BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Butuh Rp100 Miliar, Indofarma Akan Ajukan Rights Issue Tahun Depan

03 November 2017
Tags:
Butuh Rp100 Miliar, Indofarma Akan Ajukan Rights Issue Tahun Depan
Karyawan melintas di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Perseroan tengah mengalami kesulitan keuangan untuk mengembangkan bisnisnya

Bareksa.com - PT Indofarma Global Medika Tbk (INAF) berencana mengajukan penambahan modal melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue tahun depan. Saat ini emiten farmasi milik negara ini tengah mengalami kesulitan keuangan untuk mengembangkan bisnisnya.

Direktur Utama Indofarma Global Medika, Rusdi Rosman menjelaskan, perseroan masih menyusun anggaran belanja modal (capital expenditure/ capex) tahun depan karena bakal banyak pengembangan. Akan tetapi, di sisi lain perseroan tidak memiliki dana untuk memenuhi kebutuhan capex tersebut.

"Karena perusahaan sedang sulit," ujarnya di Jakarta, Jumat, 3 November 2017.

Promo Terbaru di Bareksa

Dia melanjutkan, perseroan akan memenuhi kebutuhan untuk tahun depan dari berbagai instrumen. Dia mengaku akan mengusulkan rights issue kepada pemegang saham pada 2018. Indofarma masih mengkaji jumlah saham yang akan diterbitkan maupun kebutuhan dana.

Perseroan juga tengah mempertimbangkan untuk menerbitkan surat utang jangka menengah (medium term notes/ MTN). Tetapi pada intinya perseroan mengkaji semua alternatif pendanaan tahun depan. Dia mengaku bahwa perseroan saat ini kesulitan menjalankan bisnis karena kondisi keuangan yang terbatas.

Pada 2018, Indofarma berencana memperbaiki dua pabriknya yang tidak berproduksi karena belum mendapatkan sertifikat cara pembuatan obat yang baik (CPOB).

Perseroan membutuhkan dana sebesar Rp48 miliar untuk memperbaiki pabriknya tersebut. Kemudian Indofarma membutuhkan dana sekitar Rp10 miliar untuk pengembangan System Application and Product in data processing (SAP).

"Minimal kebutuhan dana kita tahun depan Rp100 miliar," terang dia.

Indofarma menargetkan pendapatan sekitar Rp2,16 triliun tahun depan atau meningkat 17 persen dari target pendapatan tahun ini sebesar Rp1,8 triliun. Sementara laba bersih perseroan diproyeksikan meningkat signifikan menjadi sekitar belasan miliar dari target maksimal tahun ini sebesar Rp3 miliar.

Rusdi mengungkapkan, proyeksi kinerja keuangan perseroan tahun depan bakl lebih bagus karena Indofarma telah melakukan pengembangan dan perbaikan tahun ini.

"Transformasi juga sedang dilakukan dan hampir selesai, SAP sudah dibangun dan akan live Januari 2018," kata dia.

Hingga pertengahan tahun ini Indofarma membukukan kerugian sebesar Rp53,5 miliar, meningkat dari kerugian semester I-2017 sebesar Rp27,8 miliar.

Rusdi menjelaskan bahwa kerugian Indofarma tahun ini meningkat karena perseroan membersihkan biaya-biaya tahun lalu. Tetapi perseroan masih berharap akhir tahun ini bisa membukukan laba bersih.

"Laba bersih single digit tahun ini, yang penting biaya kita bersih tahun ini," katanya. (hm)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,92

Up0,45%
Up4,28%
Up7,56%
Up8,65%
Up19,15%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.093,59

Up0,42%
Up4,45%
Up7,00%
Up7,43%
Up2,51%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.080,08

Up0,60%
Up4,04%
Up7,13%
Up7,77%
--

Capital Fixed Income Fund

1.845,41

Up0,53%
Up3,95%
Up6,71%
Up7,40%
Up16,95%
Up40,32%

Insight Renewable Energy Fund

2.272,15

Up0,82%
Up3,96%
Up6,62%
Up7,24%
Up20,21%
Up35,65%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua