Saham BBTN Masuk MSCI, Berapa Potensi Pembobotannya?
Konstituen Indeks MSCI Indonesia hanya akan menjadi 29 saham dari sebelumnya 31 saham
Konstituen Indeks MSCI Indonesia hanya akan menjadi 29 saham dari sebelumnya 31 saham
Bareksa.com - Morgan Stanley Capital International (MSCI) kembali melakukan perubahan komposisi (rebalancing) portofolio indeksnya per bulan November. Berdasarkan pengumuman dalam situs MSCI, Senin (13 November 2017), beberapa saham untuk indeks di Indonesia bakal terkena rebalancing dalam Emerging Market Index.
MSCI Index seringkali menjadi patokan bagi investor dan manajer investasi bagi portofolio mereka sehingga perubahan ini kerap memengaruhi pasar saham Indonesia. Adapun rebalancing indeks terbaru ini akan mulai berlaku setelah penutupan perdagangan 30 November 2017.
Satu saham bank yakni PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) masuk dalam indeks MSCI tersebut. Selain itu, ada tiga saham yang keluar dari Emerging Market Index antara lain, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), dan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN).
Promo Terbaru di Bareksa
Mengacu pada website MSCI untuk pasar Indonesia, sebelumnya terdapat 31 emiten yang layak menjadi sarana dalam berinvestasi di Indonesia, dengan pembagian bobot yang berbeda-beda.
Tabel : Daftar 31 Emiten MSCI Indonesia periode Juni – November
Sumber : MSCI, diolah Bareksa
Menurut analisis Bareksa, jika ketiga emiten di atas terdepak dari MSCI, praktis ada 1,82 persen pembobotan yang tersisa untuk diperebutkan. Jika diasumsikan pembobotan lainnya tetap, maka saham BBTN akan masuk ke dalam daftar MSCI dengan bobot hingga 1,82 persen atau berada di peringkat 15 dari 29 emiten.
Adapun pembobotan indeks (index weightings) secara resmi masih belum diumumkan saat ini.
Grafik: Perubahan Harga Saham Setelah Pengumuman Rebalancing
Sumber : Bareksa.com
Hingga pukul 10.00 WIB hari ini (14 November 2017), saham BBTN yang masuk ke dalam daftar saham MSCI menguat hingga 1,7 persen di tengah pergerakan IHSG yang cenderung bergerak flat dengan melemah 0,04 persen. Sementara itu, ketiga saham lainnya yakni LPKR, MNCN, dan SMRA kompak berada di zona merah. (hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.