BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Setelah Tol dan Pelabuhan, Astra akan Masuk ke Proyek Bandara

06 Desember 2017
Tags:
Setelah Tol dan Pelabuhan, Astra akan Masuk ke Proyek Bandara
Direktur PT Astratel Nusantara (Astra Infra) Rahmat Samulo memaparkan materi dalam Workshop Wartawan Industri 2017 di Semarang, Rabu (6/12)

Astra sedang serius melakukan studi

Bareksa.com – Grup Astra berkomitmen mendukung pembangunan infrastruktur tanah air melalui PT Astratel Nusantara (Astra Infra). Komitmen Astra Infras tersebut tertuang melalui rencana ekspansi perseroan, khususnya sektor jalan tol dan pelabuhan.

Astra Infra telah merealisasikan akuisisi 45 persen saham jalan tol Cikopo – Palimanan milik PT Lintas Marga Sedaya. Hal itu membuat Astra Infra telah memiliki enam ruas tol sepanjang 352,6 kilometer.

Namun Astra Infra tidak tinggal diam. Direktur Astra Infra, Rahmat Samulo, menyampaikan pihaknya melihat masih ada potensi untuk menambah kepemilikan ruas tol, khususnya di Pulau Jawa. Salah satunya, ruas tol milik PT Waskita Toll Road.

Promo Terbaru di Bareksa

“Kami sedang serius komunikasi dengan Waskita. Tapi belum bisa disebutkan tol yang mana. Pastinya, ini akan menghasilkan sesuatu yang positif karena pemerintah mendorong keterlibatan swasta dalam infrastruktur,” ujar Rachmat di Semarang, Rabu, 6 Desember 2017. (Baca : ASII Turun 4,5 Persen Jelang Indeks MSCI Berlaku, Ini Prospek Harga Saham Astra)

Dengan adanya peluang itu, Rahmat menegaskan, Astra Infra akan memperbanyak kepemilikan jalan tol karena sudah punya komitmen untuk bergerak pada sektor itu.

Sejauh ini, Astra Infra menjadi mayoritas pemilikan jalan tol ruas Tangerang – Merak dengan porsi 79 persen dan Jombang – Mojokerto 100 persen. Sementara di beberapa ruas lainnya seperti Kunciran – Serpong 40 persen, Serpong – Balaraja 25 persen, Semarang – Solo 40 persen, dan Cikopo – Palimanan 45 persen.

Namun, investasi di tol Cikopo – Palimanan justru mengalami kerugian awal, sehingga Divisi infrastruktur dan logistik Grup Astra per September 2017 menelan kerugian Rp66 miliar dari periode sama tahun lalu untung Rp213 miliar. (Lihat : Astra Siapkan Capex Hingga Rp15 Triliun Tahun Depan)

Pelabuhan dan Bandara

Seperti perusahaan infrastruktur lainnya, Astra Infra juga punya linis bisnis pelabuhan. Untuk yang satu ini, Astra Infra lebih melayani kebutuhan-kebutuhan entitas Grup Astra lainnya.

Bisnis pelabuhan Astra Infra dimulai pada 2013 dengan mengakuisisi PT Pelabuhan Banua Taka Port yang kini menjadi Astra Infra Port Eastkal. Pelabuhan ini memiliki luas 95 hektare dengan 2 jetty sepanjang 200 meter, 11 warehouse dan 6 open yard. (Baca : Alat Berat dan Pertambangan Topang Laba Astra Rp14,18 Triliun di Q3-2017)

Rahmat menyampaikan Astra Infra punya portofolio Bonded Logistic Center yang terdiri dari Jakara (Cakung – Cilincing), Eastkal (Penajam Kalimantan), dan Kariangau (Balikpapan).

“Salah satu proyek strategis ke depan adalah Patimban Port yang merupakan proyek strategis nasional melalui Keputusan Presiden No. 47/2016,” imbuh Rahmat.

Rahmat menjelaskan, Astra Infra akan menjadi operator di Patimban Port. Karena itu, perseroan butuh dukungan investor strategis baik asing maupun lokal.

Jika kedatangan investor, kata Rahmat, asing hanya boleh memiliki porsi 49 persen dan sisanya lokal. “Yang 51 persen itu akan menjadi milik kami dengan juga mencari investor dari lokal. Semua sedang kami jalin komunikasi, tapi belum ada keputusan,” jelasnya. (Baca : WSKT Batal Divestasi Ruas Tol Anak Usaha, Ini Tanggapan Astra dan Jasa Marga)

Di sisi lain, Rahmat menuturkan Astra Infra berminat untuk terlibat dalam pembangunan bandara. Terlebih, perseroan melihat bandara merupakan infrastruktur utama dan belum banyak swasta yang terlibat.

“Sehingga, Astra juga ingin masuk ke sektor itu dan sedang serius melakukan studi,” ungkapnya. Sayang, Rahmat juga masih enggan menyebut bandara mana yang menjadi incaran Astra. (AM) (Lihat : Ditopang LCGC, Pangsa Pasar Mobil Astra Masih di Bawah 60 Persen per Juli 2017)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.385,6

Up0,21%
Up4,12%
Up7,77%
Up8,02%
Up19,27%
Up38,33%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,56

Up0,20%
Up4,14%
Up7,20%
Up7,44%
Up2,99%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.085,51

Up0,57%
Up4,03%
Up7,67%
Up7,80%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.854,58

Up0,55%
Up3,90%
Up7,24%
Up7,38%
Up17,49%
Up40,84%

Insight Renewable Energy Fund

2.288,82

Up0,81%
Up4,14%
Up7,41%
Up7,53%
Up19,89%
Up35,81%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua