BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

2018, Bank Kaji Pendanaan Non DPK

03 Januari 2018
Tags:
2018, Bank Kaji Pendanaan Non DPK
Pekerja bank menghitung uang rupiah di Jakarta. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Opsi pendanaan mulai dari obligasi, NCD, hingga pinjaman bilateral

Bareksa.com - Sejumlah bank mengkaji opsi pendanaan di luar dana pihak ketiga (DPK) pada 2018. Opsi pendanaan tersebut beragam mulai dari obligasi, sertifikat deposito yang bisa diperjualbelikan (negotiable certificate of deposits/NCD) dan pinjaman bilateral.

Bank pertama yang mengkaji kemungkinkan tersebut adalah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) yang akan mencari pendanaan di luar penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) sebesar US$1 miliar atau sekitar Rp13 triliun pada 2018.

Direktur Treasury and International BNI Panji Irawan mengungkapkan, untuk NCD, nilai yang akan diterbitkan di bawah Rp2 triliun. “NCD nanti akan fleksibel disesuaikan dengan suku bunga dan kebutuhan,” kata dia di Jakarta, Selasa (2 Januari 2018).

Untuk obligasi berkelanjutan, perseroan masih memiliki sisa obligasi belum diterbitkan. Sebelumnya, perseroan sudah menerbitkan obligasi tahap pertama senilai Rp3 triliun dari nilai penawaran berkelanjutan total Rp10 triliun.

Sementara sisanya, perseroan akan menggunakan pinjaman bilateral. "Pinjaman bilateral bisa melalui club deal atau sindikasi luar negeri, tergantung likuiditas,” jelasnya.

Kemudian, ada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang mengkaji opsi pendanaan baru yang menyerupai Komodo Bond, yakni obligasi global berdenominasi rupiah. Adanya opsi pendanaan baru ini untuk mendapatkan kupon obligasi yang lebih rendah.

Direktur BTN Iman Nugroho Soeko mengungkapkan, pihaknya masih menghitung-hitung nilai obligasi jenis Komodo Bond yang akan diterbitkan. Dia mengungkapkan, ada komponen pajak yang perlu diperhatikan sebelum perseroan memutuskan untuk menerbitkan obligasi tersebut.

(Baca juga TLKM, WIKA, dan PLN Terbitkan Komodo Bond Tahun Depan Susul JSMR)

Pada tahun ini, Iman mengungkapkan, perseroan berencana mencari pendanaan di luar dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp18 triliun. Selain melalui obligasi, perseroan juga berencana menggunakan NCD dan pinjaman luar negeri.

“Semua instrumen pendanaan terbuka, baik berupa pinjaman luar negeri, maupun dana dari pasar modal,” ucap dia.

Lebih lanjut, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Suprajarto juga mengkaji opsi pendanaan yang hampir serupa dengan Komodo Bond. Namun, jenis pendanaan ini sedikit berbeda dengan jenis Komodo Bond yang sudah dirilis oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR).

"Di Indonesia belum ada, mudah-mudahan bisa diterbitkan,” terang dia.

Mengenai nilai obligasi yang akan diterbitkan, Suprajarto mengungkapkan nilainya tidak terlalu banyak, hanya menggantikan obligasi yang akan jatuh tempo. Adapun alasan perseroan menerbitkan opsi pendanaan ini adalah untuk mencari sumber pendanaan yang tidak membebani perusahaan.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) Parwati Surjaudaja mengungkapkan, pada kuartal I-2018, perseroan berencana menerbitkan obligasi kurang lebih Rp2 triliun. Obligasi ini adalah bagian dari obligasi berkelanjutan dengan nilai total Rp8 triliun. (K09)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.380,2

Up1,09%
Up5,00%
Up7,35%
Up8,50%
Up19,34%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.090,33

Up0,49%
Up5,21%
Up6,68%
Up7,14%
Up2,71%
-

Capital Fixed Income Fund

1.838,73

Up0,53%
Up3,93%
Up6,33%
Up7,43%
Up17,20%
Up39,76%

STAR Stable Amanah Sukuk

1.075,71

Up0,66%
Up3,97%
Up6,69%
---

Insight Renewable Energy Fund

2.259,31

Up0,74%
Up3,72%
Up6,02%
Up7,00%
Up19,69%
Up35,52%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua