Kurang dari 1,5 Tahun, Jumlah Investor Reksa Dana Melonjak Hampir 2 Kali Lipat
Data S-Invest KSEI mencatat jumlah investor reksa dana mencapai 619 ribu per 20 Desember 2017
Data S-Invest KSEI mencatat jumlah investor reksa dana mencapai 619 ribu per 20 Desember 2017
Bareksa.com - Minat masyarakat terhadap produk pasar modal semakin meningkat. Hal itu tercermin salah satunya dari peningkatan jumlah investor reksa dana yang berdasarkan data KSEI per 20 Desember 2017 mencapai 619.380 investor.
Padahal pada akhir Agustus tahun 2016, Nurhaida, Wakil Ketua Komisioner OJK yang kala itu masih menjabat sebagai Anggota Komisioner sekaligus Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK menyebut jumlah investor reksa dana hanya sebanyak 340.869 investor.
Artinya belum sampai 1,5 tahun jumlah investor reksa dana melonjak hampir dua kali lipat, atau tepatnya tumbuh 82 persen dalam periode akhir Agustus 2016 sampai 20 Desember 2017. (Baca : Ini Daftar Jawara Reksa Dana dengan Return Tertinggi Sepanjang 2017)
Promo Terbaru di Bareksa
Tak hanya dari sisi pertumbuhan, kontribusi jumlah investor reksa dana terhadap seluruh investor di pasar modal juga meningkat. Pada akhir Agustus 2016, tercatat kontribusi investor reksa dana hanya 43,79 persen dari total investor pasar modal, sementara pada 20 Desember 2017, kontribusinya meningkat menjadi 45 persen. (Lihat : 2018, Tahun Penuh Tantangan Untuk Pasar Obligasi)
Beberapa faktor menjadi pendorong lonjakan minat masyarakat terhadap produk reksa dana. Bareksa mencoba mengupas beberapa faktor pendukungnya dalam penjabaran berikut ini;
1. Tren Penurunan Suku Bunga Acuan
Seiring dengan rendahnya angka inflasi (tingkat kenaikan harga barang), serta likuiditas perbankan yang membaik mendorong tren suku bunga acuan. Per Desember 2017, BI 7-Day Reverse Repo Rate telah menyusut hingga ke level 4,25 persen. Padahal, Agustus 2016 lalu, tingkat bunga acuan masih di level 5,25 persen.
Hal ini tentu mendorong perbankan untuk menurunkan suku bunga deposito yang membuat masyarakat mulai melirik alternatif investasi lain, salah satunya produk reksa dana karena dinilai lebih mudah dipahami oleh masyarakat awam. (Baca : IHSG Terus Cetak Rekor, Ini Top 5 Reksa Dana Saham Return Tertinggi Sebulan)
Reksa dana pasar uang -- reksa dana dengan tingkat risiko terkecil-- misalnya, sepanjang 2017 rata-rata memberikan imbal hasil sekitar 5-7 persen nett, karena tidak ada potongan beban pajak maupun biaya lainnya.
Sumber: BI, diolah Bareksa.com
2. Kemudahan Masyarakat Membeli Reksa Dana
Seiring dengan perkembangan teknologi, penyedia platform pembelian dan penjualan (marketplace) reksa dana secara online pun mulai muncul di industri reksa dana. Kemudahan yang diberikan membuat masyarakat dapat membeli reksa dana di mana pun dan kapan saja bisa dilakukan. (Baca : Gandeng Bareksa, Manulife Bidik Kenaikan Jumlah Investor Reksa Dana via Digital)
Terlebih lagi dengan dibentuknya sistem S-Invest oleh PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) membuat konsolidasi data nasabah menjadi lebih cepat.
***
Tak hanya dari sisi jumlah investor, dana yang dikelola pada produk reksa dana juga melonjak. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang diolah oleh Bareksa, total dana yang dikelola pada reksa dana saham, campuran, pendapatan tetap, pasar uang, indeks dan ETF per akhir November 2017 mencapai Rp331 triliun, atau melonjak 31,8 persen dari angka akhir tahun 2016. (Lihat : Schroder Gandeng Bareksa Sasar Generasi Millennial)
Pada periode yang sama, jumlah unit penyertaan juga melonjak 39,4 persen menjadi 216 miliar unit per akhir November 2017.
Dana Kelolaan dan Unit Penyertaan Reksa Dana Saham, Campuran, Pendapatan Tetap, Pasar Uang, Indeks dan ETF
Sumber: OJK, diolah Bareksa.com
Menut analisis Bareksa, terlihat pertumbuhan dana kelolaan terbesar terjadi pada reksa dana pasar uang yang mencapai 96,68 persen. Hal ini seakan mempertegas pola simpanan masyarakat yang mulai memilih reksa dana pasar uang sebagai alternatif investasi mengantisipasi penurunan bunga deposito. (Baca : Begini Cara Mudah Buka Akun Reksa Dana Di Bareksa)
Meski begitu, porsi reksa dana saham masih mendominasi total dana kelolaan seluruh reksa dana konvensional tersebut, yakni sebesar 39 persen, mengingat jumlah investor institusi yang masih mendominasi industri reksa dana. (Lihat : Tiga Langkah Membeli Reksa Dana Online di Bareksa)
Persentase Kontribusi Reksa Dana Konvensional Per Nov 2017
Sumber: OJK, diolah Bareksa.com
(AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.