Harga Saham Tinggal Rp 57, Begini Kronologis Jatuhnya Harga Saham TAXI
Harga saham TAXI tersisa Rp58 dari sebelumnya Rp1.425
Harga saham TAXI tersisa Rp58 dari sebelumnya Rp1.425
Bareksa.com - Besarnya tekanan keuangan yang dihadapi oleh PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) membuat saham emiten jasa transportasi ini semakin terpuruk. Saham operator taksi Express ini dalam tiga tahun terakhir tertekan isu mulai dari persaingan dengan transportasi berbasis online hingga isu pemecatan sejumlah karyawannya.
Harga saham TAXI hingga jeda siang ini 9 Oktober 2017 hanya tinggal Rp57, turun dibandingkan penutupan kemarin di Rp58. Angka tersebut menunjukkan penurunan hingga 96 persen dibandingkan Rp1.425 pada 14 Agustus 2014.
Berikut kronologi penurunan harga saham TAXI dan sejumlah peristiwa yang memicunya.
Promo Terbaru di Bareksa
Diawali masuknya Uber Taxi
Uber Taxi mulai menawarkan jasanya di Jakarta sejak 14 Agustus 2014. Keberadaan Uber yang menawarkan tarif lebih murah dibandingkan taksi reguler tentu menjadi tekanan besar bagi Express.
Perusahaan ini menawarkan konsep crowd sourcing. Siapa saja yang memiliki kendaraan pribadi dan asuransi kerusakan mobil dapat mendaftarkan diri dan bergabung dengan Uber Taxi. Caranya mengunduh aplikasi khusus yang tersedia di Play Store untuk Android dan App Store untuk pengguna IPhone. Setelah itu pemilik kendaraan langsung dapat meluncur ke jalan-jalan raya dan memasang status 'online' agar keberadaan mereka terdeteksi oleh calon penumpang yang juga menggunakan aplikasi Uber Taxi.
Calon penumpang dapat dengan mudah mengetahui apakah di sekelilingnya ada armada Uber Taxi. Calon penumpang dan sopir Uber Taxi dapat saling melihat profil masing-masing dan memberi rating setelah transaksi terjadi.
Grafik: Pergerakan Harga Saham TAXI dari 1 Agustus 2014- 6 Oktober 2017
Sumber: Bareksa.com
Naiknya tarif BBM dan persaingan tarif taksi dengan Blue Bird
Pada 17 November 2014, pemerintah resmi menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Harga Premium dinaikkan menjadi Rp8.500 per liter dari sebelumnya Rp6.500 per liter dan solar menjadi Rp7.500 dari sebelumnya Rp5.500.
Kenaikan BBM tentunya membuat masyarakat melakukan penyesuaian bujet karena ongkos transportasi meningkat. Pengusaha pun menaikkan harga karena biaya operasi melonjak. Terlebih untuk perusahaan yang bergerak di sektor jasa transportasi, harga BBM menjadi komponen penting.
Pada 15 Desember tarif bawah taksi Express untuk buka pintu naik 15 persen menjadi Rp7.500 dari sebelumnya Rp6.500 . Biaya per kilometer naik 33 persen menjadi Rp4.000 dari sebelumnya Rp3.000.
Sayangnya, pesaing terbesar Express, PT Blue Bird Tbk (BIRD) mengikuti penyesuaian tarif bawah. Padahal sebelumnya Blue Bird menggunakan tarif atas. Tarif taksi Blue Bird hanya naik Rp500 menjadi Rp7.500 dari sebelumnya Rp7.000 dan Rp4.000 untuk tarif per kilometer dari sebelumnya Rp3.600.
Tarif bawah yang digunakan oleh taksi Blue Bird menjadi persaingan tersendiri bagi armada taksi Express.
Ojek Online
Persaingan bagi perusahaan taksi semakin ketat dengan maraknya ojek online. Pada 10 Februari 2015, salah satu ojek online, Gojek meluncurkan mobile app, sehingga masyarakat dapat menggunakan jasa ojek dengan cara memesan melalui aplikasi tersebut di smartphone-nya.
Gebrakan yang diluncurkan ojek online ini juga dibarengi dengan promo harga jasa yang dapat dibilang sangat murah. Ojek online ini menawarkan harga Rp10.000 - 15.000, maksimal jarak 25 kilometer. Padahal tarif normal sebesar Rp4.000 per kilometernya. Relatif murahnya ongkos ojek membuat banyak masyarakat beralih menggunakan jasa ojek online tersebut.
Batalnya Rencana Akuisisi
Perusahaan investasi PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) berencana mengambil alih kepemilikan saham TAXI dari Grup Rajawali. Saratoga dan Rajawali pun sudah menandatangani kesepakatan untuk menjajaki kemungkinan pengambilalihan 1,09 miliar saham TAXI, setara 51 persen kepemilikan. Akan tetapi ada sejumlah syarat dan ketentuan yang harus dinegosiasikan antara para pihak, antara lain persyaratan mengenai harga dan syarat-syarat lainnya.
