Harga Batu Bara Acuan Naik, Adakah Korelasi dengan Lonjakan Saham DOID?
Hingga pukul 14.05 WIB saham DOID melonjak signifikan hingga 12,7 persen
Hingga pukul 14.05 WIB saham DOID melonjak signifikan hingga 12,7 persen
Bareksa.com - Sejumlah saham emiten tambang batu bara pada perdagangan hari ini, Senin 8 Januari 2018 menunjukkan lonjakan cukup signifikan, seiring dengan sentimen harga komoditas tersebut meningkat di dalam negeri.
Berdasarkan pengumuman Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, harga batu bara acuan (HBA) bulan Januari 2018 untuk penjualan langsung (spot) pada titik serah penjualan secara free on board di atas kapal pengangkut (FOB vessel) adalah US$95,5 per ton. (Baca : Menguat Tipis, IHSG Ditekan Sektor Keuangan dan Ditopang Sektor Tambang)
Harga yang menjadi acuan untuk batu bara yang akan diekspor maupun digunakan di dalam negeri tersebut naik 1 persen dibandingkan harga di bulan sebelumnya. Peningkatan harga ini merupakan kelanjutan uptrend HBA selama delapan bulan berturut-turut.
Promo Terbaru di Bareksa
Historikal HBA Sepanjang 2017 – 2018 (US$/ton)
Sumber : Minerba ESDM, diolah Bareksa
Mulai menguatnya harga komoditas tersebut menjadi sentimen positif bagi pergerakan harga saham perusahaan yang bergerak di bidang batu bara. Hingga pukul 14.05 WIB hari ini, harga saham PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) naik 1,53 persen menjadi Rp2.650, dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) naik 1,5 persen menjadi Rp2.020 per saham. (Lihat : Harga Saham Pertambangan Kembali Memerah, Kenapa?)
Selain itu, saham PT Indo Tambang Raya Megah (ITMG) naik 6,6 persen menjadi Rp22.475, dan PT Harum Energy Tbk (HRUM) naik 1,7 persen. Pada saat yang sama, saham penyedia jasa pertambangan PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) juga melonjak 12 persen ke level Rp880 per saham.
Pergerakan Harga Saham Batu Bara Secara Intraday 8 Januari 2018
Sumber : Bareksa.com
Adakah Korelasi HBA dengan Pendapatan Usaha DOID?
Mengacu pada grafik tersebut, kenaikan saham DOID pada hari ini menjadi yang paling tinggi dibandingkan saham-saham sejenis di sektor yang sama. (Baca : Harga DOID Melonjak 5,1 Persen, Ini Prospek Saham Delta Dunia Makmur)
Meski begitu menurut penelusuran Bareksa, hingga September 2017 justru pendapatan DOID bersumber dari jasa penambangan dan penyewaan alat berat serta jasa lainnya sebesar US$558.479.669 yang berasal dari beberapa pihak seperti PT Berau Coal, PT Sungai Danau Jaya, PT Kideco Jaya Agung, dan PT Adaro Indonesia. (Lihat : Teknikal Saham: DOID & INDY Berpotensi Naik)
Analisis Bareksa menyimpulkan jika adanya gejolak naik turunnya harga batu bara domestik tidak memberikan kontribusi secara langsung terhadap DOID, mengingat pendapatan usaha DOID bersumber dari jasa pertambangan dan bukan berasal dari penjualan batu bara. (AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.