BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Laba Bank BNI 2017 Capai Rp13,62 Triliun, Pertumbuhan Melambat

18 Januari 2018
Tags:
Laba Bank BNI 2017 Capai Rp13,62 Triliun, Pertumbuhan Melambat
Nasabah menggunakan mesin ATM di BNI Layanan Gerak. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Pada tahun 2016, laba Bank BNI tumbuh cukup kencang atau setara dengan 25,1 persen

Bareksa.com – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) menjadi bank pertama yang merilis hasil kinerjanya sepanjang 2017. Pada tahun lalu, laba Bank BNI mencapai Rp13,62 triliun atau tumbuh 20,1 persen dibandingkan Rp11,34 triliun yang dibukukan 2016.

Meski membukukan laba tertinggi sepanjang sejarah, kenyataannya pertumbuhan laba BNI mengalami perlambatan. Pada 2016 lalu, catatan laba BNI tumbuh cukup kencang atau setara dengan 25,1 persen dari perolehan laba 2015 Rp9,07 triliun.

Meski begitu, manajemen BNI mengakui, pencapaian laba pada 2017 merupakan hasil perbaikan kualitas aset dan perkembangan bisnis pada segmen business banking dan consumer banking. “BNI mampu membukukan pertumbuhan laba lebih besar dari industri perbankan yang berkisar 16,5 persen,” kata Direktur Utama BNI Achmad Baiquni di Jakarta, Rabu, 17 Januari 2018.

Promo Terbaru di Bareksa

Perbaikan kualitas aset BNI terlihat dari level kredit bermasalah (non performing loan/NPL) yang menjadi 2,3 persen dari sebelumnya 3 persen. Cost to income ratio BNI juga turun dari 44 persen menjadi hanya 43,9 persen. (Baca juga Bank BNI Target Kredit Tumbuh 17 Persen Pada 2018)

Catatan itu pun membuat beban provisi kredit BNI menjadi hanya Rp7,13 triliun atau turun 9,3 persen dari sebelumnya Rp7,85 triliun. Tapi sayang, beban operasional BNI naik menjadi Rp20,86 triliun dari periode akhir 2016 Rp19,22 triliun.

Grafik: Pertumbuhan Laba BNI Sejak 2010

Illustration

Sumber: Laporan tahunan BNI, diolah Bareksa

Di sisi lain, Cadangan Kerugian Penyusutan Nilai (CKPN) juga tetap terjaga dengan baik dengan tingkat coverage ratio naik dari 146 persen pada 2016 menjadi 148 persen per akhir 2017. Hal ini juga berdampak pada tingkat kecukupan permodalan atau capital adequacy ratio (CAR) yang tetap terjaga baik pada level 18,5 persen sebagai fundamental yang kuat. “Jadi dapat disimpulkan bahwa kredit BNI secara umum tetap mampu tumbuh secara berkualitas,” imbuh Baiquni.

Secara umum, bisnis BNI memang lebih baik ketimbang industri perbankan nasional. Hal ini terlihat dari total kredit sebesar Rp441,31 triliun yang berhasil dibukukan oleh BNI pada akhir 2017. Hingga akhir 2017, pertumbuhan kredit industri perbankan tanah air hanya diperkirakan naik 8,2 persen. (Lihat Pendapatan Bunga Melambat, Begini Strategi BNI Jaga Pertumbuhan Laba 2017)

Baiquni menjelaskan, total kredit BNI itu, sebesar Rp345,50 triliun atau 78,3 persen tersalur ke segmen business banking, sedangkan sebesar Rp71,4 triliun atau 16,2 persen dari total kredit disalurkan ke segmen consumber banking. Selebihnya, Rp24,37 triliun atau 5,5 persen dari total kredit disalurkan melalui perusahaan-perusahaan anak.

Tabel: Rasio Bisnis BNI (dalam %)

Illustration

Sumber: Keterangan BNI

Di sisi lain, tahun 2017 menjadi tahun pertama BNI berhasil mencatatkan total aset melampaui Rp700 triliun, tepatnya Rp709,33 triliun atau tumbuh 17,6 persen dibandingkan akhir tahun 2016 yang masih mencapai Rp603,03 triliun. Baiquni menuturkan, pertumbuhan aset BNI ini terutama ditopang oleh dana pihak ketiga (DPK) yang mencapai Rp516,1 triliun pada akhir tahun 2017 atau naik 18,5 persen (yoy) dibandingkan tahun 2016. Pertumbuhan DPK tersebut melebihi pertumbuhan DPK industri perbankan yang diperkirakan 11 persen (yoy). Pada tahun 2017, BNI pun mampu mempertahankan rasio CASA pada posisi 63 persen yang menandakan bahwa mayoritas DPK BNI merupakan dana murah.

(Baca juga BNI Terima Laba Rp3,75 T Dari Bisnis Tresuri, Internasional, dan DPLK)

Penghimpunan dana murah yang berhasil dicapai oleh BNI tidak terlepas dari berbagai upaya yang dilakukan, yakni meliputi optimalisasi produktivitas outlet, meningkatkan fitur-fitur layanan pada e-channel, memperkuat hubungan baik dengan nasabah institusi, serta pengembangan branchless banking (layanan bank tanpa melalui outlet) melalui peningkatan jumlah agen-agen Laku Pandai BNI atau Agen46. BNI di akhir 2017 memiliki 69.859 Agen46, meningkat 38.999 agen dibandingkan akhir tahun 2016. (hm)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.385,6

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,56

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.085,51

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua