Besok PT KAI Dapat Pinjaman LRT, ADHI Segera Raih Pembayaran Rp4,5 Triliun
Setelah dibayar Rp4,5 triliun, cashflow operasi Adhi Karya dapat langsung positif
Setelah dibayar Rp4,5 triliun, cashflow operasi Adhi Karya dapat langsung positif
Bareksa.com – PT Kereta Api Indonesia (Persero) bakal memperoleh pinjaman dari konsorsium PT Sarana Multigriya Infrastruktur (SMI) dan perbankan besok, Jumat, 29 Desember 2017 untuk proyek kereta ringan (light rail transit/LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodabek). Usai memperoleh pinjaman, KAI segera membayar PT Adhi Karya Tbk (ADHI) senilai Rp4,5 triliun untuk pengerjaan proyek tersebut selama ini.
Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan Kementerian BUMN, Gatot Trihargo, mengatakan hari Jumat (28/2) PT SMI dan perbankan bakal mengucurkan pinjaman tersebut. KAI membutuhkan dana besar untuk membangun proyek LRT Jabodebek senilai Rp29,9 triliun.
“Yang terlibat di antaranya BNI dan Bank Mandiri,” katanya di Jakarta, Rabu, 27 Desember 2017. (Baca : Berita Hari Ini : KRAS akan IPO 3 Anak Usaha, 12 Bank Ikut Sindikasi LRT Rp18 T)
Promo Terbaru di Bareksa
Nilai investasi pembangunan LRT diproyeksikan mencapai Rp29,9 triliun, turun dari rencana sebelumnya Rp31 triliun. Untuk merealisasikan proyek tersebut, skema pembiayaannya akan dilakukan antara PT KAI dengan Adhi Karya.
Dalam skema tersebut, PT KAI akan menanggung biaya investasi Rp25,7 triliun sedangkan Adhi Karya menanggung Rp4,2 triliun. Kedua perusahaan tersebut akan meleverage dana hasil penyertaan modal negara (PMN). (Lihat : Berita Hari Ini : Investasi LRT Rp29,9 Triliun, Indofarma Bangun Pabrik Infus)
Pada 2015, Adhi Karya telah memperoleh PMN Rp1,4 triliun yang dapat dileverage hingga Rp4,2 triliun. Sementara itu, PT KAI akan memperoleh PMN senilai Rp7,6 triliun yang akan dikembangkan untuk meraih pinjaman Rp18,1 triliun.
Dampak Terhadap Adhi Karya
Gatot mengatakan, fasilitas pinjaman yang akan diperoleh KAI akan ikut berimbas positif terhadap Adhi Karya. Saat ini Adhi Karya telah mengerjakan konstruksi pembangunan LRT sekitar Rp4,5 triliun yang menjadi piutang kepada PT KAI.
“Setelah signing, KAI sudah siap membayar Rp4,5 triliun kepada Adhi Karya,” katanya. (Baca : BUMN Pemilik Lahan di Lintasan Proyek LRT akan Dilibatkan dalam Konsorsium)
Sementara itu, Direktur Keuangan Adhi Karya, Harris Gunawan mengaku bahwa usai KAI memperoleh pinjaman, perseroan akan mendapatkan uang hasil pengerjaan konstruksi LRT sebesar Rp4,5 triliun pada Januari.
“Setelah dibayar Rp4,5 triliun, cashflow operasi Adhi Karya bisa langsung positif,” katanya saat dihubungi Bareksa. (Lihat : Ini Analisis Laporan Arus Kas ADHI Jika PT KAI Batal Jadi Investor LRT)
Sebelumnya pada Rabu, 27 Desember 2017, kemarin, perusahaan pelat lainnya, PT Hutama Karya memperoleh pinjaman sinidikasi dari SMI dan perbankan senilai Rp8,06 triliun.
Perseroan mendapatkan pinjaman dari PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) dan sindikasi perbankan pemberi kredit yang terdiri dari Bank Mandiri, BNI, BCA, Bank CIMB Niaga, Bank Maybank Indonesia, Bank ICBC Indonesia, dan Bank Permata untuk pembangunan ruas tol Bakauheni-Terbanggi Besar.
“Nilai investasi pembangunan ruas Bakauheni-Terbanggi Besar adalah sebesar Rp16,7 Triliun. Skema pemenuhannya melalui equity sebesar Rp8,7 triliun dan loan sebesar Rp8 Triliun,” terang I Gusti Ngurah Putra, Direktur Utama Hutama Karya. (Baca : Berita Hari Ini : Bank Tunggu Kepastian Proyek LRT, PPRE Bidik Kontrak Rp8 T)
Lebih lanjut Putra menjelaskan bahwa pihaknya sudah memenuhi porsi equity dari investasi tersebut melalui penyertaan modal negara (PMN) dan penjualan surat utang korporasi.
“Pada 2015-2016 lalu kita diberi PMN oleh negara Rp2,2 Triliun, kemudian pada akhir 2016 hingga 2017 kita secara bertahap menerbitkan surat utang dan berhasil mengumpulkan dana Rp6,5 triliun, sehingga total equity untuk proyek ini sudah close di angka Rp8,7 triliun,” katanya lagi. (Lihat : Ambrol 7,8 Persen Hanya dalam 90 Menit, Ini Analisa Teknikal Saham ADHI)
Dengan dipenuhinya porsi equity, maka selanjutnya porsi loan dipenuhi dengan pinjaman kredit investasi dari sindikasi 7 perbankan bersama PT SMI sebagai pemberi fasilitas cash deficiency support (CDS). (AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.