Kementerian BUMN Dorong Waskita Jual Saham Ruas Trans Jawa ke Jasa Marga
Kementerian BUMN ingin Jasa Marga menjadi operator tunggal di seluruh ruas tol Trans Jawa
Kementerian BUMN ingin Jasa Marga menjadi operator tunggal di seluruh ruas tol Trans Jawa
Bareksa.com – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendorong PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) menjual kepemilikan sahamnya di ruast tol Trans Jawa kepada PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR). Kementerian ingin Jasa Marga menjadi operator tunggal di seluruh ruas tol Trans Jawa.
Deputi Bidang Usaha Konstruksi, Sarana dan Prasarana Perhubungan Kementerian BUMN, Ahmad Bambang menuturkan, untuk menjadi operator tunggal di tol Trans Jawa, Jasa Marga harus menjadi pemegang saham mayoritas pada ruas tersebut. Karena itu, Kementerian BUMN mendorong Jasa Marga meningkatkan kepemilikan sahamnya pada ruas-ruas tol Trans Jawa yang kepemilikan saham Jasa Marga masih minoritas.
“Kita minta Waskita ruas saham ruas tol Trans Jawanya ke Jasa Marga,” kata dia di Jakarta, Senin, 22 Januari 2018. (Baca : BTMU Danai Proyek KAI dan Waskita Karya)
Promo Terbaru di Bareksa
Sebenarnya, lanjut Bambang, Jasa Marga dan Waskita telah sepakat terkait dengan harga penjualan saham Waskita. Tetapi, Jasa Marga menunggu waktu yang tepat untuk merealisasikan akuisisi saham ruas tol tersebut.
Tertudanya akuisisi ruas tol Waskita kepada Jasa Marga karena tahun lalu, Jasa Marga tengah mempersiapkan penerbitan obligasi berdenominasi rupiah (Komodo Bond). Jasa Marga perlu mempercantik laporan keuangannya untuk diperlihatkan kepada calon investor. (Lihat : Kinerja Keuangan BUMN Konstruksi 2017 : WSKT Tumbuh Tertinggi, WIKA Melandai)
Perjanjian Jual Beli
Bambang melanjutkan, yang penting saat ini adalah Waskita dan Jasa Marga segera melakukan perjanjian jual beli bersyarat (conditional sales and purchare agreement/CSPA) dalam waktu dekat. Dia mempersilahkan apabila ada perusahaan lain yang ingin ikut menjadi pemegang saham tol Trans Jawa, tetapi porsi sahamnya minoritas.
Direktur Keuangan Waskita Karya, Tunggul Rajagukguk, menjelaskan saat ini terdapat dua perusahaan yang serius berminat membeli saham perseroan di ruas tol Trans Jawa. Kedua perusahaan tersebut adalah Jasa Marga dan PT Astratel Nusantara. (Baca : Emiten Konstruksi Masih Ekspansif di 2018, ADHI dan PTPP Dinilai Paling Menarik)
“Sebenarnya selain dua perusahaan tersebut banyak yang berminat, tetapi ketika bicara financingnya, belum terlalu yakin,” katanya.
Tunggul menargetkan divestasi saham di 10 ruas tol perseroan dapat tuntas pada akhir semester I 2018. Dia mengungkapkan opsi yang paling memungkinkan dalam divestasi ruas tolnya adalah dengan menjualnya satu per satu. (Lihat : Saham Bangkit, Simak Perbedaan Skema Pembayaran dan Turnkey 4 BUMN Konstruksi)
Ruas Tol Becakayu
Di samping saham di ruas tol Trans Jawa, dua pihak saat ini sudah menyatakan minatnya mengakuisisi saham Waskita di ruas tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu). Dua pihak tersebut merupakan perusahaan asing.
Satu perusahaan yang berminat mengakusisi saham Waskita di Tol Becakayu adalah perusahaan asal Cina. Sementara satu pihak lainnya adalah konsorsium antara perusahaan lokal dengan perusahaan asal Korea Selatan, yakni Posco.
“Perusahaan lokal yang mengajak Posco membentuk konsorsium tidak terlalu terkenal di industri,” katanya. (Baca : Melonjak 9 - 15 Persen dalam 4 Hari, Saham Sektor Konstruksi Mulai Bangkit?)
Pihak konsorsium perusahaan lokal dan Posco sudah serius ingin menjadi pemilik tol Becakayu. Tetapi transaksi akan terealisasi setelah proses penjajakan (due dilligence) tuntas.
Tunggul mengatakan dalam pembicaraan Waskita dengan konsorsium tersebut, harga telah disepekati. Namun, konsorsium perlu meneyelesaikan proses due dilligence terlebih dahulu sebelum menuntaskan transaksi.
“Mereka bilang mau menuntaskan dulu due dilligence, karena apakah bayangan mereka tentang tol Becakayu sesuai dengan kenyataan,” ungkap Tunggul. (AM) (Lihat : Saham BUMN di Tiga Sektor Berpotensi Bukukan Kinerja Positif Tahun Ini)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.