BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Berita Hari Ini : SIDO Beli Aset Nyonya Meneer, Tiga Segmen Topang Kredit BNGA

12 Oktober 2017
Tags:
Berita Hari Ini : SIDO Beli Aset Nyonya Meneer, Tiga Segmen Topang Kredit BNGA
Pekerja melakukan proses pengemasan obat herbal di Pabrik PT Sido Muncul, Kabupaten Semarang, Jateng, Jumat (2/5) - (ANTARAFOTO/R. Rekotomo)

BIRD dapat utang Rp 1 triliun, HITS tunggu kontrak baru, Kontrak baru ADHI Rp 30 triliun, IKAI ubah saham rights issue

Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia dan media, Kamis, 12 Oktober 2017;

PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO)

Emiten berkode saham SIDO akan membeli aset PT Nyonya Meneer senilai Rp 21,9 miliar. SIDO memperoleh aset berupa tanah dan bangunan melalui lelang eksekusi hak tanggungan yang digelar Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Semarang, Jawa Tengah.

Promo Terbaru di Bareksa

Lelang pada 26 September itu atas permohonan BPD Papua. Di lelang itu, SIDO membeli sebidang tanah beserta bangunan atas nama PT Nyonya Meneer. Tanah seluas 24.475 meter persegi ini terletak di Jl Soekarno-Hatta Kilometer 28, Desa Bergas Kidul, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang. SIDO membeli tanah berikut bangunannya.

PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA)

Kinerja bank asal Malaysia ini mulai bangkit. Di kuartal III Tahun 2017, bank berkode saham BNGA ini melaporkan ada tiga penopang segmen kredit yang mencatat pertumbuhan dua digit. Di antaranya, kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit korporasi.

Tiga segmen kredit tersebut mampu tumbuh di atas 10 persen pada kuartal III 2017. Sebelumnya, ketiga segmen kredit hanya tumbuh di bawah 10 persen pada kuartal II 2017 yang menyebabkan keseluruhan kredit CIMB Niaga hanya tumbuh satu digit. Bahkan, ketiga segmen kredit tersebut tidak tumbuh pada kuartal III 2016. Tercatat KPR hanya tumbuh 1,6 persen, sementara kredit UKM dan kredit korporasi mencatat penurunan kredit.

PT Blue Bird Tbk (BIRD)

Perseroan mendapatkan fasilitas pinjaman dari Bank Sumitomo senilai Rp1 triliun. Perjanjian fasilitas kredit itu ditandatangani pada 11 Oktober 2017. Plafon pinjaman itu akan digunakan untuk belanja modal pembiayaan armada.

Pinjaman tersebut memiliki tenor 4 tahun dan periode ketersediaan 2 tahun. Pinjaman itu juga memiliki bunga lebih rendah sekitar 100 basis poin dibandingkan dengan biaya bunga emiten berkode saham BIRD tersebut.

Saat ini, total outstanding fasilitas kredit BIRD sekitar Rp1 triliun yang berasal dari PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk BMRI), dan PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP).

PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS)

Keterlibatan perseroan dalam konsorsium pengembangan LNG floating storage and regasification unit (FSRU) berpotensi mengerek pendapatan dalam 25 tahun ke depan. Perseroan terlibat konsorsium bersama PT Pertamina (Persero), Marubeni, Exmar Belgia, dan Sojitz di bidang pengembangan LNG FSRU.

Konsorsium tersebut bertujuan memasok kebutuhan IPP (independent power producer) PLTGU Java 1 dan Tambak Lorok. Namun perseroan belum memiliki nilai kontrak baru yang dikantongi dari proyek konsorsium ini.

PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI)

Emiten dengan kode saham ADHI ini membukukan kontrak baru Rp 30 triliun sampai dengan September 2017, atau bertambah Rp 1,4 triliun dibandingkan posisi Agustus 2017. Kontrak baru itu termasuk perolehan kontrak baru dari proyek light rail trasnsit (LRT) Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi fase I.

Untuk diketahui, nilai kontrak proyek LRT fase I itu senilai Rp 19,7 triliun. Realisasi perolehan kontrak baru pada September 2017 antara lain Jalan Tol Pasuruan-Grati Rp 429,3 miliar, Air Baku Sambas Kalbar Rp 135,6 miliar, dan Pembangunan Penahan Tanah dan Dermaga IKD3 Belawan Rp 131,1 miliar.

Kontribusi per lini bisnis dalam perolehan kontrak baru itu didominasi oleh lini bisnis konstruksi dan energi sebesar 96,3 persen serta sisanya merupakan lini bisnis lainnya.

PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk (IKAI)

IKAI merombak rencana menerbitkan saham baru lewat hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Dalam prospektus yang diterbitkan, perusahaan mengubah harga penetapan serta jumlah perbandingan hak atas pembelian saham baru.

IKAI mengubah jumlah saham baru yang diterbitkan menjadi 3,32 miliar saham dari sebelumnya hampir 9,5 miliar saham. Nantinya setiap pemegang lima saham lama berhak atas 21 saham HMETD. Setiap satu HMETD dapat dilaksanakan menjadi satu saham biasa seri B baru.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua