BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Ekspor Wajib Pakai Kapal Lokal, SOCI & SMDR Menguat Signifikan di Pekan Ini

05 Januari 2018
Tags:
Ekspor Wajib Pakai Kapal Lokal, SOCI & SMDR Menguat Signifikan di Pekan Ini
Kapal tanker pengangkut minyak dan gas yang dioperasikan oleh PT Soechi Lines Tbk (SOCI). (Sumber: Perseroan)

Meski begitu, Kontribusi Sektor Maritim Hanya 4 Persen Terhadap PDB Indonesia

Bareksa.com – Sepekan di tahun 2018 ini, saham-saham pelayaran mengalami penguatan yang cukup signifikan. Hal ini seiring regulasi terbaru Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang dapat memberikan imbas positif bagi perusahaan perkapalan lokal.

Sejak awal tahun hingga jeda siang perdagangan hari ini Jumat 5 Januari 2018, harga saham PT Soechi Lines Tbk (SOCI) telah menguat 5 persen dari Rp236 menjadi Rp248. Dalam periode yang sama, saham PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) juga melonjak hingga 16,4 persen dari Rp390 menjadi Rp454.

Beberapa waktu lalu Kemendag telah merilis Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 82 Tahun 2017 tentang Ketentuan Penggunaan Angkutan Laut dan Asuransi Nasional untuk Ekspor dan Impor Barang Tertentu. Peraturan ini mewajibkan kegiatan ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), batu bara dan beras menggunakan angkutan laut yang dikuasai perusahaan lokal dan asuransi nasional.

Promo Terbaru di Bareksa

Artinya, seluruh kegiatan pengiriman barang baik ekspor maupun impor yang sebelumnya kebanyakan menggunakan kapal asing, akan menggunakan kapal domestik. Regulasi ini merupakan lompatan besar guna mendongkrak performa neraca jasa perdagangan Indonesia.

Tidak hanya berpengaruh positif untuk neraca perdagangan, hal ini tentunya juga akan memberikan dorongan bagi industri kapal seperti SOCI dan SMDR.

Kontribusi Sektor Maritim

Selama ini, transportasi laut selalu menjadi sorotan karena kerap menjadi salah satu penyumbang terbesar defisit neraca jasa perdagangan Indonesia dikarenakan penggunaan kapal domestik hanya sebesar 5 persen sedangkan sisanya dikuasai oleh asing.

“Salah satu penyebab defisit neraca jasa pada sektor pelayaran akibat masih dominannya peran asing. Saat ini kata Agus, 95 persen kapal-kapal pengangkut barang ekspor Indonesia merupakan kapal asing.” ujar Gubenur BI Agus Martowardojo dalam salah satu acara diskusi publik di Batam tahun lalu.

Parahnya, dominasi kapal asing juga terjadi pada pengangkutan barang impor ke Indonesia. Singapura dan Malaysia jadi tempat favorit kapal-kapal tersebut bersandar dan melakukan bongkar muat barang. Selain kapal, dominasi asing juga terlihat dari asuransi kemaritiman nasional yang 87 persennya dipegang oleh asuransi asing.

Oleh karena itu, BI menilai perlunya pendalaman pasar keuangan di sektor kemaritiman. Di lima negara besar ASEAN kata Agus, hanya Indonesia yang mengalami defisit pada neraca jasanya. (Baca juga : Masih Sumbang Defisit NPI, Industri Asuransi Perlu Tingkatkan Retensi)

Sebenarnya, Indonesia memiliki potensi yang tinggi menjadi negara poros maritim dunia. Sebab, 75 persen barang dan komoditas dunia diperdagangankan di Asia Pasifik. Sekitar 45 persen pelayaran tersebut melalui Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI).

Namun, kontribusi sektor maritim hanya 4 persen dari produk domestik bruto (PDB). Padahal sejumlah negara kepulauan lainnya seperti Filipina dan Jepang, mencatat kontribusi sektor maritim terhadap PDB mencapai 21 persen dan 28 persen. (hm)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua