Saham AISA Lesu, Ini Analisis Peralihan Pendapatan Utama Produsen Beras Maknyuss
Dalam 7 bulan terakhir, saham produsen Beras Maknyuss dan Makanan Ringan "Taro" ini melemah 71 persen
Dalam 7 bulan terakhir, saham produsen Beras Maknyuss dan Makanan Ringan "Taro" ini melemah 71 persen
Bareksa.com - Harga saham induk usaha produsen beras merek Maknyuss dan Cap Ayam Jago, PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) atau TPS Food merosot sepanjang tujuh bulan terakhir sejak menyentuh level tertingginya pada April. Penurunan harga saham ini seiring dengan kinerja penjualan yang tertekan oleh bisnis pengolahan beras.
Berdasarkan kinerja keuangan perseroan pada periode Januari-September 2017, tercatat penjualan anjlok 17 persen dari Rp4,97 triliun menjadi Rp4,1 triliun. Salah satu penyumbang penurunan penjualan terbesar akibat lini bisnis pengolahan beras yang anjlok 26 persen dari sebelumnya Rp3,1 triliun menjadi Rp2,3 triliun.
Menurut analisis Bareksa, hal itu disebabkan karena lini bisnis pengolahan beras berkontribusi terhadap total penjualan Tiga Pilar lebih dari 50 persen. Sehingga, sedikit banyaknya penurunan penjualan beras berdampak secara langsung terhadap keseluruhan nilai penjualan Tiga Pilar.
Promo Terbaru di Bareksa
Grafik : Perbandingan Penjualan AISA dan Beras (Rp Triliun)
Sumber : Laporan Keuangan, diolah Bareksa
Kelompok produk perusahaan lain yang juga mencatatkan penurunan penjualan adalah biskuit, mie instan, hingga produk-produk agribisnis seperti minyak sawit mentah, tandan buah segar, serta inti sawit dan turunannya hingga 2016. Pada tahun 2017, perseroan sepakat untuk melepas kepemilikan saham di anak usaha PT Golden Plantation Tbk (GOLL), sehingga tidak ada lagi sumber pendapatan yang berasal dari sektor agribisnis.
Grafik : Kontribusi Penjualan AISA per Segmen (%)
Sumber : Laporan Keuangan, diolah Bareksa
Mengacu pada grafik di atas, telah terjadi perubahan (shifting) sumber pendapatan secara perlahan. Pendapatan dari pengolahan beras mulai berkurang kontribusinya dari 63 persen menjadi 56 persen di kuartal III 2017. Namun di sisi lain, hal tersebut diimbangi dengan kenaikan kontribusi penjualan makanan seperti makanan ringan dengan merk Taro yang diproduksi oleh TPS Food.
Maka dari itu, tak heran jika penjualan Tiga Pilar turun per September ini, dikarenakan adanya penyesuaian terhadap menurunnya penjualan beras. Selain itu, segmen beras perseroan juga sempat terdampak dari kasus penyimpangan tata niaga beras di anak usahanya, yakni PT Indo Beras Unggul (IBU). (Baca : Dituduh Curang, Simak Penjelasan Lengkap Produsen Beras Maknyuss Ini)
Historikal Harga Saham AISA 13 April – 28 November 2017
Sumber : Bareksa.com
Berkaitan dengan kinerjanya, saham AISA ditutup di level Rp675 pada 28 November 2017, anjlok 71 persen dari level tertingginya Rp2.360 pada 13 April 2017. (Baca :Dirut Produsen Beras Maknyuss Jadi Tersangka, Bagaimana Nasib Saham AISA?)
(hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.