Rasio Keuangan PP Properti Positif, Saham PPRO Masih Negatif
Sejak stock split hingga akhir 2017, saham PPRO telah anjlok 45,37 persen
Sejak stock split hingga akhir 2017, saham PPRO telah anjlok 45,37 persen
Bareksa.com - Peningkatan kinerja dengan tetap fokus pada kesehatan keuangan menjadi prioritas utama jajaran manajemen PT PP Properti Tbk (PPRO). Pencapaian pemasaran menembus angka Rp3 triliun atau tumbuh 21 persen dari tahun sebelumnya.
Pertumbuhan pemasaran mendorong peningkatan laba bersih perseroan di 2017 yang mencapai Rp440 miliar. “Saat ini perseroan masih menunggu hasil audit dari KAP atas kinerja 2017, namun kami yakin dan optimis atas pencapaian angka tersebut”, jelas Direktur Utama PPRO Taufik Hidayat dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, 3 Januari 2017.
Taufik juga yakin, arus kas operasi untuk tahun 2017 akan positif sekitar Rp70 miliar, angka ini jauh lebih baik dari periode yang sama tahun lalu sebesar minus Rp185 miliar. (Baca : Target 2018 PP Properti dan Sisa Kejayaan Saham PPRO)
Penguatan dari sisi arus kas mendorong tercapainya posisi neraca keuangan yang sehat pula. Per 31 Desember 2017 rasio utang berbunga terhadap modal sekitar 0,75. Dengan demikian, total utang berbunga perseroan masih berada di bawah satu kali, posisi ini menunjukkan tingkat leverage perseroan yang sangat terkendali. (Lihat : Berita Hari Ini : PPRO Terbitkan Obligasi Rp1,6 T, SRIL Akuisisi Dua Perusahaan)
Kekuatan fundamental PP Properti tersebut bisa jadi sentimen positif bagi pergerakkan saham PPRO. Terlebih, sejak memutuskan stock split pada 16 Februari 2017, saham PPRO sudah turun 45,37 persen hingga akhir tahun 2017.
Pergerakkan Saham PPRO Sejak Stock Split Hingga 29 Desember 2017
Sumber: Bareksa.com
Tren penurunan saham PPRO bahkan sempat menyentuh level terendahnya Rp175 pada 5 Desember 2017. Adapun pada hari pertama perdagangan tahun 2018, saham PPRO dalam posisi stagnan pada level Rp189. (Baca : PP Properti Bakal Terbitkan Surat Utang Lebih Dari Rp1 Triliun Tahun Depan)
Taufik mengungkapkan, tahun 2018 bagi PPRO merupakan Harvesting Year, akan difokuskan pada pengembangan landbank yang telah dimiliki.
“Sekitar 297 hektare total lahan yang telah kami miliki dan seluruhnya akan lanjut produksi di tahun ini. Jumlah site proyek yang siap dikembangkan ada 26 site yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia antara lain Cibubur, Depok, Semarang, Bandung, Surabaya dan daerah lain,” imbuh Taufik.
Manajemen PP Properti pun sudah menyiapkan belanja modal 2018 Rp1,8 triliun yang sebagian besar akan digunakan untuk bayar cicilan land bank, kalaupun ada utang sifatnya hanya untuk refinancing. Dengan begitu rasio keuangan akan terkendali di mana utang berbunga akan diminimalisir. (Lihat : Saham PPRO Menguat 11,4 Persen, Apa Sentimennya?)
Selain fokus pada pengembangan landbank yang sudah ada, di 2018 ini PPRO akan mulai pengembangan beberapa lokasi TOD dan peningkatan recurring income melalui pembangunan hotel di Lombok dan Labuan Bajo.
Dengan aksi-aksi tersebut manajemen yakin dapat memenuhi komitmennya kepada para pemegang saham untuk pencapaian target kinerja di 2018 yang semakin jauh lebih baik dan bersaing.
“Target perolehan angka pemasaran (pre sales) di 2018 sebesar Rp3,8 triliun atau naik 25 persen dari tahun sebelumnya dan dengan target pencapaian laba bersih Rp528 miliar atau tumbuh 20 persen dari pencapaian sebelumnya,” tutup Taufik. (AM) (Baca : Harga Saham Emiten Properti Melesat, Ini Analisa Teknikal APLN dan PPRO)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.