BTPN Syariah Persiapkan IPO Saham Tahun Depan
Hingga September 2017, modal inti BTPN Syariah tercatat sebesar Rp2 triliun
Hingga September 2017, modal inti BTPN Syariah tercatat sebesar Rp2 triliun
Bareksa.com – Anak usaha PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN), yaitu PT Bank Tabungan Negara Pensiun Nasional (BTPN) Syariah berencana melangsungkan penawaran umum perdana (initial public offering/ IPO) saham tahun depan. Perseroan berencana melepas sekitar 10 persen saham baru ke publik melalui IPO.
Komisaris Utama BTPN Syariah, Kemal Aziz mengungkapkan, perseroan akan go public pada awal 2018. BTPN Syariah telah melakukan mini ekspos dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Jumat, 15 Desember 2017.
“Kita akan terbitkan 10 persen saham,” terangnya di Jakarta, Jumat, 15 Desember 2017.
Promo Terbaru di Bareksa
Perseroan akan melakukan IPO saham untuk meningkatkan modal dan ekspansi penyaluran pinjaman. BTPN Syariah menunjuk Trimegah Sekuritas sebagai penjamin emisi (underwriter) aksi tersebut. Peseroan menggunakan laporan keuangan September 2017 untuk go public.
Hingga September 2017, modal inti BTPN Syariah tercatat sebesar Rp2 triliun dengan aset sebesar Rp8,5 triliun. Pemegang saham BTPN Syariah terdiri atas PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional sebesar 70 persen dan PT Triputra Persada Rahmat sebesar 30 persen.
Selain BTPN Syariah, satu bank syariah nasional lain yang juga berencana melangsungkan IPO saham adalah PT Bank BRI Syariah, anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Saat ini BRI Syariah tengah mengkaji rencana tersebut.
BRI Syariah menjadikan proses go public sebagai alternatif pendanaan untuk meningkatkan modalnya. Perseroan meanrgetkan dapat menjadi Bank BUKU 3 tahun depan.
Hingga semester II-2017, total ekuitas BRI Syariah tercatat sebesar Rp2,5 triliun. Untuk menjadi bank BUKU 3, perseroan harus meningkatkan modalnya menjadi Rp5 triliun.
Sejumlah alternatif pendanaan tengah dipertimbangkan perseoran, di antaranya melalui IPO saham. Di samping itu, BRI Syariah juga mengkaji pertumbuhan melalui pengembangan organik dan anorganik.
Fund Raising di BEI
Pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga 7 Desember 2017 yang naik 13,95 persen secara year to date, sejalan dengan peningkatan penggalangan dana atau fund rising dari pasar modal. Hingga 6 Desember 2017, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat total nilai fund rising melalui berbagai instrumen mencapai Rp775,33 triliun.
Berdasarkan keterangan BEI, total nilai fund rising tahun ini sudah jauh melampaui realisasi sepanjang 2016 lalu yang hanya mencapai Rp675,05 triliun. Artinya, total fund rising di pasar modal hingga awal Desember tahun ini sudah naik 14,85 persen.
Secara rinci bisa dijelaskan, sebagian besar fund rising dari pasar modal berasal dari penerbitan obligasi dan sukuk pemerintah yang mencapai Rp564,65 triliun atau naik 16,51 persen dari Rp484,63 triliun di sepanjang 2016. Di sisi lain, obligasi dan sukuk korporasi juga tumbuh dari Rp114,66 triliun menjadi Rp143,89 triliun atau naik 25,49 persen.
Sementara fund rising dari equity justru mengalami penurunan. Ini terlihat dari penerbitan saham perdana IPO dan rights issue.
BEI mencatat, fund rising dari IPO hingga 6 Desember 2017 hanya mencapai Rp7,89 triliun atau turun 34,85 persen dari Rp12,11 triliun. Begitu juga rights issue yang nilainya baru mencapai Rp57,58 triliun atau turun 7,89 persen dari Rp62,51 triliun di 2016. Fund rising dari penerbitan waran mengalami kenaikan dari Rp1,14 triliun menjadi Rp1,31 triliun.
Terlepas dari itu, rata-rata nilai transaksi harian di BEI telah menembus Rp7,44 triliun dengan nilai kapitalisasi pasar Rp6.686 triliun per 7 Desember 2017. Adapun hingga saat ini, posisi asing masih net sell dengan nilai Rp37,08 triliun.
Hingga akhir tahun ini, rencananya masih ada beberapa perusahaan yang akan mencatatkan sahamnya di BEI. Perusahaan-perusahaan itu antara lain PT Jasa Armada Indonesia Tbk, PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi Tbk, dan PT Prima Cakrawala Abadi. (hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.