Kementerian Targetkan Hanya 10 BUMN yang Merugi Tahun Ini
Tahun lalu, sebanyak 25 BUMN tercatat membukukan kerugian
Tahun lalu, sebanyak 25 BUMN tercatat membukukan kerugian
Bareksa.com – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bakal mengurangi jumlah perusahaan pelat merah yang merugi tahun ini. Kementerian menargetkan BUMN yang rugi tidak mencapai 10 perusahaan, jauh lebih baik dibandingkan catatan tahun lalu, sebanyak 25 BUMN tercaat membukukan kerugian.
Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan (KSPP) Kementerian BUMN, Ahmad Bambang mengatakan, sebenarnya tidak sulit untuk membuat BUMN kecil yang awalnya rugi menjadi untung tahun ini. Agar BUMN kecil untung, kementerian menerapkan skema 'bapak asuh-anak asuh', yakni sinergi antarperusahaan BUMN.
Dia memberi contoh PT Produksi Film Negara (PFN). Untuk langkah awal, PFN akan mendapatkan proyek film-film promosi BUMN lainnya. Kemudian, perseroan akan membuat film nasional dan populer yang mengangkat wilayah di Indonesia.
Promo Terbaru di Bareksa
Namun, dia mengaku bahwa masih ada yang tidak bisa dihindari, yaitu BUMN rugi akibat penyusutan nilai (impairment) peninggalan masa lalu. “Ada yang terkena impairment besar karena investasi yang gagal sehingga utangnya mati dan harus (asetnya kena) impairment,” kata Bambang di Jakarta, Rabu, 29 November 2017.
Bambang melanjutkan, awalnya dana BUMN tersebut merupakan biaya tetapi akhirnya menjadi rugi. Salah satu contohnya adalah BUMN yang berinvestasi terlalu mahal.
Dia memberikan contoh PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Bambang menilai ada kasus pembelian pesawat yang harganya terlalu mahal. Kemudian, Garuda juga membeli pesawat baling-baling padahal Garuda adalah maskapai penerbangan kelas atas.
“Itu salah, walau studinya benar,” katanya. (Baca juga Mantan Dirut Emirsyah Jadi Tersangka KPK, Bagaimana Keadaan Garuda Kini?)
Seharusnya, anak usaha Garuda, PT Citilink Indonesia yang berinvestasi pesawat baling-baling, bukan Garuda Indonesia. Dia bukannya menyalahkan, tetapi Kementerian BUMN akan fokus membantu memperbaiki kinerja keuangan BUMN rugi.
Kemudian, Kementerian BUMN juga berencana melakukan simplifikasi dengan menggabungkan beberapa BUMN tetapi bukan dalam bentuk holding. Saat ini masih ada beberapa BUMN kecil yang memiliki lini bisnis sama dengan BUMN besar.
“Tahun lalu yang rugi 25 BUMN, tahun ini akan kita push menjadi di bawah 10,” terang Bambang. (hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.