Bareksa.com – Rata-rata nilai transaksi harian saham di Bursa Efek Indonesia hingga Rabu, 6 Desember 2017 tercatat sebesar Rp7,44 triliun. Angka itu sedikit lebih rendah dibanding tahun lalu yang sebesar Rp7,49 triliun. Sementara itu, rata-rata volume transaksi saham hingga kemarin mencapai 11,5 miliar saham, melonjak signifikan dari sepanjang tahun lalu sebanyak 7,8 miliar saham.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Tito Sulistio, mengatakan rata-rata transaksi harian tahun ini memang sedikit lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Hal itu terjadi karena pada 2016, terdapat transaksi tutup sendiri (crossing) dalam rangka pengampunan pajak senilai Rp180 triliun.

“Tanpa crossing tax amnesty, rata-rata transaksi harian 2016 adalah Rp6,7 triliun,” katanya di Jakarta, Rabu, 6 Desember 2017.

Tito menerangkan, transaksi crossing terbagi dalam dua jenis. Pertama adalah crossing dalam rangka transaksi bisnis dan kedua crossing tax amnesty. Tahun ini, Tito mengaku bahwa transaksi crossing dalam rangka tax amnesty sangat minim.

Sehingga, rata-rata nilai transaksi saham tahun ini sudah mencerminkan kondisi normal perdagangan saham. Jika dibandingkan antara transaksi regular tahun 2016 dan 2017, rata-rata nilai transaksi saham tahun ini meningkat sekitar Rp900 miliar.

“Tetapi jika crossing tax amnesty tahun lalu dihitung, transaksi tahun ini sedikit di bawah,” katanya. Tahun ini, dia optimistis target nilai rata-rata transaksi harian mencapai Rp7,5 triliun, sesuai target BEI.

Sebenarnya, pada awal tahun ini BEI menargetkan nilai rata-rata transaksi harian Rp8 triliun. Tetapi, bursa kemudian merevisi target tersebut menjadi Rp7,5 triliun per hari.

Nilai Transaksi Bahana

Direktur Utama Bahana Sekuritas, Feb Sumandar, mengungkapkan rata-rata transaksi harian perseroan tahun ini cenderung meningkat dibandingkan tahun lalu. Tetapi, dia tidak merinci nilainya.

“Overall indeks naik. Rata-rata transaksi secara industri juga cenderung menigkat dari tahun lalu,” terang Feb.

Tahun depan, Bursa Efek Indonesia menetapkan asumsi rata-rata nilai transaksi harian bursa sebesar Rp9 triliun dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2018‎.

Asumsi tersebut didasarkan pada target pemerintah telah menetapkan pertumbuhan ekonomi tahun depan yang diprediksikan akan berada di kisaran 5,4 persen dengan laju inflasi sekitar 3,5 persen plus minus 1 persen. ‎

Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yaitu 7-day Reverse Repo Rate diperkirakan akan berada di level 4,25 persen. Asumsi rata-rata nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada 2018 diproyeksi di Rp13.400, dipengaruhi oleh sentimen positif peningkatan investasi dari kalangan pemodal dalam dan luar negeri yang akan memperbaiki neraca pembayaran.

‎"Penetapan asumsi rata-rata nilai transaksi harian bursa tersebut didasarkan pada beberapa asumsi yakni optimisme pertumbuhan ekonomi Indonesia, meningkatnya eksposure kenaikan peringkat investasi menjadi investment grade rating dari lembaga pemeringkat Standard and Poors (S&P)," ‎kata Tito. (AM)