BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

PGN Masih Fokus Industri, Siapkan Capex Hingga US$210 Juta

13 November 2017
Tags:
PGN Masih Fokus Industri, Siapkan Capex Hingga US$210 Juta
Pekerja melakukan pengecekan tekanan gas di instalasi gas dryer Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) Perusahaan Gas Negara (PGN) Pondok Ungu, di Bekasi, Jawa Barat. ANTARA FOTO/Risky Andrianto

Per September 2017, sektor industri menyumbang pendapatan gas bumi sebesar US$1,75 miliar.

Bareksa.com – Meski terus mendapat tekanan harga jual dari industri, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) atau PGN tidak akan meninggalkan sumber pendapatan terbesarnya itu. Bahkan, manajemen PGN tengah menyiapkan dukungan besar ke salah satu sektor industri pelanggannya.

Pernyataan itu disampaikan Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama dalam kegiatan Media Gathering di Bogor, akhir pekan lalu. Pernyataan Rachmat terkait dengan serapan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini.

Rachmat menyampaikan, dari revisi capex yang semula disiapkan US$500 juta menjadi sekitar US$300 juta, sekitar 60 persen sampai 70 persen atau sekitar US$210 juta merupakan kebutuhan bisnis gas industri. Artinya, PGN masih sangat tergantung dengan segmen industri karena segmen ini berkontribusi 97 persen terhadap total pendapatan distribusi gas bumi.

Promo Terbaru di Bareksa

“Tidak mengurangi porsi, tetap support industri. Bahkan kami mau bantu ke pembangkit listrik karena mereka butuh (gas) daripada bahan bakar solar yang lebih mahal,” ungkap Rachmat.

Hingga September 2017, distribusi gas menjadi penyumbang terbesar pendapatan PGN. Dari US$2,16 miliar, pendapatan gas bumi mencapai US$1,79 miliar. Adapun jika dirinci lagi, sektor industri menyumbang pendapatan gas bumi sebesar US$1,75 miliar atau 81 persen dari total pendapatan.

Dari sini jelas terlihat, PGN masih sangat mengandalkan penjualan gas ke sektor industri dibandingkan komersial dan rumah tangga. Meski begitu, perseroan pun sudah bergerak lincah mengembangkan bisnisnya ke sektor rumah tangga dan komersil seperti hotel, rumah sakit, dan UMKM.

Tabel: Pos Pendapatan PGN per 30 September 2017

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Soal bisnisnya ke rumah tangga dan komersial, PGN pun akan meluncurkan produk gas bumi dengan kemasan tabung atau compressed natural gas (CNG) dan memperluas jaringan gas rumah tangga ke wilayah Kalimantan.

Direktur Utama PGN Jobi Triananda Hasjim mengungkapkan, produk CNG yang digadang-gadang akan menggantikan liquified petroleum gas (LPG) akan menyasar pelanggan industri kecil dan menengah (IKM). Dia pun cukup yakin produk PGN tersebut bisa diterima dengan baik.

“Karena harganya akan lebih murah dari LPG non subsidi seperti 12 kg dan 50 kg. Distribusinya akan kami prioritaskan untuk konsumsi terbesar,” ucap Jobi.

Di sisi lain, Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Dilo Seno Widagdo menerangkan tengah menyiapkan distribusi gas bumi ke konsumen rumah tangga di Tarakan, Kalimantan Utara pada tahun depan. Selain sesuai dengan mandat pemerintah, pilihan Tarakan juga karena dekat dengan sumur gas.

“Sekarang ada sekitar 25.000 pelanggan rumah tangga kami. Tahun depan kami harapkan bertambah 4.000 pelanggan,” tutur dia.

Sebagai informasi, saat ini PGN telah memasok lebih dari 1.658 industri besar dan pembangkit listrik, lebih dari 1.984 pelanggan komersial, dan 177.710 pelanggan rumah tangga yang dibangun dengan investasi PGN sendiri. Konsumen PGN tersebut tersebar di 19 kabupaten/kota di 12 provinsi, di antaranya Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Utara, dan Sorong Papua.

Bantu Industri Tekan Biaya

Sesuai dengan keinginan pemerintah yang mendorong pemanfaatan gas bumi dalam negeri, PGN juga menegaskan bagaimana penggunaan gas bumi bisa mengurangi beban industri. Division Head of Corporate Communication PGN Desy Anggia mengatakan, gas bumi membantu pelaku industri berhemat hingga 40 persen biaya produksi.

Desy pun menegaskan, pemanfaatan gas bumi sangat cocok untuk IKM agar lebih efisien dan berkembang dan juga bisa meningkatkan daya saingnya. Desy memberi contoh PT Fajar Surya Tridasa yang memiliki pabrik kertas di Bekasi.

Desy bercerita, Fajar Surya telah beralih dari bahan bakar LPG menjadi gas bumi PGN pada pertengahan tahun lalu. “Alasannya karena harganya yang lebih murah,” ujar Desy.

Gas bumi juga memiliki kelebihan lainnya seperti bersih, aman dan tingkat ketersediaan yang terjamin. Sebab tidak seperti LPG yang sebagian besar mengandalkan impor, gas bumi bisa diperoleh dari sumur gas di Indonesia.

Keuntungan lain menggunakan gas bumi PGN, menurut Desy, adalah adanya beragam penyaluran gas. Tidak lagi terbatas pada penyaluran melalui pipa saja, melainkan pemanfaatan gas dengan metode lain seperti CNG.

“Pelaku industri menengah dan menengah ke bawah seperti restoran dan hotel tetap bisa menikmati gas meskipun tidak ada sambungan ke jaringan pipa gas karena ada dalam bentuk CNG yang diantar ke pelanggan dengan kendaraan khusus,” kata dia.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua