Bos PPRO Optimis Industri Properti Membaik di 2018
Direktur Utama PT PP Property Tbk (PPRO) Taufik Hidayat melihat sentimen positif pertumbuhan ekonomi pendukung industri
Direktur Utama PT PP Property Tbk (PPRO) Taufik Hidayat melihat sentimen positif pertumbuhan ekonomi pendukung industri
Bareksa.com - Industri properti diperkirakan bisa tumbuh lebih baik di 2018 dibandingkan dengan pertumbuhan di sepanjang 2017. Kondisi tersebut akan didukung oleh sentimen positif seperti membaiknya laju pertumbuhan ekonomi, didapatkanya peringkat layak investasi dari lembaga pemeringkat dunia, hingga tingkat inflasi yang bergerak cukup terkendali.
Direktur Utama PT PP Property Tbk (PPRO) Taufik Hidayat mengatakan sejauh ini tingkat inflasi bergerak cukup terkendali dan Indonesia berhasil mendapat peringkat layak investasi atau investment grade. Kondisi ini dinilai memberi efek positif terhadap pertumbuhan bisnis di industri properti di sepanjang 2018.
"Inflasi terkendali di 2017. Indonesia juga mendapatkan layak investasi dan hal itu dampaknya akan terlihat di 2018 dengan investasi asing yang masuk. Nantinya industri properti akan lebih tinggi dibandingkan dengan di 2017," kata Taufik, di Jakarta, Senin, 8 Januari 2018.
Promo Terbaru di Bareksa
Ia tidak menampik di sepanjang 2017 situasi dan kondisi ekonomi Indonesia diwarnai oleh pergerakan ekonomi global terutama dari ekonomi Amerika Serikat (AS) lantaran ada pemerintahan baru dan ekonomi Tiongkok yang mengalami perlambatan. Hal tersebut dinilai akan memberikan efek terhadap ekonomi dalam negeri.
"Keduanya ketika turun akan memengaruhi kondisi dalam negeri khususnya bisnis properti kelas atas. Dua negara ini yaitu Amerika Serikat dan Tiongkok merupakan tujuan ekspor terbesar Indonesia sehingga keduanya ketika turun akan memengaruhi kondisi dalam negeri khususnya bisnis properti kelas atas," kata Taufik Hidayat.
Selain itu, hal tersebut juga bisa dilihat dari persewaan kantor di jalan utama di Jakarta turun, sewa hotel bintang lima melemah, dan apartemen kelas atas relatif mengalami penurunan. Di sisi lain, pertumbuhan akan terjadi di kelas menengah dan kelas bawah sehingga perlu ada penyesuaian agar aktivitas bisnis di industri properti bisa terus membaik.
"Tapi justru di kelas menengah dan bawah itu backlog dan di situ sekitar 10 juta sampai 11 juta di kelas bawah dan menengah," tuturnya.
Lebih lanjut, tambahnya, PP Property meyakini bisa terus tumbuh positif di 2017 dan di 2018. Pasalnya, pihaknya menyasar segmen kelas menengah dan kelas bawah. "Di PP Property kami menyasar kelas menengah dan fokus kepada lokasi point interest yang bagus untuk kelas menengah baik di kampus atau kawasan industri," ujarnya.
Ia berterima kasih dengan sejumlah upaya pemerintah yang gencar membangun infrastruktur di Tanah Air. Pasalnya, dengan pemerintah gencar mendorong pembangunan infrastruktur maka infrastruktur bisa terbangun dan menjawab berbagai macam persoalan yang ada sekarang ini.
"Kita juga disegarkan dengan rencana pertumbuhan ekonomi nasional menjadi 5,4 persen di 2018 dibandingkan dengan di tahun ini yang relatif datar di 5,1 persen. Lalu, infrastruktur yang tumbuh merupakan vitamin bagi pelaku industri properti dan nantinya kondisi ini akan bagus bagi industri properti di 2018," pungkasnya.
Berkaitan dengan kinerja perusahaan, PP Property mencatat penjualan pemasaran (marketing sales) menembus angka Rp3 triliun atau tumbuh 21 persen dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan pemasaran ini mendorong peningkatan laba bersih perseroan di 2017 yang mencapai Rp440 miliar. (Baca juga Rasio Keuangan PP Properti Positif, Saham PPRO Masih Negatif)
Perseroan juga yakin, arus kas operasi untuk tahun 2017 akan positif sekitar Rp70 miliar, angka ini jauh lebih baik dari periode yang sama tahun lalu sebesar minus Rp185 miliar. (Baca : Target 2018 PP Properti dan Sisa Kejayaan Saham PPRO)
(K03)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.