BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Empat Perusahaan Dalam Pipeline BEI, LCK Global Pertama Listing Pada 2018

16 Januari 2018
Tags:
Empat Perusahaan Dalam Pipeline BEI, LCK Global Pertama Listing Pada 2018
Refleksi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/12). Menjelang libur Natal 2017 dan Tahun Baru 2018, IHSG mencatat rekor baru yaitu ke posisi 6.221,01 naik 37,52 poin atau 0,61 persen. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Keempat perusahaan tersebut berasal dari sektor perdagangan, energi dan perbankan

Bareksa.com – Bursa Efek Indonesia mencatat empat perusahaan mengantre untuk melangsungkan penawaran umum perdana (initial public offering/ IPO) saham kuartal I tahun ini. Keempat perusahaan tersebut bergerak di sektor yang beragam.

Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia, Samsul Hidayat menjelaskan, keempat perusahaan dalam pipeline tersebut berasal dari beberapa sektor, di antaranya adalah perdagangan, energi dan perbankan. Keempat perusahaan tersebut menggunakan laporan keuangan periode September untuk melakukan IPO saham.

Satu di antara empat perusahaan tersebut adalah anak usaha PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN), yakni PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Syariah. Di antara keempat perusahaan tersebut, BTPN Syariah diperkirakan bakal menjadi perusahaan dengan nilai emisi terbesar.

Promo Terbaru di Bareksa

“Ada beberapa lagi yang memasukkan registrasi sekitar tiga perusahaan,” terang Samsul di Jakarta, Selasa, 16 Januari 2018.

Sementara itu, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia mengaku telah mendapatkan mandat untuk menjadi penjamin emisi (underwriter) dua perusahaan yang akan melakukan IPO saham tahun ini. Masing-masing perusahaan menggunakan buku September dan Desember untuk go public.

Associate Director-Head of Investment Banking Mirae Sekuritas, Mukti Wibowo Kamihadi menjelaskan, kedua perusahaan yang ditangani perseroan merupakan perusahaan lokal. Keduanya berencana melepas sekitar 30-40 persen saham dari modal disetor ke publik.

“Satu perusahaan mengincar dana kurang lebih sekitar Rp100 miliar,” kata Mukti.

Sedangkan satu perusahaan lagi, yang menggunakan buku Desember, diperkirakan bakal menggalang dana melalui IPO saham lebih besar dari Rp100 miliar.

Oversubscribed

Menurut Mukti, setelah terjadi pergantian pemegang saham, Mirae Sekuritas memang berencana lebih agresif menjadi penjamin emisi. Tahun ini perseroan menargetkan dapat menangani sebanyak 4-5 perusahaan yang melangsungkan IPO saham.

PT LCK Global Kedaton Tbk (LCKM) merupakan perusahaan pertama yang ditangani Mirae Sekuritas untuk IPO saham usai mengalami peralihan pemegang saham utama. LCK Global resmi mencatatkan sahamnya di BEI hari ini, Selasa, 16 Januari 2018. (Baca Meski Selasar BEI Ambruk, LCKM Tetap Jadi Emiten IPO Pertama di Tahun 2018)

LCK Global merupakan perusahan di bidang jasa konstruksi telekomunikasi. Perseroan melepas 200 juta saham baru ke publik atau setara 20 persen dari modal disetor. Harga pelaksanaan saham LCKM sebesar Rp208 per saham, sehingga total LCK Global meraih dana Rp41,6 miliar saat go public.

Usai dicatatkan, harga saham LCKM melesat menguat hingga 50 persen ke harga Rp312 per saham. Frekuensi perdagangan saham LCKM terjadi sebanyak 29 kali dengan nilai sebesar Rp130 juta.

Direktur Utama LCK Global, Lim Kah Hock menjelaskan, perseroan akan menggunakan 97 persen dana IPO saham untuk modal kerja, sedangkan sisanya 3 persen akan digunakan untuk pembiayaan research and development serta pelatihan.

Saat melangsungkan masa penawarawn pada 3-9 Januari dan penjatahan pada 11 Januari 2018, saham LCK Global tercatat mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 325 kali.

Hingga Juni 2017, LCK Global meraih pendapatan sebesar Rp36,64 miliar, meningkat 381 persen dibandingkan dengan perolehan sepanjang 2016 sebesar Rp7,62 miliar. Secara rata0rata tahunan (CAGR) sejak 2014 hingga Juni 2017, pendapatan perseroan tumbuh sebesar 212,36 persen.

Perolehan pendapatan perseroan pada semester I tahun lalu ikut mendongkrak laba bersihnya hingga mencapai Rp4,34 miliar, tumbuh signifikan dibandingkan laba bersih akhir tahun 2016. (hm)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua