Sudah PHK 250 Karyawan, Bagaimana Kesehatan Keuangan TAXI?
Express juga mengumumkan rencana penjualan aset berupa tanah dan rumah toko
Express juga mengumumkan rencana penjualan aset berupa tanah dan rumah toko
Bareksa.com – Saham PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) melanjutkan pelemahan pada perdagangan hari ini (6 Oktober 2017). Hal ini seiring dengan langkah yang diambil emiten operator taksi Grup Rajawali tersebut terkait pengurangan karyawan, di samping laporan keuangan yang memburuk.
Saham TAXI diperdagangkan di level Rp72 per saham atau menyusut 4 persen pada pukul 9:45 WIB. Dalam dua pekan terakhir, saham TAXI memang dalam tren menurun dari harga Rp85.
Penurunan harga saham ini menyusul rencana Express untuk mengurangi beban keuangannya. Dalam surat Kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Express berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Promo Terbaru di Bareksa
Bahkan, saat ini PHK sudah dilakukan terhadap 250 karyawannya hingga Juni dan berpotensi terus bertambah. Selain itu, perusahaan taksi ini juga mengumumkan rencana penjualan aset berupa tanah dan rumah toko (ruko) yang dimiliki perusahaan
Keuangan TAXI Dalam Kondisi Darurat?
Bareksa mencoba menelusuri kinerja dan langkah perusahaan taksi ini baik berdasarkan dan publikasinya sepanjang tahun 2017.
1. Setoran Pengemudi Terus Menyusut
Dalam laporan keuangan yang dirilis pada 28 April 2017, kinerja keuangan Express masih mengecewakan. Sepanjang Januari-Maret 2017, pendapatan Express menyusut 62,8 persen menjadi Rp78,3 miliar dibanding periode sama tahun sebelumnya. Padahal manajemen sudah berusaha meningkatkan pendapatan dengan bekerjasama dengan perusahaan teknologi di bidang transportasi Uber.
Pendapatan terbesar Express berasal dari setoran pengemudi. Di kuartal pertama tahun 2014 sampai 2016, pendapatan dari setoran pengemudi masih berada di atas Rp100 miliar. Tapi di kuartal pertama 2017 ini hanya berhasil meraih Rp84,5 miliar, menyusut 35,8 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya.
2. Operasional Perusahaan Mulai Merugi
Ambrolnya pendapatan per kuartal pertama 2017 ini telah membuat TAXI tidak mampu lagi membiayai beban yang terkait dengan pengemudi seperti bahan bakar serta beban penyusutan. Hal ini tercermin dari rasio gross profit margin (GPM) yang berada di area negatif. Padahal tiga tahun sebelumnya, rasio GPM TAXI masih berada pada level positif.
Kerugian ini tentu mengkhawatirkan mengingat TAXI masih harus membayar bunga atas obligasi yang diterbitkan Juni 2014 lalu senilai 12,25 persen per tahun dari nilai nominal obligasi Rp1 triliun dengan masa jatuh tempo hingga 24 September 2022. (Baca juga : Para Petinggi TAXI Mengundurkan Diri, Bagaimana Nasib Pembayaran Obligasi TAXI?)
3. Rencana Penjualan Aset
Dalam laporan keterbukaan informasi 4 Oktober 2017, manajemen telah mengonfirmasi perihal rencana penjualan aset. Express sedang dalam proses menjual tanah kosong dan ruko serta berhasil menjual 136 unit armada taxi dan 1 bus perseroan dengan realisasi dana Rp2,5 miliar. Kemudian, sisa raihan dana Rp3,5 miliar akan direalisasikan di periode berikutnya
Adapun hasil dari penjualan tersebut akan dialokasikan untuk meringankan struktur utang jangka panjang perseroan dan menunjang kegiatan usaha dan operasional. Namun, berkurangnya aset dikhawatirkan juga akan menggerus valuasi dari saham TAXI sendiri. (hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,92 | 0,45% | 4,28% | 7,56% | 8,65% | 19,15% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,59 | 0,42% | 4,45% | 7,00% | 7,43% | 2,51% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.080,08 | 0,60% | 4,04% | 7,13% | 7,77% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.845,41 | 0,53% | 3,95% | 6,71% | 7,40% | 16,95% | 40,32% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.272,15 | 0,82% | 3,96% | 6,62% | 7,24% | 20,21% | 35,65% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.