BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Recapital Asset : IHSG Bisa Tembus Rekor Baru 6.650 Tahun Ini

08 Januari 2018
Tags:
Recapital Asset : IHSG Bisa Tembus Rekor Baru 6.650 Tahun Ini
Refleksi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/12). Menjelang libur Natal 2017 dan Tahun Baru 2018, IHSG mencatat rekor baru yaitu ke posisi 6.221,01 naik 37,52 poin atau 0,61 persen. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Ekonomi diperkirakan tumbuh 5,2 persen tahun ini

Bareksa.com – Setelah pada dua hari pertama di 2018 bergerak melemah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mulai menguat pada Kamis, 4 Januari 2018. IHSG menutup hari perdagangan pada level 6.292,32 atau naik 0,65 persen dari posisi Rabu, 3 Januari 2018 pada level 6.251,48.

Pada Jumat, 5 Januari 2018, IHSG dalam posisi menguat. Hingga pukul 15:39 WIB, IHSG bercokol di level 6.330,46 atau naik 0,61 persen dari hari sebelumnya. (Baca : Menguat Tipis, IHSG Ditekan Sektor Keuangan dan Ditopang Sektor Tambang)

Volatilitas IHSG sejauh ini mulai menggugah para analis untuk memproyeksikan pergerakkan setahun ke depan. Salah satunya dari PT Recapital Asset Management. Melalui riset yang dirilis Analis Recapital Asset Kiswoyo Adi Joe menjelaskan IHSG adalah gambaran kondisi ekonomi Indonesia selama enam bulan ke depan. (Lihat : Manisnya Keuntungan Saham Rokok Ini Melonjak 970 Kali Lipat Sejak IPO)

Promo Terbaru di Bareksa

“Hal ini bisa tercermin dari gerakan IHSG saat ini. Jika orang orang yakin akan kondisi ekonomi selama enam bulan ke depan akan naik atau positif maka orang orang akan mulai membeli saham dalam jumlah besar yang secara otomatis akan membuat IHSG naik tinggi,” tulis Kiswoyo.

Sebaliknya, kata Kiswoyo, jika orang orang tidak yakin akan kondisi ekonomi Indonesia ke depannya, maka orang orang tidak akan membeli saham bahkan malah menjual seluruh saham yang ada sehingga akan menyebabkan IHSG turun.

“Kami melihatnya kondisi ekonomi Indonesia akan tumbuh hingga ke level 5,2 persen pada 2018 ini. Hal ini bisa terlihat dari kondisi IHSG. Di mana IHSG ditutup pada akhir 2016 di level 5.296. Kemudian IHSG tahun 2017 di tutup pada level tertinggi sepanjang masanya saat itu di level 6.355. Yang berarti IHSG selama tahun 2017 sudah naik sebesar 19,99 persen,” tambahnya. (Baca : Tiga Saham Bank Ini Banyak Diborong Asing Topang IHSG)

Sayangnya pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga di kuartal 3 tahun 2017 hanya tumbuh 5,06 persen dari level sebelumnya di 5,01 persen. Menurut Kiswoyo, catatan itu masih tergolong rendah dibandingkan dengan pertumbuhan IHSG di tahun 2017.

"Kami melihat IHSG di tahun 2018 bisa membuat new high baru hingga ke level 6.650," tulis Kiswoyo. (Lihat : Ditutup Menguat 0,97 Persen, IHSG Berpotensi Lanjutkan Penguatan)

Pergerakkan IHSG Sepanjang Tahun 2017

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Kiswoyo menjelaskan, Recapital Asset melihat tahun ini peluang pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tumbuh hingga 5,2 persen bisa terjadi, jika IHSG hingga akhir tahun bisa bertahan di atas level 6.150. (Baca : Tertekan Penurunan Saham Big Caps, Bagaimana Prospek IHSG?)

Maximize Value To Share Holders kenaikan IHSG tidak akan berlangsung terus menerus tetapi akan ada koreksi di sela-sela kenaikan IHSG. Secara tren IHSG sedang naik. Sehingga setiap kali ada koreksi besar yang terjadi di IHSG akan menjadi peluang beli,” ujar dia.

Recapital Asset juga melihat asing akan kembali masuk ke bursa saham Indonesia dengan mengurangi pembelian obligasi Indonesia. Karena biasanya di awal tahun asing akan kembali mengejar peluang return/yield yang tinggi lebih dahulu. (Lihat : Bagaimana Outlook Reksa Dana di Tahun Politik 2018?)

“Barulah setelah memperoleh keuntungan yang cukup tinggi, menjelang pertengahan tahun asing akan mengamankan sebagian keuntungan mereka dengan profit taking/menjual sebagian portofolio saham mereka dan mengalihkannya ke instrumen investasi yang lebih stabil/resiko kecil seperti obligasi,” imbuh Kiswoyo.

Hal itu pun, lanjut Kiswoyo, sudah terlihat dengan sangat jelas di tahun 2017. (Baca : IHSG Meroket di Awal Tahun, Selalu Didorong Kenaikan Sektor Konsumer?)

“Sehingga kami melihatnya akan terjadi lagi di tahun 2018 ini. Untuk saham yang layak beli adalah ASII, TLKM, ROTI, LSIP, BWPT, GZCO, ADHI, PTPP, WSKT, WIKA, MNCN, SCMA. (Lihat : Hari Pertama Perdagangan 2018: Dua Saham Ini Langsung Sentuh Batas Atas)

Saham yang layak untuk di beli tetapi harus menunggu koreksi terlebih dahulu adalah BBCA, BBNI, BBRI, BMRI, UNVR, INDF, ICBP,” ungkapnya. (AM) (Baca : Ranking 6 Pertumbuhan Tertinggi di Dunia, Ini Detail Kinerja IHSG Sepanjang 2017)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua