Bahana Prediksi IHSG Bakal Tembus 7000, Unggulkan Delapan Saham Ini
Tahun ini pasar akan mencari keseimbangan antara stabilitas makro ekonomi yang terjaga dengan beberapa faktor risiko
Tahun ini pasar akan mencari keseimbangan antara stabilitas makro ekonomi yang terjaga dengan beberapa faktor risiko
Bareksa.com - Penutupan perdagangan bursa saham Indonesia akhir tahun lalu, menorehkan prestasi gemilang. Pasalnya indeks harga saham gabungan (IHSG) mencatat rekor baru yakni bertengger di level 6.355,65. Pencapaian ini sejalan dengan perkiraan Bahana Sekuritas yang sejak awal tahun lalu memperkirakan indeks akan berada di kisaran 6.300.
Menurut catatan Bahana, perbaikan makro ekonomi yang tercermin pada nilai tukar rupiah yang relatif stabil, diiringi dengan penurunan suku bunga acuan serta fiskal yang terjaga menjadi salah satu faktor yang membuat indeks melaju cukup kencang menjelang akhir 2017. Ditambah lagi, berlanjutnya pembangunan infrastruktur serta harga komoditas yang stabil naik termasuk harga batu bara. (Baca : Sepanjang Pekan Lalu Menguat 0,26 Persen, Bagaimana Prospek IHSG Pekan Ini?)
Memasuki 2018, Kepala Riset dan Strategi Bahana Sekuritas Andri Ngaserin memaparkan pasar saham Indonesia akan mencari keseimbangan meski untuk jangka menengah dan panjang, perusahaan sekuritas milik negara ini menilai pasar saham Indonesia sangat optimis karena dukungan bonus demografi serta pemerintah masih akan melanjutkan reformasi struktural.
Promo Terbaru di Bareksa
''Tahun ini pasar akan mencari keseimbangan antara stabilitas makro ekonomi yang terjaga dengan beberapa faktor risiko yang membayangi yakni tren kenaikan harga minyak dunia, perhelatan Pilkada serentak di dalam negeri serta kebijakan investasi pemerintah Cina,'' kata Andri, dalam risetnya yang dipublikasi akhir pekan lalu. (Lihat : Market Standard Repo Bisa Memperdalam Pasar Surat Utang, Ini Penjelasannya)
Faktor Risiko Tahun Ini
Beberapa faktor risiko yang menjadi perhatian investor tahun ini. Di antaranya kebijakan pemerintah Cina yang ingin mengurangi investasi langsungnya di luar negeri dalam waktu dekat termasuk di ASEAN. Ini bisa berakibat pada perlambatan ekonomi domestik. Pasalnya, investasi menjadi salah satu pendorong perekonomian Indonesia. (Baca : Harga Minyak Terus Naik Tembus US$70 per Barel, Ini Dampaknya ke APBN 2018)
Selanjutnya, tren kenaikan harga minyak dunia yang saat ini berada pada kisaran US$66 per barel, lebih tinggi dari asumsi harga minyak dunia yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 sebesar US$48 per barel.
Hal ini akan berpengaruh terhadap defisit transaksi berjalan bila tidak ada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi atau bakal menimbulkan inflasi bila harga BBM subsidi naik. (Lihat : Didukung Penguatan Bursa Global, IHSG Diperkirakan Masih Bergerak Positif)
Kondisi politik di dalam negeri yang akan menghadapi Pilkada serentak serta Pilpres 2019, akan menjadi faktor penentu bagi investor khususnya saat proses Pilkada sedang berlangsung hingga hasil akhirnya. Bila semuanya berjalan transparan dan hasil akhirnya sesuai dengan ekspektasi pasar, maka akan membawa dampak positif. (Baca : Bidik Dana Besar, BEI Sarankan Go-Jek Dual Listing di AS dan Indonesia)
Sentimen Positif Tahun ini
Hal positif yang akan mewarnai pasar dan perekonomian sepanjang 2018 di antaranya berlanjutnya belanja infrastruktur dan dana subsidi untuk sosial serta dana - dana kampanye yang biasanya meningkat menjelang Pilkada serta Pilpres akan meningkatkan konsumsi masyarakat. Ditambah lagi harga komoditas global yang stabil meningkat khususnya harga batu bara akan memberi multiplier effect terhadap perekonomian. (Lihat : Sepekan Pertama 2018 Asing Masuk Rp1,98T di Saham, Faktor Apa Saja Pendorongnya?)
''Dengan melihat beberapa faktor positif dan risiko yang perlu dicermati, indeks diperkirakan tidak akan banyak bergerak pada semester pertama tahun ini, namun pada semester kedua baru akan terlihat pergerakan yang berarti tergantung pada proses dan hasil Pilkada serta menanti langkah yang akan diambil pemerintah untuk menyelamatkan anggaran 2018," ungkap Andri.
Target IHSG di 7.000
Bahana memperkirakan indeks akan berada pada kisaran 7.000 sepanjang 2018. Dengan mempertimbangkan berbagai risiko dan faktor positif tersebut, kata Andri, Bahana merekomendasikan delapan saham unggulan. (Baca : Schroders : Banyak Katalis Positif, Investor Asing Akan Kembali Ramaikan IHSG)
Delapan saham unggulan tahun ini di antaranya;
1. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) target harga Rp8.500 per saham.
2. PT United Tractors Tbk (UNTR) target harga Rp39.700 per saham
3. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) target harga Rp11.600 per saham.
4. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) target harga Rp2.174 per saham.
5. PT Waskita Karya Tbk (WSKT) target harga Rp3.500 per saham
6. PT Indofood CBP Tbk (ICBP) target harga Rp10.600 per saham.
7. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) target harga Rp10.000 per saham.
8. PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) target harga Rp1.700 per saham.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.