BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Telkom Proyeksi Pertumbuhan Pendapatan Tahun Depan Melambat

30 Oktober 2017
Tags:
Telkom Proyeksi Pertumbuhan Pendapatan Tahun Depan Melambat
An employee of PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) works at the service outlet of the Telkom headquarters in Jakarta in this June 11, 2010 file photo. REUTERS/Supri

Sementara perseroan optimistis pertumbuhan pendapatan tahun ini dapat mencapai 12 persen

Bareksa.com - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) atau Telkom memproyeksikan pertumbuhan pendapatan melambat tahun depan, seiring dengan stabilnya kinerja perusahaan milik negara ini. Meskipun demikian, untuk tahun ini Telkom optimistis mencatat pertumbuhan pendapatan 12 persen.

Direktur Keuangan Telekomunikasi Indonesia, Harry M Zen mengatakan, semakin besar sebuah perusahaan maka pertumbuhan (growth) pendapatan perusahaan akan semakin berat. Dia menyatakan, pertumbuhan pendapatan anak usahanya yang asetnya besar, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), juga tidak mencapai double digit.

Namun, di sisi lain, pertumbuhan pendapatan lini bisnis Telkom lainnya mengompensasi sehingga pendapatan perseroan hingga kuartal III masih mencapai double digit. "Perusahaan Telkomsel yang sudah besar, pertumbuhan pendapatannya di bawah 10 persen," ujarnya di Jakarta, Senin, Senin 30 Oktober 2017.

Promo Terbaru di Bareksa

Lebih lanjut dia menuturkan, perseroan masih menyusun angka target tahun depan. Akan tetapi, dia memandang berat bagi perseroan untuk mencapai pertumbuhan pendapatan double digit.

Dia memperkirakan pertumbuhan pendapatan tahun depan sekitar sekitar 7-9 persen. Harry mengingatkan bahwa meskipun pendapatan perseroan tahun depan tidak tumbuh double digit, perseroan masih bisa mengatur biaya sehingga profitabilitas perseroan masih bisa terjaga.

Dia mengatakan bahwa hal itu terjadi pada Telkomsel. Meskipun tidak mencapai pertumbuhan pendapatan double digit, operator seluler terbesar nasional itu berhasil mencatat pertumbuhan marjin EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi) sebesar 0,5 persen.

"Untuk perusahaan sebesar Telkomsel, growth 0,5 persen itu besar," terang Harry.

Sepanjang Januari-September 2017, Telkom membukukan kenaikan laba sebesar 22,4 persen menjadi Rp17,9 triliun dari sebelumnya Rp14,6 triliun. Pendorong naiknya laba TLKM ditopang melonjaknya pendapatan 12,5 persen menjadi Rp97 triliun dari sebelumnya Rp86 triliun. Pos pendapatan dari data, internet dan teknologi naik 18 persen menjadi Rp52 triliun dari sebelumnya Rp44 triliun.

Kasus Hukum

Sementara itu, Harry mengomentari kasus hukum yang tengah dihadapi Telkom. Harry menilai tuntutan PT Citra Sari Makmur (CSM) terhadap perseroan tidak berdasar sama sekali. (Baca juga: Tiga Isu Ini Penyebab Saham TLKM Tertekan)

Telkom memutuskan untuk menghentikan kontrak dengan CSM karena perusahaan tersebut tidak membayar kewajibannya kepada perseroan. Telkom memilih untuk mengikuti proses pengadilan kasus tersebut saat ini.

"Kita tidak mungkin terkena denda Rp16 triliun karena (tuntutan) mereka tidak ada dasarnya," ujar dia.

Dia mengakui bahwa Telkom merupakan salah satu pemegang saham CSM. Tetapi posisi Telkom di perusahaan tersebut merupakan pemegang saham pasif.

Harry mengatakan bahwa perseroan juga memperoleh saham di CSM karena dahulu posisi Telkom di industri telekomunikasi sebagai semi regulator. Hal itu membuat setiap pelaku usaha di industri telekomunikasi harus memberikan sebagian sahamnya kepada Telkom.

Telkom tengah menghadapi gugatan CSM senilai Rp16 triliun. Gugatan yang dilayangkan kepada perseroan terkait pemutusan hubungan kerjasama pemanfaatan jaringan tetap dan sarana penunjang (transponder).

CSM menilai pemutusan hubungan kerjasama tersebut sewenang-wenang dan sepihak. Padahal, CSM telah bekerjasama dengan Telkom selama 27 tahun.

Selain itu, Telkom sebagai salah satu pemegang saham CSM malah melepas CSM dengan alasan adanya masalah perpajakan. Saat ini komposisi pemegang saham CSM adalah PT Tigamatra Media sebesar 38,29 persen, PT Media Trio sebesar 36,71 persen dan Telkom sebesar 25 persen. (hm)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua