Implementasi Pembayaran Tol Tanpa Henti, BI dan BPJT Siapkan Teknologi non Kartu
Bank masih akan menjadi pemain utama dalam sistem pembayaran di jalan tol
Bank masih akan menjadi pemain utama dalam sistem pembayaran di jalan tol
Bareksa.com - Bank Indonesia (BI) bersama dengan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) akan berkoordinasi untuk mempersiapkan teknologi multi lane free flow (pembayaran tol tanpa henti). Salah satu yang sedang disiapkan adalah mengganti alat pembayaran instrumen kartu uang elektronik (e-money) dengan teknologi pembayaran lainnya.
Kepala Pusat Program Transformasi BI, Onny Widjanarko, mengungkapkan ketika MLFF beroperasi penuh, maka tidak ada lagi penggunaan uang elektronik berbentuk kartu.
“E-money berbentuk kartu akan dialihkan penggunaannya untuk penggunaan lain seperti parkir, transaksi ritel di merchant dan penggunaan lainnya,” ujar dia di Jakarta, Selasa, 10 Oktober 2017. (Baca : BI Bekukan Sementara Operasi PayTren, Ini Janji Yusuf Mansur untuk Patuhi Aturan)
Promo Terbaru di Bareksa
Meski begitu, Onny belum bisa menjelaskan secara detil mengenai teknologi pembayaran yang akan digunakan. Nilai investasi yang akan dikeluarkan pun tergantung dengan pemilihan teknologi tersebut. ”Nanti tergantung pilihan BPJT,” ungkap dia.
Bank Tetap Jadi Pemain Utama
Direktur Departemen Pengawasan dan Kebijakan Sistem Pembayaran BI, Pungky Wibowo, mengungkapkan bank masih akan menjadi pemain utama dalam sistem pembayaran di jalan tol. Memang tidak akan ada kartu e-money, namun bank juga memiliki e-money berbasis server yang bisa digunakan untuk pembayaran jalan tol tanpa henti tersebut. (Lihat : Penetrasi Uang Elektronik di Jalan Tol Capai 72 Persen)
“Kajian teknologinya harus dilakukan secara mendalam, perlu ada sensor IT juga untuk mendukung hal tersebut,” kata dia.
Menurut Pungky, untuk bisa mengimplementasikan MLFF diperlukan pula koordinasi dengan kepolisian dan regulator lainnya terkait integrasi database. Hal ini bertujuan untuk penegakan hukum ketika terjadi penilangan.
BI bersama pemangku kepentingan lainnya, lanjut Pungky juga sudah menyusun roadmap sebelum bisa mengimplementasikan MLFF. Pungky mengungkapkan, tahapan menuju pengembangan MLFF tersebut harus didahului dengan terwujudnya perilaku pengguna jalan tol yang sudah terbiasa dengan pembayaran nontunai, antara lain dengan penggunaan kartu elektronik dan melalui sosialisasi bersama secara nasional.
Selain itu, diperlukan pula infrastruktur pembayaran nontunai yang sudah terintegrasi antar ruas jalan tol. (Baca : Transaksi Uang Elektronik di Atas Rp 1 Miliar akan Dipantau BI)
Strategi Bersama
Untuk mewujudkan rencana tersebut, BI dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat/PUPR (Badan Pengatur Jalan Tol) telah menyusun strategi bersama (BI dan Kementerian PUPR) untuk mengembangkan elektronifikasi jalan tol melalui empat tahapan.
Pertama, tahap elektronifikasi seluruh jalan tol pada 31 Oktober 2017. Kedua, tahap integrasi sistem ruas jalan tol. Ketiga, tahap integrasi ruas jalan tol serta pembentukan Konsorsium Electronic Toll Collection (ETC).
"Konsorsium ETC nantinya akan berperan besar dalam tahap integrasi ruas jalan tol, serta dalam penyempurnaan model bisnis serta aspek teknis elektronifikasi," terang dia. (Baca : BI Tetapkan Biaya Top Up e-Money Rp 1.500, YLKI Minta Konsumen Diberi Insentif)
Direktur PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), Randi Anto, mengungkapkan bank akan mempelajari teknologi dan prosesnya dalam mengimplementasikan MLFF.
“Atas dasar hal tersebut, bank baru bisa mengambil langkah untuk menyiapkan produk ataupun pelayanan yang diberikan,” jelas dia.
Dia juga menyadari, kartu e-money tidak bisa digunakan ketika implementasi MLFF. Sehingga, pihaknya pun akan mempersiapkan teknologinya ketika mengetahui proses dan teknologinya. ”Kami sudah menggunakan NFC, QR Code juga segera kami susulkan,” ucap dia. (K09) (Lihat : BI Tetapkan Biaya Top Up e-Money Rp 1.500, Ini Dampak ke BMRI, BBRI, BBNI, BBCA)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.