Berita Hari Ini : Holding BUMN Tambang Optimistis Mampu Akuisisi Saham Freeport
Resmi tergabung dalam holding tambang, ANTM memiliki rencana kerja sama dengan perusahaan tambang pelat merah lainnya
Resmi tergabung dalam holding tambang, ANTM memiliki rencana kerja sama dengan perusahaan tambang pelat merah lainnya
Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia dan berita media hari ini, Kamis, 30 November 2017 ;
PT Tambang Batubara Bukit Asam Persero Tbk (Persero) Tbk (PTBA)
PTBA menganggarkan belanja modal Rp4 triliun-Rp5 triliun pada 2018 untuk mendukung berbagai rencana perusahaan.
Promo Terbaru di Bareksa
Direktur Utama Bukit Asam, Arviyan Arifin, mengatakan belanja modal itu paling banyak akan dialokasikan untuk ekuitas bagi proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Banko Tengah atau Sumsel 8 berkapasitas 2x620 megawatt (MW).
PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA)
PT Surya Semesta Internusa Tbk menyiapkan investasi Rp4 triliun hingga 2020 untuk pengembangan kawasan industri di Subang, Jawa Barat dan keterlibatan dalam proyek jalan tol Patimban.
Presiden Direktur Surya Semesta Internusa, Johannes Suriadjaja mengungkapkan untuk proyek kawasan industri di Subang saat ini pembebasan lahan sudah 750 hektare dan diperkirakan pada akhir tahun akan mencapai 800 hektare.
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)
PT Aneka Tambang Tbk atau Antam resmi tergabung dalam holding tambang bersama tiga perusahaan tambang BUMN lainnya yakni PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), PT Tambang Batubara Bukit Asam Persero Tbk (Persero) Tbk (PTBA), dan PT Timah (Persero) Tbk (TINS). ANTM telah memiliki rencana kerja sama dengan perusahaan-perusahaan tambang pelat merah tersebut.
Kerja sama dengan Inalum dilakukan dengan membangun pabrik smelter grade alumina refinery (SGAR). "Saat ini kami sedang dalam studi kelayakan (feasibility study). Diharapkan studi ini bisa selesai dalam empat sampai lima bulan ke depan," ujar Direktur Utama ANTM, Arie Prabowo Ariotedjo.
Adapun rencana kerja sama dengan TINS akan berbentuk kesepakatan terkait jasa eksplorasi. Hal ini dilakukan lantaran ANTM memiliki kelebihan di bidang eksplorasi dibanding anggota holding lain.
Kerja sama yang dilakukan antara ANTM dengan PTBA berkaitan dengan pasokan listrik, terutama untuk pabrik feronikel di Halmahera Timur. "Kami juga berencana untuk melakukan pengalihan pengelolaan aset pembangkit listrik di Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Pengalihan ini berpotensi membuat kami memperoleh dana Rp2 triliun hingga Rp3 triliun untuk program hilirisasi kami," papar Arie.
Akuisisi Saham Freeport
Empat BUMN pertambangan telah bergabung membentuk holding BUMN tambang. Diharapkan kekuatan keuangan holding BUMN tambang semakin kokoh dan mampu mengambil divestasi saham PT Freeport Indonesia, unit usaha perusahaan tambang asal Amerika Serikat, Freeport-McMoRan Inc yang beroperasi di Papua.
Direktur Utama Inalum, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan setelah keuangan anggota BUMN tambang dikonsolidasikan maka nilai aset holding BUMN tambang akan menjadi sekitar Rp 88 triliun.
Dengan ekuitas sebesar itu, holding BUMN tambang bisa mengembangkan keuangannya hingga 3 kali. Sehingga holding BUMN tambang mempunyai peluang mendapatkan pembiayaan Rp180 triliun.
"Kalau di bank debt to equity ratio 3 kali, bisa pinjam sebanyak Rp180 triliun. Itu besar sekali. Sekarang debt to equity ratio kita jauh di bawah 1, yakni 0,38," ujar Budi.
Dengan kekuatan uang sebesar itu, dia yakin holding BUMN tambang akan mampu menyerap divestasi saham Freeport Indonesia. "Kita mampu, kan tinggal dihitung saja," kata Budi.
Budi mengakui, saat ini pihaknya sudah perjanjian kerahasiaan (non disclosure agreement) dengan Freeport Indonesia. Namun karena perjanjiannya bersifat kerahasiaan dia mengaku tidak bisa membeberkan bagaimana progress rencana pembelian divestasi saham Freeport Indonesia. (AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,82 | 0,23% | 4,09% | 7,79% | 8,03% | 19,38% | 38,35% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,66 | 0,21% | 4,11% | 7,21% | 7,45% | 2,88% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.085,69 | 0,58% | 3,99% | 7,68% | 7,82% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.854,91 | 0,57% | 3,86% | 7,26% | 7,40% | 17,49% | 40,87% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.289,21 | 0,83% | 4,10% | 7,42% | 7,55% | 19,87% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.