PT Kelola Mina Laut Bakal IPO Tahun Ini, Klaim Punya Aset Rp1 Triliun
Dana hasil IPO akan digunakan untuk ekspansi
Dana hasil IPO akan digunakan untuk ekspansi
Bareksa.com – PT Kelola Mina Laut, perusahaan konsumer di sektor pengolahan hasil laut, berencana melangsungkan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun ini. Perseroan bakal menggunakan kinerja keuangan tahun buku Desember 2017 untuk melangsungkan rencana tersebut.
Presiden Direktur Kelola Mina Laut (KML), Mohammad Nadjikh, menuturkan salah satu tujuan perseroan go public adalah untuk melakukan ekspansi. Sejak pertama didirikan pada 1994, dia ingin perusahaan yang dirintisnya tersebut semakin berkembang.
“Nilai aset KML itu di atas Rp1 triliun,” ujarnya di Jakarta, Rabu, 10 Januari 2018. (Baca : Sejak IPO, Saham Gudang Garam Telah Beri Keuntungan Hingga 4.757 Persen)
Promo Terbaru di Bareksa
Dia melanjutkan pada dasarnya perseroan akan menggunakan dana hasil penggalangan dana IPO saham untuk ekspansi. Namun, perseroan akan mengkaji lebih jauh skenario terbaik saat melakukan IPO.
Hingga saat ini, KML masih belum memilih perusahaan sekuritas yang akan menjadi penjamin emisi (underwriter) aksi tersebut. Nadjikh mengatakan sudah terdapat beberapa perusahaan sekuritas yang menawarkan diri menjadi underwriter, tetapi perseroan belum memutuskan. (Lihat : Recapital Asset : IHSG Bisa Tembus Rekor Baru 6.650 Tahun Ini)
KML merupakan anak usaha dari KML Grup. KML memiliki memiliki sebanyak 25 pabrik pengolahan makanan laut (seafood) yang tersebar di berbagai tempat di Indonesia.
Ekspor Olahan Hasil Laut
Perseroan mengolah dan mengekspor hasil laut, di antaranya, ikan teri, tuna, kakap merah, gurita, tenggiri, rajungan dan udang. Kemudian, KML juga memproduksi bakso seafood. “Kita merupakan industri makanan olahan seafood terbesar,” ujarnya. (Baca : Manisnya Keuntungan Saham Rokok Ini Melonjak 970 Kali Lipat Sejak IPO)
Sejumlah merek makanan perseroan di pasaran di antaranya adalah Daitsabu, Minaku dan Minakita. Perseroan mengekspor sekitar 85 persen dari total produksinya. Tetapi Nadjikh memastikan seluruh produk yang diekspor perseroan memiliki value added.
Perseroan mengekspor olahan makanan siap makan. Produk-produk KML paling besar diekspor ke Amerika Serikat (AS), Eropa, Jepang dan Asia Tenggara. Untuk pasar AS, KML mengekspor produk-produk hasil perikanan seperti rajungan, tuna, udah dan kakap merah.
Nadjikh mengungkapkan perseroan bakal mengembangkan bisnis dari berbagai lini. KML akan berekspansi tegantung waktunya. (Lihat : Ranking 6 Pertumbuhan Tertinggi di Dunia, Ini Detail Kinerja IHSG Sepanjang 2017)
Pasokan Ikan Melimpah
Saat ini pasokan ikan banyak tersedia di perairan Indonesia, tinggal bagaimana nelayan Indonesia mendapatkan sumber daya laut tersebut sebanyak-banyaknya. Apabila bahan baku sudah ada, maka perseroan tinggal mengelola.
KML menargetkan memiliki 35 kapal hingga akhir tahun ini. Sehingga, KML menargetkan dapat menambah sebanyak 15 kapal baru pada 2018. Perseroan akan menggunakan dana internal dan pinjaman perbankan untuk melakukan ekspansi. (Baca : Jokowi Tutup Perdagangan Pasar Modal 2017, IHSG Ditutup Tembus Rekor Baru 6.355)
Menurut Nadjikh, KML merupakan salah satu unit usaha perseroan dalam KML Group. Perseroan memilih untuk mencatatkan saham salah satu unit usahanya di BEI untuk mengetes pasar.
“Itu KML saja, bukan yang besar dalam grup, kita punya banyak perusahaan,” jelasnya. (Lihat : Minat Perusahaan Digital untuk IPO Mulai Ramai)
Pakai Buku Desember
KML akan menggunakan buku Desember 2017 untuk melakukan IPO saham. Perseroan sedang menantikan waktu yang tepat unutk go pulic, tetapi kemungkinan bakal berlangsung semesar I 2018. (Baca : IHSG Meroket, 10 Saham Ini Justru Anjlok Paling Dalam Sepanjang 2017)
Perseroan tidak menutup kemungkinan apabila ada strategic partner yang ingin memiliki saham perseroan. “Kita kombinasi bagaimana yang paling bagus. Kita tidak menutup kemungkinan, yang penting win-win solution dan kita bisa mengembangkan usaha ini sama-sama ke depan,” tutur Nadjikh. (AM) (Lihat : Pasar Modal 2017 : Membawa Startup Go Public)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.