BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Suku Bunga Simpanan Terus Turun, Dana Bisa Beralih ke Luar Bank

16 Oktober 2017
Tags:
Suku Bunga Simpanan Terus Turun, Dana Bisa Beralih ke Luar Bank
Ketua Dewan Komisioners Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Halim Alamsyah (tengah) dan Kepala Eksekutif LPS Fauzi Ichsan (kedua kiri) berbincang bersama Direktur Eksekutif Klaim & Resolusi Bank Ferdinan D Purba (kiri), Direktur Eksekutif Keuangan R Budi Santoso (2 kanan) dan Direktur Group Manajemen Risiko Perbankan & Sistem Keuangan Dodik Ariefianto

Pada Juni 2017, pertumbuhan DPK bank hanya 9,8 persen, melambat dibandingkan Mei 2017

Bareksa.com - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menilai ada potensi pengalihan dana dari bank ke instrumen lain di luar produk bank. Hal ini terjadi lantaran suku bunga simpanan bank yang terus menurun.

Direktur Group Risiko Perekonomian dan Sistem Keuangan LPS, Doddy Ariefianto, menjelaskan hingga akhir Agustus 2017, LPS mencatat rata-rata suku bunga deposito bank acuan sebesar 5,87 persen. Nilai tersebut menurun 5 basis poin dibandingkan Juli 2017.

Hal yang sama juga terjadi pada rata-rata suku bunga minimum yang menurun 4 basis poin menjadi 5 persen. "Demikian pula rata-rata suku bunga maksimum yang terpangkas 6 basis poin menjadi 6,73 persen," ujarnya, di Jakarta belum lama ini.

Promo Terbaru di Bareksa

Ke depan, suku bunga simpanan ini diprediksi akan terus menurun. Sebab kondisi likuiditas perbankan relatif melonggar menyusul permintaan kredit yang belum pulih. (Baca : Jumlah Simpanan Bersaldo hingga Rp 2 Miliar Naik 2 Persen jadi 226 Juta Rekening)

Dana Pihak Ketiga Melambat

Penurunan suku bunga simpanan ini juga berimbas pada pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang terus melambat. Tercatat pada Juni 2017, pertumbuhan DPK bank berada di angka 9,8 persen, melambat dibandingkan Mei 2017 yang tumbuh 10,3 persen.

"Pertumbuhan DPK yang melambat ini karena perlambatan pada produk giro dan tabungan," ucap dia.

Di sisi lain, pertumbuhan kredit pada periode yang sama menunjukkan peningkatan dari 7,7 persen menjadi 8,2 persen.

"Dengan perkembangan ini, rasio kredit terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR) pada Juli 2017 mencapai 89,2 persen," kata dia.

Kendati pertumbuhan DPK melambat, namun likuiditas bank diprediksi akan memadai hingga akhir 2017. Adanya pelonggaran kebijakan moneter dan potensi akselerasi pengeluaran pemerintah di akhir tahun diperkirakan akan memberikan efek positif bagi tambahan ketersediaan likuiditas perbankan. (Lihat : Laba Bank Kecil Terus Menurun)

Permintaan Kredit Belum Pulih

Sementara itu, belum pulihnya permintaan kredit mendorong adanya peningkatan penempatan pada SDBI dan deposit facility. Tercatat posisi operasi pasar terbuka (OPT) BI pada akhir September 2017 mencapai Rp 391,7 triliun, meningkat dari posisi bulan sebelumnya yang mencapai Rp 386,5 triliun.

Kenaikan ini disebabkan Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI) yang meningkat menjadi Rp 176,52 triliun pada September 2017, dari sebelumnya Rp 143,06 triliun per Agustus 2017. Posisi deposit facility juga meningkat sebesar Rp 12,61 triliun menjadi Rp 70,05 triliun.

Direktur PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), Rico Rizal Budidarmo, mengungkapkan pihaknya sudah menurunkan suku bunga simpanan. Begitu juga dengan suku bunga kredit. "Suku bunga kredit kami sudah menurun, baik di korporasi maupun di komersial," jelas dia. (Baca : Hindari Tarik Bunga Deposito Tinggi, BI Minta Perbankan Lakukan Ini)

Kuartal IV 2017

Di sisi lain, hasil survei perbankan yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI) menunjukkan, rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh bank atas dana nasabah (cost of fund/CoF) diperkirakan turun 4 basis poin pada kuartal IV 2017 dari bulan sebelumnya, menjadi 5,94 persen.

Sementara itu, biaya dana yang dioperasionalkan (ditempatkan) oleh bank untuk memperoleh pendapatan (cost of loanable fund/CoLF) diperkirakan menurun 18 bps menjadi 9,47 persen.

Sejalan dengan penurunan suku bunga dana, rata-rata suku bunga kredit investasi pada kuartal IV 2017 diperkirakan menurun 2 basis poin menjadi 12,38 persen.

Sedangkan suku bunga kredit modal kerja diperkirakan stabil pada level 12,18 persen dan suku bunga kredit konsumsi naik 24 bps menjadi 13,99 persen. Pada jenis kredit konsumsi, kenaikan hanya terjadi pada kredit tanpa agunan (KTA), sedangkan kredit konsumsi lainnya menurun. (Baca : Suku Bunga Kredit akan Bergerak Turun pada Kuartal I 2018, Ini Alasannya)

Penurunan Suku Bunga Kredit

Di sisi lain, CoF dan CoLF dalam dolar AS diperkirakan naik masing-masing sebesar 3 bps dan 1 bps pada kuartal IV 2017. Di tengah kenaikan suku bunga dana tersebut, suku bunga kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit konsumsi diperkirakan masing-masing turun 3 bps, 15 bps dan 65 bps pada kuartal IV 2017.

Lebih lanjut, responden tetap optimis pertumbuhan kredit 2017 lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Rata-rata responden memperkirakan pertumbuhan kredit 2017 sebesar 10,6 persen (yoy), meski lebih rendah dari hasil survei sebelumnya yang sebesar 12,4 persen, namun masih lebih tinggi dari pertumbuhan kredit 2016 yang sebesar 7,9 persen (yoy).

Optimisme penyaluran kredit ditopang oleh kondisi ekonomi yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Sementara koreksi perkiraan pertumbuhan kredit 2017 lebih disebabkan oleh realisasi pertumbuhan kredit yang tidak setinggi perkiraan kuartal III 2017. (K09) (Lihat : Margin Bunga Bersih Perbankan Mulai Menyusut, Apa Penyebabnya?)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,65

Up0,56%
Up4,26%
Up7,54%
Up8,69%
Up19,21%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.093,4

Up0,43%
Up4,43%
Up6,99%
Up7,44%
Up2,54%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,4

Up0,60%
Up3,98%
Up7,06%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,45

Up0,53%
Up3,89%
Up6,66%
Up7,38%
Up17,02%
Up40,39%

Insight Renewable Energy Fund

2.270,42

Up0,81%
Up3,88%
Up6,54%
Up7,20%
Up20,19%
Up35,64%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua