Kurangi Porsi Kepemilikan RIMO, Benny Tjokrosaputro Kantongi Rp3,85 Triliun
Per 1 November kepemilikan Benny hanya tersisa 37,96 persen dari sebelumnya 76,47 persen per 31 Maret.
Per 1 November kepemilikan Benny hanya tersisa 37,96 persen dari sebelumnya 76,47 persen per 31 Maret.
Bareksa.com - Harga saham PT Rimo International Tbk (RIMO) turun tajam dalam dua hari perdagangan berturut-turut, setelah meningkat tajam pasca penambahan modal melalui rights issue Maret lalu. Benny Tjokrosaputro, pemegang saham pengendali emiten tersebut, telah menjual separuh dari kepemilikannya di RIMO dalam waktu tujuh bulan terakhir.
Berdasarkan keterbukaan informasi per 1 November 2017, Benny hanya memiliki 37,96 persen saham RIMO dari sebelumnya 76,47 persen per 31 Maret 2017. Secara bertahap, berdasarkan penelusuran Bareksa, Benny berhasil melepas 12,97 miliar saham atau 12,9 juta lot saham RIMO dalam periode tujuh bulan.
Kepemilikan Benny di saham RIMO per 7 April 2017 mulai berkurang jadi 75,35 persen. Kemudian berlanjut pada 12 April 2017 menjadi 75,04 persen. Kemudian, pada 13 Juli 2017, kepemilikan Benny di RIMO hanya tersisa 50,15 persen.
Promo Terbaru di Bareksa
Berarti sejak April hingga Juli 2017, Benny telah menjual 26,3 persen sahamnya atau setara 10,3 miliar lembar saham RIMO.
Benny kembali tercatat melakukan penjualan saham RIMO sejak awal Agustus 2017. Tepatnya pada tanggal 3 Agustus Benny menjual 1,48 miliar lembar saham, sehingga kepemilikannya di RIMO menjadi 46,54 persen dari sebelumnya 50,16 persen.
Lalu pada tanggal 4 dan 14 Agustus, Benny menjual kembali saham RIMO masing-masing sebanyak 30 dan 29,5 juta lembar saham.
Pada 11 Agustus Benny menjual 208 juta lembar saham dan mengubah kepemilikannya menjadi 45,96 persen dari sebelumnya 46,47 persen. Terakhir Benny kembali menjual sahamnya sebanyak 1,4 juta saham pada 15 Agustus.
Sejak 23 Agustus hingga 1 November 2017, Benny juga tercatat melakukan penjualan saham sebanyak 23 kali dengan jumlah saham mencapai 875 juta lembar saham
Jika diakumulasikan, berarti sejak April hingga pertengahan Agustus Benny telah melepas 12,8 miliar lembar saham atau setara 128 juta lembar saham RIMO. Dengan asumsi harga saham rata-rata sejak 7 April-1 November 2017 sebesar Rp297,15 per saham, Benny berhasil mengantongi dana segar sebesar Rp3,85 triliun.
Tidak hanya sampai di situ, data per 2 November pun menunjukkan kepemilikan Benny di RIMO kembali berkurang hingga hanya sebesar 36,41 persen dari total saham beredar.
Grafik: Porsi Kepemilikan Benny Tjokro di RIMO per Bulan
Sumber: Keterbukaan Informasi Bursa, diolah Bareksa.com
Berdasarkan data perdagangan Bursa, transaksi paling ramai pada saham RIMO pada periode tersebut dilakukan melalui pasar negosiasi dengan nilai transaksi mencapai Rp3,86 triliun. Padahal, melalui pasar reguler, hanya terjadi transaksi senilai Rp1,32 triliun untuk 501 juta lot saham RIMO.
Sepanjang tujuh bulan tersebut, broker yang paling banyak melepas saham RIMO dipasar negosiasi adalah NH Korindo (XA) pada harga rata-rata Rp243,7 per sham senilai Rp1,28 triliun.
Sementara itu penjual terbesar berikutnya adalah broker Danpac Securities sebanyak 29,8 juta lot saham senilai Rp504,7 miliar. Broker Oso Securities (AD) juga menjual saham RIMO sebanyak 28,9 juta lot saham senilai Rp490 miliar.
Auto Rejection
Pada perdagangan hari ini, Senin 6 November 2017, harga saham RIMO kembali dibuka anjlok 25 persen untuk hari ketiga berturut-turut. Hingga pukul 10.00 WIB, harga saham RIMO berada di Rp254.
Pada Jumat 3 November 2017, saham RIMO juga melemah 25 persen, pelemahan terbesar yang diperbolehkan dalam sehari sehingga order yang melampaui persentase itu pun terkena penolakan otomatis (auto rejection). Pada akhir pekan lalu, saham RIMO ditutup di level Rp338 per lembar. Saham ini terkena auto rejection sejak tanggal 2 November.
Padahal, sebelumnya saham RIMO sempat menjadi primadona para pelaku pasar setelah membukukan kenaikan hingga 56 persen hanya dalam rentang waktu sebulan terakhir.
Terkait penurunan tajam dalam dua hari berturut-turut itu, Bareksa pun meminta konfirmasi dari Benny Tjokro. Menurut Benny, penurunan saham RIMO ini merupakan hal yang wajar. “Normal saja. Banyak investor jual, ya turun,” kata Benny kepada Bareksa akhir pekan lalu.
Bahkan, Benny pun mengaku tidak ikut-ikutan melepas kepemilikannya di saham RIMO. Dia juga menuturkan, dirinya tidak memiliki rencana menambah atau mengurangi saham RIMO saat harganya dalam kondisi seperti saat ini.
Grafik : Pergerakan Saham RIMO Sejak April 2017
Sumber : Bareksa.com
Menariknya, hanya terdapat dua broker yang menjadi penjual saham RIMO pada perdagangan akhir pekan lalu. Pasific 2000 Securities (IH) menjual sebanyak 25 ribu lot saham RIMO pada harga rata-rata Rp338 per saham senilai Rp844 miliar.
Selain IH, broker First Asia Capital (CP) juga melepas 7 ribu lot saham senilai Rp234 miliar.
Pada tanggal 2 November 2017, harga saham RIMO bahkan ambrol 25 persen karena aksi jual broker tunggal, yakni Valbury Sekuritas Indonesia (CP). Total transaksi saham RIMO mencapai Rp2,3 miliar pada hari itu dengan keseluruhan saham yang berpindah tangan bersumber dari broker CP sebanyak 50 ribu lot. (hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.