Ini Rincian Realisasi APBNP 2017 yang Dipaparkan Sri Mulyani
Defisit anggaran dalam batas aman yakni 2,57 persen dari PDB
Defisit anggaran dalam batas aman yakni 2,57 persen dari PDB
Bareksa.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyebut secara umum kinerja perekonomian bertumbuh pada level yang cukup tinggi dan stabilitas makroekonomi terjaga di 2017. Hal tersebut ditunjukkan dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan mencapai 5,05 persen, inflasi terkendali di level 3,6 persen, dan nilai tukar rupiah relatif stabil di kisaran Rp13.384 per dolar Amerika Serikat.
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, mengungkapkan perkiraan perekonomian Indonesia di 2017 tumbuh di 5,05 persen terutama disumbangkan oleh konsumsi dalam negeri, investasi, dan kinerja ekspor. Kondisi ini memberikan gambaran adanya suatu pergerakan momentum dari sisi perbaikan yang diharapkan bisa terus terjadi dari waktu ke waktu. (Baca : Sri Mulyani Klaim Tak Ada Kendala dalam Negosiasi dengan Freeport-McMoRan)
"Perbaikan kondisi global terutama dari mitra dagang kita telah mendorong ekspor Indonesia dan ini nantinya akan terlihat di anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dari sisi penerimaan terutama bea masuk dan bea keluar," kata Ani, biasa ia disapa, dalam Konferensi Pers Perkembangan Ekonomi Makro dan Realisasi APBNP 2017, di Aula Djuanda Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa, 2 Januari 2018.
Promo Terbaru di Bareksa
Sri Mulyani menambahkan, capaian positif perekonomian Indonesia sepanjang 2017 di tengah perekonomian global yang masih tumbuh terbatas menunjukkan peran APBN sebagai instrumen kebijakan fiskal dapat berjalan secara kredibel, efektif, dan efisien, serta berkelanjutan. Hal seperti ini diharapkan bisa terus dipertahankan di masa mendatang. (Lihat : Jumlah Penduduk Miskin Turun jadi 10,1 Persen, Rasio Gini Menyempit jadi 0,391)
"Selain itu, berbagai potensi risiko global berupa tingkat permintaan dan harga komoditas yang belum sepenuhnya pulih, berlanjutnya moderasi perekonomian Cina, kenaikan suku bunga AS, dan ketidakpastian geopolitik di kawasan Semenanjung Korea dan Timur Tengah dapat dimitigasi secara baik," kata Ani. (Baca : Sri Mulyani Naikkan Tunjangan PNS hingga Menteri Tahun Ini, Apa Dampak ke APBN?)
Realisasi Asumsi Dasar Makro Ekonomi 2017
* outlook, Sumber : Kementerian Keuangan
Kelanjutan Reformasi Ekonomi
Indonesia di sepanjang 2017, kata Sri Mulyani, terus melanjutkan komitmen terhadap reformasi ekonomi yang terdiri dari pertama, reformasi struktural untuk memperbaiki iklim investasi dan menjaga daya beli masyarakat. Kedua, reformasi anggaran guna menciptakan kebijakan fiskal dan APBN yang kredibel, memberi kepastian, dan berkesinambungan. (Baca : Sri Mulyani : Listing di Bursa Efek, Perusahaan Bisa Ekspansi Tanpa Utang)
"Ketiga, harmonisasi kebijakan fiskal, moneter, dan sektor keuangan yang akomodatif dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan dan stabilitas makroekonomi," tuturnya.
Di sisi lain, realisasi investasi langsung hingga triwulan III 2017 tercatat sebesar Rp513,2 triliun atau mencapai 75,6 persen dari total target 2017. Investasi portofolio juga menunjukkan perkembangan yang baik antara lain ditunjukkan oleh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terus mencatatkan rektor tertinggi sepanjang masa.
"Dan ditutup pada level 6.355 atau meningkat sekitar 20 persen dibandingkan dengan posisi penutupan di 2016," ungkapnya. (Lihat : Penerimaan Bea Cukai 2017 Lampaui Target, Ini Rinciannya)
Tingkat Pengangguran
Bahkan, masih kata Ani, kinerja positif perekonomian nasional telah mendorong peningkatan produktivitas dan penciptaan lapangan kerja. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat pengangguran terus menurun menjadi 5,5 persen. Implikasi positif juga terlihat dari peningkatan kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata.
