BEI : Pembentukan Holding BUMN Bakal Berimbas Positif ke Tiga Emiten Tambang
Membaiknya kinerja keuangan tiga emiten tentunya akan membuat investor senang
Membaiknya kinerja keuangan tiga emiten tentunya akan membuat investor senang
Bareksa.com – Bursa Efek indonesia (BEI) menilai bahwa pembentukan holding badan usaha milik negara (BUMN) industri tambang akan berimbas positif terhadap kinerja emiten tambang BUMN yang terlibat.
Bursa juga melihat tidak ada perubahan yang berarti apabila pemerintah mengalihkan kepemilikan sahamnya di PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM), PT Bukit Asama (Persero) Tbk (PTBA) dan PT Timah (Persero) Tbk (TINS) kepada PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum).
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), Samsul Hidayat mengatakan, pengalihan saham tersebut hanya membuat pemerintah mengendalikan tiga perusahaan tambang BUMN menjadi tidak langsung. Tetapi pengawasan tiga emiten tambang tersebut masih dilakukan oleh pemerintah.
Promo Terbaru di Bareksa
“Tinggal pengawasan dari Kementerian BUMN dan Kementerian Keuangan terhadap Inalum. Sementara secara operasional Inalum mengontrol tiga emiten tambang tersebut,” katanya di Jakarta, Senin, 27 Oktober 2017. (Baca : Holding BUMN Tambang Ditargetkan Masuk 500 Fortune Global Company)
Dengan pengalihan saham itu, performa Antam, Bukit Asam dan PT Timah diharapkan bisa lebih baik. Itu merupakan tujuan pemerintah dengan membentuk holding BUMN industri tambang, yakni agar operasional tiga perusahaan tambang lebih efisien.
Apabila efisiensi berjalan lebih baik, maka performa perusahaan akan ikut membaik. Membaiknya kinerja keuangan tiga emiten tersebut tentunya akan membuat investor senang.
Setelah Antam, Bukit Asam dan PT Timah melakukan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB), tiga perusahaan tersebut akan melaporkan hasil pengalihan saham dari pemerintah ke Inalum kepada BEI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kemudian, BEI akan mendiskusikan langkah-langkah yang perlu dilakukan tiga perusahaan itu. (Lihat : Holding Belum Terbentuk, Perusahaan Tambang BUMN Bentuk JV Pengolahan Limbah)
Kemampuan Keuangan
Selain meningkatkan efisiensi, pembentukan holding BUMN industri tambang bakal memperbesar kemampuan keuangan BUMN.
Kemampuan keuangan holding BUMN sektor tambang diklaim cukup untuk mengakuisisi mayoritas saham PT Freeport Indonesia, unit usaha perusahaan tambang asal Amerika Serikat, Freeport-McMoRan Inc yang beroperasi di Papua. (Baca : Bisa Leverage Dana Rp180 Triliun, Holding BUMN Tambang Sanggup Akuisisi Freeport)
Setelah pembentukan holding tuntas, Inalum sebagai induk usaha BUMN tambang dapat meleverage keuangannya hingga mencapai Rp180 triliun. Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno, mengatakan, setelah menjadi holding perusahaan-perusahaan tambang negara dapat meleverage keuangannya jadi lebih besar lagi.
Setelah holding terbentuk, Inalum akan memiliki aset Rp84 triliun dengan porsi ekuitas Rp64 triliun. Dengan jumlah ekuitas itu, perseroan bisa meleverage keuangannya 2-3 kali sehingga bisa menggalang dana sekitar Rp180 triliun.
Saat ini Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) masih memproses pembelian saham Freeport Indonesia. (Lihat : OJK : BUMN Tambang Tidak Tender Offer, META Sedang Diuji)
“Kalau ekuitas dileverage dua kali saja sudah dapat Rp120 triliun. Kita meleverage tiga kali masih aman. Tinggal kebutuhan untuk membeli Freeport berapa,” tuturnya. (AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.379,53 | 1,02% | 5,18% | 7,30% | 8,82% | 19,45% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.089,71 | 0,44% | 5,40% | 6,62% | 7,08% | 2,64% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.837,78 | 0,53% | 3,93% | 6,27% | 7,42% | 17,19% | 40,03% |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.075,16 | 0,66% | 3,97% | 6,64% | - | - | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.257,46 | 0,72% | 3,68% | 5,94% | 6,95% | 19,66% | 35,50% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.