Harga Minyak Turun, Saham Emiten Tambang Berguguran
Holding resmi terbentuk namun saham BUMN tambang dalam tren negatif
Holding resmi terbentuk namun saham BUMN tambang dalam tren negatif
Bareksa.com – Saham-saham tambang berguguran pada perdagangan hari ini (Selasa, 28 November 2017). Setidaknya terlihat dari beberapa saham seperti GEMS, BUMI, ELSA, TINS, ANTM, ITMG, dan PTBA.
Hal itu juga bisa dilihat dari intraday indeks saham tambang hingga pukul 14:28 WIB. Membuka perdagangan pada level 1.575,57, indeks saham tambang bergerak turun dan kini berada pada level 1.550 dan sempat berada di level terendah hari ini 1.536,67.
Lalu, apa yang sebenarnya terjadi dengan saham-saham tambang hari ini?
Promo Terbaru di Bareksa
Kepada Bareksa, Analis Ciptadana Sekuritas Achmad Sudjatmiko, menyampaikan penurunan harga saham-saham tambang karena regional.
“Selain harga minyak turun karena tidak ada kepastian dari Rusia untuk ikut mengurangi produksi, harga nikel juga turun karena produksi baja Cina yang merupakan konsumen nikel juga melambat,” tutur Achmad. (Baca : Harga Minyak Kembali Terkoreksi, Saham ELSA Dan MEDC Ikut Rontok)
Achmad melihat belum ada sentimen positif bagi saham tambang. Kecuali, jika Korea Utara menurunkan tingkat kesiapan penurunan nuklir.
Global Head of Currency Strategy & Market Research FXTM, Jameel Ahmad, memaparkan pada Kamis, OPEC dan Rusia akan menghentikan spekulasi apakah kesepakatan untuk memangkas produksi akan diperpanjang melampaui Maret 2018.
Harga minyak mentah Brent tampak telah merefleksikan berita baik, dan mungkin sedikit premi risiko geopolitik.
“Kenaikan harga Brent 32,5 persen dibandingkan satu tahun lalu menyiratkan ekspektasi bahwa pemangkasan produksi akan tetap diberlakukan di 2018. Jika tidak, maka akan ada konsekuensi negatif,” tulis Jameel dalam risetnya. (Lihat : Holding BUMN Industri Pertambangan Resmi Terbentuk)
Grafik: Intraday Indeks Saham Tambang Hingga Pukul 14:28 WIB Perdagangan Selasa, 28 November 2017
Sumber: Bareksa.com
Jameel berpendapat peningkatan Brent akan tetap terbatas, jika ketegangan di Timur Tengah tidak memburuk. Sebaliknya, apabila OPEC & Rusia tidak menunjukkan komitmen serius untuk memperpanjang pemangkasan produksi, maka dapat terjadi penurunan signifikan.
“Investor dan spekulan memegang posisi net-long tertinggi dan saat ini akan sangat berbahaya apabila bulls minyak mengalami kekecewaan,” tambah dia. (Baca : BEI : Pembentukan Holding BUMN Bakal Berimbas Positif ke Tiga Emiten Tambang)
Saham Tambang BUMN
Analis Reliance Securities, Lanjar Nafi Taulat, berpendapat hingga saat ini investor dalam kondisi menunggu hasil dari afiliasi dan struktur permodalan yang akan ditetapkan dari holding.
"Aksi tersebut masih dicermati investor. Karena itu, investor masih wait and see hingga saat ini," ujarnya.
Sementara, Achmad menilai, saham-saham BUMN tambang sudah price in. Namun dia menilai, investor bisa memilih saham PT Timah (Persero) Tbk (TINS).
Achmad beralasan, harga timah lebih stabil dibanding nikel. “Selama harga timah di atas US$14.000/ton, maka TINS sudah making profit,” kata Achmad.
“TINS juga sudah diversifikasi bisnis,” tambah dia. (Lihat : Holding BUMN Tambang Ditargetkan Masuk 500 Fortune Global Company)
Meski Achmad memilih TINS sebagai saham tambang yang masih layak beli, namun harga TINS sejak 20 November 2017 bergerak turun. Saat itu, harga TINS masih berada pada level Rp885 dan hingga hari ini menjadi Rp825 per saham.
Adapun saham PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) juga dalam posisi turun sejak 20 November 2017 dari Rp665 menjadi Rp650 per saham. Sementara, gerak saham PTBA bervariasi setelah kemarin naik 0,93 persen, saham PTBA hari ini dalam posisi turun 0,23 persen ke level Rp10.875 per saham. (AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.