Tidak berapa lama setelah keterbukaan informasi tentang rencana ini dipublikasikan, saham TAXI pun menguat 63 persen menjadi Rp1.155 dari sebelumnya Rp710 pada 12 Maret 2015.
Namun, tidak berapa lama rencana tersebut batal dan harga saham TAXI terpuruk hingga mencapai Rp293 per 9 Oktober 2015.
Para Petinggi Mengundurkan Diri
Direktur Utama dan Komisaris Utama TAXI serta beberapa komisaris dan direksi mengundurkan diri dari jabatannya. Secara total, ada enam orang anggota manajemen yang mundur dari jabatannya di perusahaan taksi yang terafiliasi Grup Rajawali ini.
Menurut Handy Prawira, Sekretaris Perusahaan dalam keterangan Jumat 2 Desember 2016, disebutkan bahwa Daniel Podiman mundur sebagai Direktur Utama perseroan dan David Santoso juga mundur sebagai Direktur Perusahaan TAXI.
Surat pengunduran diri per tanggal 2 Desember 2016 tersebut akan efektif sejak 19 Januari 2017 atau setelah RUPSLB digelar. Selain itu, Tan Tjoe Liang juga mengundurkan diri sebagai Komisaris Utama, tidak hanya itu Darjoto Setyawan dan S.Y Wenas serta Paul Capelle juga mengundurkan diri sebagai Komisaris Perseroan.
Dengan demikian berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2016 maka anggota Direksi yang tersisa hanya Herwan Gozali dan Shafruhan Sinungan sedangkan anggota Komisaris tidak tersisa satupun.
Tarif Bawah Taksi Online Diterapkan
Kementerian Perhubungan telah memberlakukan peraturan tentang taksi berbasis aplikasi online yang diatur dalam Peraturan Menteri (PM) Perhubungan Nomor 26 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek.
Salah satu aturan dalam peraturan tersebut yakni mengenai penetapan tarif batas atas dan batas bawah pada taksi online. Adapun tarif batas bawah untuk wilayah I sebesar Rp3.500 dan batas atasnya sebesar Rp6.000. Sedangkan untuk wilayah II tarif batas bawahnya sebesar Rp3.700 dan batas atasnya sebesar Rp6.500.
Raih Pinjaman Dari Induk Usaha
Perseroan mendapat pinjaman dana sebesar Rp46 miliar yang akan jatuh tempo dalam waktu 5 tahun terhitung sejak 5 Agustus 2017. "Dari fasilitas pinjaman tersebut Perseroan dikenakan bunga sebesar 5 persen per tahun yang akan dibayar saat jatuh tempo," ujar Sekretaris Perusahaan Express Transindo, Megawati Affan, dalam pernyataannya kepada Bursa Efek Indonesia, sebagaimana dikutip Senin, 21 Agustus 2017.
Pinjaman tersebut nantinya akan digunakan untuk mendukung kegiatan usaha dan operasional perseroan. Kinerja keuangan perseroan hingga semester I 2017 masih mencatatkan kinerja yang kurang memuaskan, di mana TAXI masih mencatatkan kerugian Rp133 miliar, membengkak dibandingkan dengan Rp43 miliar pada semester I 2016.
Hal tersebut disebabkan oleh ketatnya persaingan bisnis dengan transportasi berbasis online yang merebut market share perseroan. Dengan perolehan pinjaman tersebut, diharapkan Perseroan dapat memperbaiki kinerja keuangannya dalam beberapa waktu ke depan.
PHK 250 Karyawan
Rencana TAXI untuk mengurangi beban keuangannya. Dalam surat Kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Express berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Bahkan, saat ini PHK sudah dilakukan terhadap 250 karyawannya hingga Juni dan berpotensi terus bertambah. Selain itu, perusahaan taksi ini juga mengumumkan rencana penjualan aset berupa tanah dan rumah toko (ruko) yang dimiliki perusahaan.
Hasil Laporan Keuangan Semester I
Kinerja keuangan pada semester pertama 2017 masih turun, pendapatan emiten ini selama semester I- 2017 adalah Rp 158,73 miliar, turun 57 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp374,06 miliar.
Pemasukan terbesar Express Trasindo Utama yang berasal dari kendaraan taksi mengalami penurunan terbesar hingga 59 persen menjadi Rp134 miliar dari sebelumnya Rp333,7 miliar
Akibatnya rugi perusahaan semakin membengkak menjadi Rp133 miliar dari sebelumnya hanya Rp42 miliar. (hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.