BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Pendapatan Bunga Bersih Melambat, Namun Laba Bersih BBNI di Kuartal III Melesat

13 Oktober 2017
Tags:
Pendapatan Bunga Bersih Melambat, Namun Laba Bersih BBNI di Kuartal III Melesat
Wakil Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) Herry Sidharta

BNI berhasil menekan cost of credit dan menurunkan CKPN

Bareksa.com – Meski pertumbuhan pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) melambat, laba bersih PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) tetap tumbuh tinggi. Per kuartal III 2017, laba bersih BNI melonjak 31,6 persen dari Rp 7,72 triliun menjadi Rp 10,16 triliun.

Ternyata, BNI berhasil menurunkan credit cost. Hingga akhir September, credit cost BNI turun dari 2,4 persen menjadi 1,7 persen.

Penurunan credit cost BNI sejalan dengan membaiknya loan to risk ratio dari 11,8 persen menjadi 11,1 persen. Di sisi lain, penyisihan pencadangan juga tetap terjaga baik dengan tingkat coverage ratio naik dari 143,2 persen menjadi 147,4 persen.

Promo Terbaru di Bareksa

Hasilnya, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) BNI turun dari 3,1 persen menjadi 2,8 persen secara gross pada kuartal III 2017. (Baca : Banyak Diborong Asing, Tiga Saham Bank Ini Beri Return 30% Lebih)

“Kualitas aset tetap terjaga pada kondisi yang masih dapat terkelola dengan sehat. BNI dapat menghimpun aset di level rendah risiko berkat manajemen risiko kredit yang efektif dan ekspansi kredit yang dilaksanakan secara selektif hanya kepada debitur-debitur berkualitas,” ungkap Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta di Jakarta, Kamis, 12 Oktober 2017.

Adapun NII BNI mencapai Rp 23,51 triliun atau naik 7,5 persen dari periode yang sama tahun lalu Rp 21,87 triliun. Jika dibandingkan dengan pertumbuh NII pada periode sama sejak 2012, pertumbuhan NII BNI melambat.

Pertumbuhan tertinggi NII BNI justru terjadi pada kuartal III 2013 saat mencapai Rp 13,82 triliun atau naik 23,39 persen dari periode yang sama Tahun 2012 Rp 11,2 triliun. (Baca : BNI: Trikomsel Masih Penuhi Kewajiban)

Grafik: Pertumbuhan NII dan Laba BNI Sejak Q3 2012 (dalam Triliunan Rupiah)

Illustration

Sumber: Materi presentasi perseroan, diolah Bareksa

Dalam sembilan bulan tahun ini, BNI mencatat kredit yang tersalurkan Rp 421,41 triliun atau tumbuh 13,3 persen di atas realisasi kredit pada periode yang sama tahun 2016 yang sebesar Rp 372,02 triliun. Realisasi kredit tersebut jauh lebih cepat dibandingkan pertumbuhan kredit di industri yang mencapai 8,2 persen per Juli 2017.

Herry mengatakan, strategi yang dilakukan BNI untuk mendorong pertumbuhan kredit diatas industri adalah, menggali potensi pasar pembiayaan BUMN dengan fokus pada proyek infrastruktur dan sektor industri yang memiliki risiko rendah dan terkontrol, mengoptimalkan jaringan dan outlet untuk mampu menggarap potensi pasar yang ada dan menggali potensi supply chain debitur korporasi untuk menangkap potensi debitur baru. (Baca : BPK: Kredit BNI kepada Trikomsel Rp1,3 T Berpotensi Macet, Apa Dampaknya?)

Tabel: Indikator Laba-Rugi BNI (dalam Triliunan Rupiah, Kecuali Laba per Saham)

Illustration

Sumber: Keterangan perseroan

Penyaluran kredit BNI ke sektor business banking menjadi yang utama dengan komposisi 78,3 persen dari total kredit atau sebesar Rp 329,75 triliun, tumbuh 13,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2016 yang sebesar Rp 289,47 triliun. (Lihat : Top Up E-Money Dikenai Biaya? Pendapatan Komisi 4 Bank Ini Ternyata Cukup Besar)

Pada sektor business banking ini, kredit BNI disalurkan ke segmen korporasi (sebesar 23,6 persen dari total kredit), kredit BUMN (19,4 persen), lalu ke segmen menengah (16,1 persen), dan segmen kecil (12,8 persen).

“Untuk meningkatkan penyaluran kredit ke segmen korporasi, BNI telah melaksanakan paduan strategi. Pertama, fokus pada pembiayaan proyek infrastruktur dan BUMN. Kedua, fokus pada pembiayaan sektor berisiko rendah seperti pertanian dan perkebunan. Ketiga, tidak melakukan ekspansi ke sektor yang berisiko cukup tinggi karena faktor eksternal, seperti pertambangan,” ungkap Herry.

Di sisi lain, dana pihak ketiga (DPK) yang terhimpun BNI per kuartal III Tahun 2017 mencapai Rp 480,53 triliun atau naik 19,6 persen dari posisi kuartal III 2016 yang sebesar Rp 401,88 triliun. (Lihat : Laba Bersih Melonjak 46,7 Persen di Semester I 2017, Ini Kinerja Saham BBNI)

Komponen dana murah (current account saving account/ CASA) menunjukkan peningkatan, yaitu dari 59,7 persen dari total DPK pada kuartal III 2016 menjadi 60,4 persen pada kuartal III 2017. Hal tersebut mengantarkan cost of fund BNI membaik dari level 3,1 persen pada Kuartal III 2016 menjadi 3 persen pada kuartal III 2017.

Pada saat yang sama, BNI terus mendorong terjadinya efisiensi, yang terlihat dari cost to income ratio (CIR) pada kuartal III 2017 sebesar 41,9 persen, turun dari 42,3 persen pada kuartal III 2016.

“Peningkatan transaksi melalui channel elektronik (e-banking) dan pengembangan digital banking merupakan langkah BNI dalam menciptakan efisiensi dan mendorong pertumbuhan CASA,” tambah Herry. (Lihat : Bank BUMN Targetkan Pertumbuhan Kredit Infrastruktur di Atas 20%)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua