BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Harga Saham PGAS Meroket 14,07 Persen Karena Sudah Murah?

31 Oktober 2017
Tags:
Harga Saham PGAS Meroket 14,07 Persen Karena Sudah Murah?
Petugas memeriksa tekanan gas di Pressure Reducing Station PT Perusahaan Gas Negara (PGN) di Semarang, Jawa Tengah. ANTARA FOTO/Zabur Karuru

Harga saham PGAS turun 69 persen menjadi Rp1.865 dari sebelumnya Rp6.000

Bareksa.com – Harga saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mengalami lonjakan tinggi dalam perdagangan Senin 30 Oktober 2017, setelah rilis kinerja per September yang membukukan peningkatan tipis pada pendapatan. Meskipun demikian, harga saham distributor gas milik negara ini masih jauh di bawah harga pada awal 2015.

Saham PGAS naik 14,07 persen ke level Rp1.865 pada penutupan perdagangan kemarin, 30 Oktober 2017. Namun, angka tersebut jauh di bawah harga saham PGAS saat awal 2015 di level Rp6.000. Artinya, dalam waktu hampir tiga tahun harga saham PGAS sudah menyusut 69 persen.

Anjloknya harga saham lebih dari 69 persen telah menekan nilai kapitalisasi pasar (market cap) saham PGAS hingga hanya tersisa Rp45,2 triliun kini. Padahal pada awal 2015, PGAS masih memiliki market cap sebesar Rp145 triliun.

Promo Terbaru di Bareksa

Lalu apakah harga saham PGAS telah cukup murah? Analis Bareksa mencoba menganalisis valuasinya menggunakan metode PE Band. Metode ini menggambarkan seberapa mahal harga saham dibandingkan dengan laba bersih per sahamnya.

Dalam grafik PE Band, garis abu-abu merupakan rata-rata rasio price to earning (PER), sementara garis kuning menunjukan standar deviasi pertama dari rata-rata PE Band dan garis merah merupakan standar deviasi kedua.

Jika PER menyentuh garis kuning bawah (lower band) menunjukan harga saham relatif murah, apalagi jika menyentuh garis merah (lower band 2) begitupun sebaliknya.

Pada grafik, saat ini PER PGAS hanya mencapai 17,5 kali, lebih rendah dari garis rata rata 26,3 kali. Hal ini menunjukan bahwa harga saham PGAS saat ini murah karena di bawah rata-rata.

Grafik: PE Band PGAS

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Perusahaan milik negara itu baru saja merilis laporan kinerja keuangan dengan mencatat laba bersih US$101,66 juta sepanjang Januari-September 2017. Angka ini turun 58,57 persen dari US$245,37 juta yang merupakan laba bersih perseroan pada periode sama tahun 2016.

Menurunnya laba bersih salah satunya disebabkan oleh meningkatnya beberapa pos beban. Salah satunya beban pokok pendapatan. (Baca Juga : Per September 2017, Kinerja PGN Tertekan Beban-Beban Ini)

Menurut pantauan Bareksa, meski PGAS mencatatkan penurunan laba yang terbilang cukup signifikan, naiknya pendapatan yang sesuai ekspektasi konsensus turut memengaruhi pandangan para pelaku pasar terhadap saham ini. (Baca juga: Akibat Sentimen Ini, Saham PGAS Meroket 11 Persen)

Grafik: Laba dan Pendapatan PGAS Kuartal III 2013-2017

Illustration

Sumber: Laporan keuangan perusahaan

Beban pokok pendapatan emiten dengan kode saham PGAS ini mencapai US$1,6 miliar atau naik 7,38 persen dari periode sama tahun lalu US$1,49 miliar. Meski tumbuh tidak terlalu besar, dampaknya cukup terasa karena pendapatan bersih hanya naik tipis

Jika dirinci, beban distribusi gas terdiri dari pihak ketiga bernilai US$921,3 juta dan entitas berelasi dengan pemerintah US$280,05 juta. Beban pihak ketiga itu naik 6,02 persen dari US$869,01 juta, sementara beban entitas berelasi dengan pemerintah turun 4,97 persen.

Beban pokok pendapatan perseroan pada kuartal III tahun ini juga berasal dari beban pengoperasian minyak dan gas bumi yang bernilai US$341,27 juta. Pos yang satu ini tumbuh tinggi atau mencapai 66,67 persen dari kuartal III-2016 yang mencapai US$204,76 juta. Di sisi lain, beban LNG mengalami perbaikan dari US$122,44 juta menjadi hanya US$62,14 juta.

Selain itu juga ada beban keuangan yang mencapai US$106,97 juta atau naik 17,66 persen dari US$90,91 juta. Dan beban terakhir adalah beban pajak yang mencapai US$87,83 juta atau naik 74,06 persen dari US$50,46 juta. (hm)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,65

Up0,58%
Up4,31%
Up7,57%
Up8,73%
Up19,20%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.093,4

Up0,44%
Up4,48%
Up7,05%
Up7,51%
Up2,61%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,4

Up0,60%
Up3,97%
Up7,04%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,13

Up0,53%
Up3,89%
Up6,64%
Up7,38%
Up16,99%
Up40,43%

Insight Renewable Energy Fund

2.270,42

Up0,81%
Up3,87%
Up6,51%
Up7,19%
Up20,23%
Up35,64%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua