Bank Besar Serius Salurkan Kredit Infrastruktur
Pertumbuhan kredit bank untuk sektor infrastruktur per September tumbuh dua digit
Pertumbuhan kredit bank untuk sektor infrastruktur per September tumbuh dua digit
Bareksa.com - Bank-bank besar sangat konsisten menyalurkan kredit ke sektor infrastruktur. Hal ini bisa dilihat dari penyaluran kredit ke sektor tersebut yang bertumbuh dua digit hingga September 2017.
Wakil Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) Herry Sidharta menjelaskan, sektor infrastruktur menjadi penyokong utama dalam pertumbuhan kredit korporasi. “Untuk meningkatkan penyaluran kredit korporasi kami fokus membiayai proyek infrastruktur dan BUMN,” ujarnya di Jakarta belum lama ini.
Tercatat hingga September 2017, penyaluran kredit infrastruktur BNI bertumbuh 18,67 persen menjadi Rp92,4 triliun, dari posisi September 2016 yang sebesar Rp77,86 triliun. Kredit tersebut paling banyak disalurkan untuk segmen pembangkit listrik yang berkontribusi 31 persen terhadap total kredit infrastruktur. Kontributor selanjutnya adalah pembangunan tol dan konstruksi sebesar 28 persen, transportasi 18 persen, minyak bumi dan gas 12 persen serta telekomunikasi 10 persen.
Promo Terbaru di Bareksa
Dengan bertumbuhnya kredit infrastruktur, kredit korporasi BNI pun ikut meningkat. Hingga kuartal III-2017, kredit korporasi BNI mencapai Rp208,33 triliun, meningkat 16,3 persen dari posisi kuartal III-2016 yang sebesar Rp179,07 triliun.
Lebih lanjut, pertumbuhan kredit infrastruktur juga terjadi di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan, baki debet kredit infrastruktur Bank Mandiri pada kuartal III – 2017 mencapai Rp132,1 triliun atau tumbuh 11,4 persen dari periode yang sama tahun lalu. Dari nilai tersebut, di antaranya disalurkan untuk pembiayaan sektor transportasi sebesar Rp36,4 triliun, tenaga listrik Rp27,4 triliun, migas dan energi terbarukan sebesar Rp17,2 triliun, konstruksi sebesar Rp12,2 triliun, perumahan rakyat dan fasilitas kota sebesar Rp10,3 triliun, telematika sebesar Rp9,6 triliun, dan jalan raya dan tol sebesar Rp9,4 triliun.
“Sebagai agen pembangunan, kami juga terus menjaga konsistensi dalam mendukung program-program pemerintah baik untuk penguatan ekonomi, maupun untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Kartika.
Pertumbuhan kredit infrastruktur tersebut menopang total pertumbuhan kredit Bank Mandiri. Tercatat hingga September 2017, kredit Bank Mandiri bertumbuh 9,8 persen menjadi Rp686,2 triliun.
Sementara itu, PT. Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiaatmadja mengungkapkan, pihaknya juga fokus menyalurkan kredit ke sektor infrastruktur. "Ada banyak seperti untuk pembangunan jalan tol, light railway transit (LRT) dan lainnya,” ucapnya.
Jahja menjelaskan, BCA akan selalu mendukung proyek pembangunan infrastruktur pemerintah. Namun, hal tersebut juga harus ada garansi dari pemerintah. "Kalau tidak ada loan guarantee, bisa berisiko modal bisa balik," terangnya.
Kendati demikian, BCA sudah mempersiapkan alokasi dana untuk pembangunan LRT tersebut. Dana ini akan dipergunakan apabila BCA diundang pemerintah untuk terlibat. "Dana yang kami siapkan untuk LRT sekitar Rp4 triliun," katanya.
Mengenai segmen lain, Jahja juga melirik industri galangan kapal. Sedangkan segmen lain seperti perrtambangan, pihaknya masih menahan diri. Pasalnya, Jahja memandang, kenaikan harga komoditas belum berkelanjutan sehingga sektor pertambangan masih riskan.
Sementara itu, untuk pembangunan jalan tol, Jahja mengaku pihaknya juga ikut terlibat. Adapun skema pembiayaan yang digunakan adalah sindikasi dengan bank lain. "Ada banyak proyek pembangunan jalan tol yang kami terlibat, seperti di daerah Jawa, Sulawesi, di Bakauheni juga ada," ungkapnya.
Hingga September 2017, BCA membukukan kredit korporasi sebesar Rp161,52 triliun, meningkat 21,2 persen (yoy). Bertumbuhnya kredit korporasi, menurut Jahja dipengaruhi oleh penyaluran kredit di infrastruktur. Adapun pipeline BCA untuk kredit infrastruktur mencapai Rp 15-20 triliun. (K09)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.