BI : Selain Penyaluran Kredit, Pembelian Obligasi Korporasi Jadi Indikator LFR
Adanya penambahan indikator LFR tidak berpotensi mengurangi jumlah kredit yang disalurkan bank ke masyarakat
Adanya penambahan indikator LFR tidak berpotensi mengurangi jumlah kredit yang disalurkan bank ke masyarakat
Bareksa.com - Bank Indonesia berjanji peraturan baru tentang rasio pembiayaan terhadap pendanaan (loan to funding ratio/LFR), yang akan turut menghitung pembelian oleh bank terhadap obligasi sebagai unsur pembiayaan, tidak akan signifikan mengurangi jumlah kredit yang disalurkan bank kepada masyarakat.
Gubernur BI Agus Martowardojo di Jakarta, Jumat, mengatakan pihaknya akan membatasi porsi pembelian oleh bank terhadap obligasi yang bisa dihitung sebagai pembiayaan. Tidak semua obligasi di pasar modal bisa menjadi instrumen alternatif untuk intermediasi perbankan karena ada peringkat (rating) tertentu. (Baca : Ini Penyebab Daya Saing Indonesia Naik ke Peringkat 36 Dunia)
**
Promo Terbaru di Bareksa
LFR merupakan rasio pembiayaan terhadap pendanaan bank. LFR juga dijadikan indikator untuk melihat kemampuan intermediasi bank, atau sederhananya kontribusi pembiayaan bank terhadap perekonomian. Saat ini, pembiayaan yang disalurkan bank hanya dihitung berdasarkan penyaluran kredit. Padahal, permintaan kredit belum begitu menggeliat. Per Mei 2017, kredit baru tumbuh 8,8 persen (yoy).
BI berencana untuk menambah komponen perhitungan pembiayaan tersebut dengan pembelian obligasi korporasi yang dilakukan bank, bukan hanya penyaluran kredit. Sedangkan unsur pendanaan bank dalam LFR adalah dana pihak ketiga (DPK), dan juga surat utang yang diterbitkan bank.
Agus beralasan perubahan LFR itu agar fungsi intermediasi bank dapat lebih efektif. Menurutnya, kontribusi bank tidak akan berkurang karena penyaluran pembiayaan bank dengan membeli obligasi akan turut memberikan kontribusi ke perekonomian, melalui pasar modal. (Lihat : Margin Bunga Bersih Perbankan Mulai Menyusut, Apa Penyebabnya?)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.