BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Valuasi Saham CPO Terendah 8 Tahun, Bagaimana Potensinya?

28 November 2017
Tags:
Valuasi Saham CPO Terendah 8 Tahun, Bagaimana Potensinya?
Pekerja menurunkan tandan buah segar kelapa sawit dari perahu di Perkebunan kawasan Gambut Jaya, Muaro Jambi, Selasa (15/9). Menurut Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) harga CPO anjlok menjadi dibawah 600 dolar AS per metrik ton yang merupakan level terendah sejak enam tahun terakhir. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Riset Sucor Asset Management melihat potensi sektor CPO bisa menunjukkan kinerja baik pada kuartal empat 2017

Bareksa.com - Harga saham emiten yang bergerak di bidang minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) sedang dalam tren mendatar sejak delapan tahun yang lalu. Meskipun demikian, fund manager melihat potensi kenaikan saham-saham CPO pada kuartal keempat tahun ini.

Riset Sucor Asset Management yang dibagikan pada nasabah menunjukkan bahwa sektor agribisnis, yang terutama didorong oleh CPO tersebut, tidak banyak bergerak. Pasca menyentuh rekor tertingginya pada 2011, sampai saat ini indeks sektor agribisnis masih mendatar, tidak terpengaruh isu munculnya fenomena cuaca El Nino dan La Nina yang menyebabkan produksi CPO turun.

Meskipun demikian, riset tersebut melihat bahwa ada potensi sektor CPO untuk bisa menunjukkan kinerja baik pada kuartal keempat tahun ini. Setidaknya ada tiga alasan yang mendasari potensi tersebut.

Promo Terbaru di Bareksa

Grafik: Pergerakan Indeks Agri di Bursa Efek Indonesia 8 Tahun

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Pertama, produksi pada Agustus-Oktober tahun ini diperkirakan tidak setinggi tahun-tahun sebelumnya. Padahal, biasanya dalam periode tersebut produksi CPO di Malaysia mencapai puncaknya.

Oleh sebab itu, sesuai dengan prinsip permintaan dan pasokan (supply and demand), produksi yang mengecewakan di akhir tahun 2017 membuka peluang stock CPO di Malaysia bergerak turun.

Kedua, harga CPO cenderung berlawanan dengan inventory CPO. Artinya, bila produksi diprediksi turun, dan investory turun, maka harga CPO akan menguat (bullish).

"Menurut estimasi kami, investory CPO akan kembali turun ke level 1,5 juta ton pada kuartal pertama 2018 ini, atau bahkan lebih rendah," tulis Billy Budiman, fund manager Sucor Asset Management, dalam riset tersebut.

Ketiga, dengan katalis invetory akan turun dan harga CPO akan naik, Sucor melihat bahwa saham CPO tidak wajar diperdagangkan dengan valuasi terendah dalam delapan tahun terakhir. Valuasi ini dilihat dengan perbandingan harga terhadap laba per saham (price to earning/PE ratio).

Adapun dua emiten CPO yang bisa menjadi contoh kasus ini adalah PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP).

Grafik: Pergerakan PE Ratio Saham AALI dan LSIP Sejak 2007

Illustration

Sumber: Riset Sucor Asset Management

Selain itu, Sucor memandang valuasi emiten-emiten CPO yang dilihat dari nilai perusahaan (enterprise value/EV) per hektare juga terbilang murah. Ditambah lagi, ada potensi La Nina pada kuartal pertama 2018.

"Kami melihat bahwa saham CPO punya potensi untuk perform dua kuartal ke depan," tulis riset tersebut.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,65

Up0,58%
Up4,31%
Up7,57%
Up8,73%
Up19,20%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.093,4

Up0,44%
Up4,48%
Up7,05%
Up7,51%
Up2,61%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,4

Up0,60%
Up3,97%
Up7,04%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,13

Up0,53%
Up3,89%
Up6,64%
Up7,38%
Up16,99%
Up40,43%

Insight Renewable Energy Fund

2.270,42

Up0,81%
Up3,87%
Up6,51%
Up7,19%
Up20,23%
Up35,64%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua