Oktober, Pencarian Dana di Pasar Modal Tumbuh Lebih Tinggi daripada Kredit Bank
Pertumbuhan kredit perbankan sebesar 8,16 persen pada Oktober
Pertumbuhan kredit perbankan sebesar 8,16 persen pada Oktober
Bareksa.com - Bank Indonesia (BI) menilai, penurunan suku bunga kredit belum sejalan dengan pertumbuhan kredit. Pasalnya, hingga Oktober 2017, pertumbuhan kredit perbankan masih terbatas dan tidak sebanding dengan instrumen pembiayaan lain.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman mengungkapkan, hingga Oktober 2017, pertumbuhan kredit perbankan tercatat sebesar 8,16 persen (year on year/yoy) dengan nilai penyaluran Rp4.588,5 triliun. Nilai tersebut memang meningkat dibandingkan September yang mencapai 7,86 persen (yoy). Namun demikian di sisi lain, pembiayaan ekonomi melalui pasar keuangan meningkat tajam.
“Pembiayaan ekonomi melalui pasar keuangan seperti penerbitan saham, obligasi, dan medium term notes (MTN) terus bertumbuh tinggi hingga mencapai 45,5 persen (yoy) pada Oktober 2017,” ungkap dia dalam keterangan tertulis, Kamis (14 Desember 2017).
Promo Terbaru di Bareksa
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, penawaran perdana saham (IPO) pada Oktober 2017 mencapai nilai Rp12,49 triliun untuk lima emiten baru. Selain itu, penawaran umum terbatas dengan rights issue mencapai Rp4,09 triliun yang dilakukan oleh dua emiten. (Baca Nilai IPO Saham Hanya 1 Persen Total Fund Rising dari Pasar Modal)
Pada Oktober, penerbitan obligasi korporasi baik konvensional maupun sukuk mencapai Rp12,15 triliun yang dilakukan oleh tujuh emiten. Penerbitan baru surat utang pemerintah sebesar Rp16,95 triliun yang terdiri dari empat seri.
Padahal di sisi lain, penurunan suku bunga kredit terus berjalan. Seiring dengan pelonggaran kebijakan moneter BI 7 day reverse repo rate. “Transmisi melalui jalur kredit belum optimal, terlihat dari pertumbuhan kredit yang belum optimal, terlihat dari pertumbuhan kredit yang masih terbatas sejalan dengan permintaan kredit yang belum tinggi dan perilaku bank yang masih selektif dalam memberikan kredit baru,” papar dia.
Kendati demikian, BI tetap optimistis pertumbuhan kredit bisa membaik pada 2018 di angka 10-12 persen, meningkat dibandingkan periode 2017 di angka 8 persen. Hal ini sejalan dengan peningkatan aktivitas ekonomi dan dampak pelonggaran kebijakan moneter dan makroprudensial yang telah dilakukan sebelumnya. "Serta perkembangan program konsolidasi korporasi dan perbankan yang ditempuh," ucap dia.(K09)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.