,26 miliar atau setara 38,37 persen saham DOID yang saat ini dimiliki Northstar Tambang Persada Ltd, perpanjangan tangan private equity tersebut di Indonesia.
Ketiga calon investor tersebut adalah PT Indika Energy Tbk (INDY), PT Tiara Marga Trakindo dan perusahaan asal Tingkok. Namun ketika dikonfirmasi, Presiden Direktur INDY, Arsjad Rasjid, masih irit bicara soal rumor ini. "Tidak ada diskusi soal ini," katanya.
PT Artajasa Pembayaran Elektronis
PT Artajasa Pembayaran Elektronis (Artajasa), perusahaan pengelola ATM Bersama, berniat melakukan penggalangan dana dari pasar modal dengan melakukan pelepasan sebagian saham ke publik.
Direktur Penilaian Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Samsul Hidayat, mengatakan manajemen Artajasa sudah menyatakan minatnya untuk melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) yang akan dilakukan pada kuartal I tahun ini.
Holding BUMN Migas
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, sudah meneken Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) holding BUMN migas. RPP tersebut juga sudah diteken Menteri BUMN, Rini Soemarno.
Hal itu diungkapkan oleh Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN. Harry menambahkan RPP tersebut selanjutnya tinggal menunggu tanda tangan Presiden Joko Widodo (Jokowi), sehingga holding BUMN migas resmi terbentuk.
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) atau PGN untuk mengalihkan saham pemerintah sekitar 57 persen ke PT Pertamina (Persero) rencananya dilakukan pada 25 Januari 2018.
RUPSLB PGN itu kemudian disusul dengan penerbitan Peraturan Pemerintah (PP) holding BUMN migas dan akta inbreng yang juga diperkirakan pekan ini.
Selanjutnya, integrasi anak usaha Pertamina, PT Pertagas akan dicaplok oleh PGN karena memiliki bisnis serupa. Pencaplokan Pertagas ke PGN dilakukan pada Maret 2018 mendatang.
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA)
Maskapai pelat merah, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) menargetkan bisa meraih laba tahun ini hingga US$8,7 juta atau sekitar Rp115,9 miliar. Laba itu setelah tahun lalu, perseroan diperkirakan masih mencatatkan rugi.
Manajemen perseroan menyatakan akan terus melakukan efisiensi untuk memperbaiki keuangan. Beberapa program dicanangkan oleh GIAA antara lain Sky Beyond 3.5 yang salah satunya memanfaatkan kontribusi anak perusahaan untuk mendapatkan laba tahun ini.
Garuda mencatatkan rugi bersih US$222 juta atau setara Rp2,96 triliun pada periode Januari-September 2017, melonjak 404,5 persen dibandingan rugi bersih periode yang sama tahun sebelumnya US$44 juta. Rugi itu meskipun pendapatan perseroan naik jadi US$3,1 miliar di kuartal III 2017 dari sebelumnya US$2,8 miliar.
Sejatinya Garuda sudah membukukan laba US$61,9 juta di kuartal III 2017. Namun laba itu belum mampu menutup rugi di semester I 2017. (AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.