Cadangan Devisa Tertinggi dalam 17 Tahun Terakhir Bakal Jaga Rupiah di 2018
Selain cadangan devisa, pertumbuhan ekspor juga catatkan pertumbuhan double digit diharapkan mampu jaga rupiah
Selain cadangan devisa, pertumbuhan ekspor juga catatkan pertumbuhan double digit diharapkan mampu jaga rupiah
Bareksa.com – Indonesia kembali mencatat nilai surplus perdagangan pada November 2017. Data ini menjadi salah satu sinyal positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tidak banyak berubah di kisaran 5 persen sepanjang tiga kuartal pada tahun ini.
Menurut data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), surplus neraca perdagangan November 2017 sebesar US$127,2 juta. Secara rinci, nilai ekspor Indonesia November 2017 mencapai US$15,28 miliar, meningkat 13,18 persen dibandingkan nilai ekspor pada September 2016 sebesar US$13,5 miliar. (Baca : Ini Penyebab Cadangan Devisa Pada November 2017 Turun Jadi US$125,9 Miliar)
Menurunnya surplus neraca dagang di bulan November diakibatkan kenaikan impor yang jauh lebih tinggi dibanding dengan pertumbuhan ekspor, di mana pertumbuhan impor secara tahunan (yoy) sebesar 19,6 persen sedangkan pertumbuhan ekspor November 2017 dibanding November 2016 hanya 13,2 persen. Meski begitu, kinerja ekspor yang masih bertumbuh double digit juga diharapkan mampu menjadi pondasi bagi pergerakan rupiah. (Lihat : Bank Dunia : Ekonomi Indonesia 2018 Diproyeksi Kuat Karena Dua Hal Ini)
Promo Terbaru di Bareksa
Grafik : Pertumbuhan Neraca Dagang Indonesia Sepanjang 2017 (US$ Miliar)
Sumber : BPS, diolah Bareksa
Seiring banyaknya faktor eksternal, seperti kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) yang merencanakan untuk melanjutkan kenaikan suku bunga acuan sebanyak tiga kali di 2018, dikhawatirkan akan memberi dampak terhadap perekonomian nasional seperti salah satunya akan berdampak terhadap pelemahan rupiah. (Baca : Jelang Tahun Pemilu, Jokowi Minta Dunia Usaha Tidak Wait and See)
Hal ini tentu diharapkan mampu diimbangi oleh pertumbuhan kinerja ekspor Indonesia yang kian membaik sehingga Bank Indonesia tidak perlu mengintervensi pergerakan rupiah menggunakan cadangan devisa.
Sejauh ini terlihat, kurs rupiah masih stabil di kisaran Rp13.500 per dolar AS. Selain itu, cadangan devisa Indonesia masih stabil di kisaran US$125 miliar. Pergerakan rupiah saat ini tentu masih sesuai dengan target pemerintah yang dalam APBN tahun 2018 ditargetkan berada di level Rp13.400 per dolar AS. (Lihat : Manulife Proyeksikan IHSG Tahun Depan Tembus 7.000)
Grafik : Pertumbuhan Cadangan Devisa Indonesia (US$ Miliar)
Sumber : Bareksa.com
Menurut analisis Bareksa, posisi cadangan devisa yang masih berada di level tertinggi sejak Juni 2000 menggambarkan jika posisi cadangan devisa kita saat ini masih kuat. (Baca : Belanja Politik Pilkada dan Jelang Pilpres Bakal Dongkrak Daya Beli di 2018)
Harapannya, apabila kinerja ekspor terus membaik dan mampu menopang pergerakan laju rupiah di tahun-tahun mendatang tanpa perlu adanya intervensi BI menggunakan cadangan devisa. Sehingga diharapkan jika nantinya pergerakan rupiah tidak melemah (terdepresiasi), maka akan mampu menopang target pertumbuhan perekonomian Indonesia sebesar 5,4 persen dalam APBN 2018. (AM) (Lihat : Jokowi Sebut Ekonomi Indonesia Bertransformasi dari Komoditas ke Pelayanan)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.380,2 | 1,09% | 5,00% | 7,35% | 8,50% | 19,34% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.090,33 | 0,49% | 5,21% | 6,68% | 7,14% | 2,71% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.838,73 | 0,53% | 3,93% | 6,33% | 7,43% | 17,20% | 39,76% |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.075,71 | 0,66% | 3,97% | 6,69% | - | - | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.259,31 | 0,74% | 3,72% | 6,02% | 7,00% | 19,69% | 35,52% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.