"Tentunya yang ditunjukkan oleh tingkat kemiskinan dan rasio gini yang menurun menjadi 10,1 persen dan 0,39," ujarnya. (Lihat : Ini Cara Pemerintah Cari Pembiayaan untuk Percepat Pembangunan Infrastruktur)
Di sisi fiskal, realisasi APBNP 2017 menunjukkan angka yang menggembirakan baik dari sisi pendapatan maupun belanja serta terjaganya keberlanjutan fiskal. Hal tersebut diindikasikan dengan dikendalikannya defisit anggaran dalam batas aman yakni 2,57 persen dari PDB. Kondisi itu lebih rendah dari yang ditetapkan dalam APBN 2017 yakni 2,92 persen dari PDB.
"Lalu, negatif keseimbangan primer semakin mengecil menjadi sebesar negatif Rp129,3 triliun dari APBNP 2017 (negatif Rp178,0 triliun), serta terkendalinya rasio utang terhadap PDB pada batas managable yaitu di bawah 30 persen terhadap PDB," tuturnya. (Baca : Sri Mulyani Naikkan Batas Bea Masuk untuk Barang Pribadi Penumpang Jadi US$500)
Realisasi Sementara APBNP 2017
Sumber : Kementerian Keuangan
Realisasi Penerimaan
Adapun realisasi pendapatan negara mencapai Rp1.655,8 triliun (95,4 persen dari APBNP), atau tumbuh 6,4 persen dari realisasi 2016. Terdiri atas realisasi penerimaan perpajakan Rp1.339,8 triliun (91 persen dari APBNP), tumbuh 4,3 persen dan PNBP sebesar Rp308,4 triliun (118,5 persen dari APBNP), tumbuh 17,7 persen. (Baca : Penerimaan Pajak di Bawah Target, Realisasi Proyek Infrastruktur Terancam?)
Apabila penerimaan perpajakan tanpa memperhitungkan uang tebusan dari program amnesti pajak maka jadi Rp1.328,8 triliun (90,2 persen dari APBNP) atau tumbuh 12,4 persen. Menurut Sri Mulyani ini menjunjukkan prestasi yang sangat baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya yakni hanya 83,3 persen.
"Bahkan, penerimaan PPN mencapai 100,6 persen (tumbuh 16 persen) yang sebelumnya hanya 86,9 persen (tumbuh negatif 2,7 persen). Hal ini menunjukkan pengelolaan APBN yang semakin sehat, kredibel, dan berkesinambungan," tegas Ani. (Lihat : Tren Kenaikan Harga Minyak : Antara Pemerintah Untung dan Pertamina Buntung?)
Realisasi Belanja
Sedangkan realisasi belanja negara sebesar Rp2.001,6 triliun (93,8 persen dari APBNP), atau tumbuh 7,4 persen dari realisasi 2016 yang meliputi belanja pemerintah pusat sebesar Rp1.259,6 triliun (921,1 persen dari APBNP), dan transfer ke daerah dan desa Rp742,0 triliun (96,8 persen dari APBNP), tumbuh 4,5 persen.
"Realisasi belanja modal mencapai 92,8 persen dibandingkan dengan 2016 yang hanya 82,0 persen dan 2015 hanya 85,2 persen," kata Ani. (Baca : Sri Mulyani Paparkan Indikator Makro, Ekonomi 2017 Diprediksi Tumbuh 5,05 Persen)
Sementara realisasi pembiayaan sebesar Rp364,5 triliun (91,8 persen dari APBNP) yang antara lain mencakup pembiayaan investasi sebesar Rp59,8 triliun (100,0 persen dari APBNP). Realisasi pembiayaan yang hanya 91,8 persen menyesuaikan dengan kebutuhan pembiayaan dalam hal ini realisasi defisit APBNP 2017, yang lebih kecil (2,92 persen dari APBNP yang sampai saat ini realisasi sementara 2,57 persen).
"Berdasarkan realiasi kinerja APBNP 2017 tersebut menunjukkan bahwa pemerintah telah dapat mengelola pelaksanaan APBN secara kredibel melalui langkah-langkah peningkatan penerimaan negara dan belanja negara yang efisien dan efektif dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional yaitu masyarakat yang adil dan makmur," pungkas Ani. (K03/AM) (Lihat : Realisasi Pajak Per November Hanya 76,6 Persen, Ini Dampaknya ke Belanja Negara)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.