Siapkan Belanja Modal Tahun ini Rp10 Triliun, Bagaimana Kinerja Saham ADHI?
Hingga November 2017, ADHI membukukan kontrak baru senilai Rp33,3 triliun
Hingga November 2017, ADHI membukukan kontrak baru senilai Rp33,3 triliun
Bareksa.com - Badan usaha milik negara sektor konstruksi, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) tampaknya semakin serius dalam pengerjaan proyek pembangunan kereta api ringan atau light rail transit (LRT) Jabodebek. Proyek sepanjang 44 kilometer itu melintasi beberapa wilayah yaitu Cibubur-Cawang, Cawang-Bekasi Timur, dan Cawang-Dukuh Atas.
Dari sisi pengelolaan sumber daya manusia, hal itu terbukti dengan penandatanganan naskah kesepahaman peningkatan kompetensi, sertifikasi, dan pengkaryaan personel antara ADHI dengan TNI Angkatan Udara yang dilakukan di Markas Besar Angkatan Udara, Cilangkap Jakarta Timur. (Baca : Adhi Karya Siapkan Belanja Modal Rp10 Triliun Tahun Ini)
Kerja sama antara manajemen ADHI dengan TNI AU ini adalah bentuk dari upaya perseroan untuk memenuhi kebutuhan personel di bidang quality, healthy, safety, dan environment (QHSE) yang memerlukan disiplin tinggi seperti dalam proyek LRT Jabodebek tersebut.
Promo Terbaru di Bareksa
Penerapan standar QHSE merupakan tolok ukur keunggulan perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi karena masyarakat dapat menilai bagaimana kualitas produk bangunan yang dihasilkan, serta yang tak kalah pentingnya yaitu kemampuan pengelolaan keselamatan kerja dan pengelolaan kesehatan karyawan serta pekerja. (Lihat : Saham BUMN di Tiga Sektor Berpotensi Bukukan Kinerja Positif Tahun Ini)
Kemudian dari sisi keuangan, manajemen ADHI telah menyiapkan belanja modal (capital expenditures/capex) senilai Rp10 triliun untuk tahun ini. Sekitar Rp4,2 triliun dari belanja modal itu akan digunakan untuk pembangunan depo stasiun LRT.
Angka capex tersebut meningkat signifikan hampir tiga kali lipat dibandingkan dengan capex 2017 yang sebesar Rp3,5 triliun. (Baca : Besok PT KAI Dapat Pinjaman LRT, ADHI Segera Raih Pembayaran Rp4,5 Triliun)
Secara kinerja operasional hingga November 2017, ADHI membukukan kontrak baru senilai Rp33,3 triliun, yang didominasi oleh bisnis konstruksi dan energi sebesar 96 persen, properti 3,8 persen dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya. Jumlah kontrak baru tersebut sudah termasuk perolehan kontrak baru dari proyek LRT Jabodebek fase I.
Hingga penutupan perdagangan sesi I hari ini, ADHI ditutup menguat 15 poin (+0,79 persen) di level Rp1.895 per saham dengan nilai transaksi perdagangan mencapai Rp 8,74 miliar. (Lihat : Kereta Bandara Mulai Diuji Coba, Ini Perbandingan Tarif dengan Transportasi Lain)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.