Indika Kembali Caplok 45 Persen Saham Kideco Rp 8,8 Triliun, Ini Alasan INDY
Perseroan akan menerbitkan obligasi US$ 600 juta di Bursa Efek Singapura
Perseroan akan menerbitkan obligasi US$ 600 juta di Bursa Efek Singapura
Bareksa.com – PT Indika Energy Tbk (INDY) bakal mengambil alih 45 persen saham PT Kideco Jaya Agung senilai total US$ 677,5 juta atau sekitar Rp 8,8 triliun. Perseroan akan menerbitkan obligasi dalam dolar Amerika Serikat (AS) senilai US$ 600 juta untuk mendukung transaksi itu.
Dalam prospektus ringkasnya, manajemen Indika Energy menjelaskan bahwa perseroan akan membeli 40 persen saham Kideco milik Samtan dan 5 persen saham Kideco milik PT Muji Inti Utama. Nilai total transaksi tersebut US$ 677,5 juta atau setara 85,44 persen ekuitas konsolidasi perseroan. Ekuitas perseroan per Juni tercatat US$ 792,92 juta.
Dalam melancarkan aksinya, Indika Energy telah menandatangani perjanjian jual beli saham dengan Samtan dan Muji pada 22 September 2017.
Promo Terbaru di Bareksa
Dalam perjanjian dengan Samtan, perseroan akan membeli 40 persen saham Kideco senilai US$ 610 juta. Jumlah tersebut akan dibagi dalam dua pembayaran, pertama US$ 450 juta akan dibayarkan pada tanggal penutupan transaksi. (Baca juga : Harga Batu Bara Kelistrikan akan Diatur, Ini Imbas ke PTBA, ADRO, ITMG, dan DOID)
“Dan sisanya setelah dikenakan bunga sebesar maksimum 10,5 persen akan dibayarkan setelah Kideco menyelesaikan ketentuan sebagaimana disyaratkan,” jelas manajemen perseroan, dalam prospektusnya, Senin, 25 September 2017.
Kemudian, perseroan akan membeli 5 persen saham Kideco milik Muji senilai US$ 67,5 juta pada tanggal penutupan transaksi.
Saat ini Indika Energy memiliki 46 persen saham Kideco Jaya Agung melalui PT Indika Inti Corpindo. Sementara Samtan dan Muji masing-masing memiliki 49 persen dan 5 persen saham Kideco.
Dengan rampungnya akuisisi ini nantinya INDY akan memiliki 91 persen saham Kideco. (Lihat : Saham INDY Naik 10 Persen, Asing Catat Lakukan Pembelian Rp27 Miliar)
Bisnis Kideco
Kideco merupakan perusahaan pertambangan batu bara terbesar ketiga di Indonesia dan memiliki wilayah pertambangan di Kalimantan Timur. Kideco adalah perusahaan tambang batu bara yang memiliki perjanjian karya pengusahaan pertambangan batubara (PKP2B) generasi pertama.
Para pelanggan Kideco adalah pelanggan nasional dan internasional yang mencakup perusahaan-perusahaan pembangkit listrik yang beroperasi di lebih dari 10 negara. Batu bara yang dihasilkan Kideco merupakan produk batu bara kalori rendah yang ramah lingkungan, renah kadar ash dan sulfur yang banyak diminati perusahaan-perusahaan pembangkit listrik.
Hingga semester I 2017, Kideco membukukan pendapatan US$ 808,7 juta, atau meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu US$ 634,7 juta. Sementara laba bersih perseroan tercatat US$ 151,5 juta atau melonjak dari perolehan semester I tahun lalu US$ 45,6 juta. (Baca : Harga Saham Jebol, Indika Energy Juarai Nilai Transaksi Bursa Hari Ini)
Aset INDY Meningkat
Manajemen Indika menuturkan, usai akuisisi Kideco dan penerbitan obligasi selesai, maka aset perseroan akan meningkat. Indika mencatat, total aset perseroan akan meningkat menjadi US$ 3,77 miliar usai transaksi, dari sebelumnya US$ 1,91 miliar.
Peningkatan aset itu terdongkrak oleh naiknya jumlah liabilitas dan ekuitas. Usai transaksi, total liabilitas perseroan akan naik menjadi US$ 2,47 miliar dari sebelumnya US$ 1,12 miliar. Sementara ekuitas perseroan naik jadi US$ 1,3 miliar dari sebelumnya US$ 792,9 juta.
Direktur Utama Indika Energy Arsjad Rasjid menjelaskan dengan cadangan sumber daya batu bara yang besar serta keunggulan Kideco menjadi fondasi pertumbuhan perseroan yang berkelanjutan. (Baca : Investor Respons Negatif Efek Pengaturan Harga Batu Bara ke PLN?)
“Transaksi ini jelas menguatkan posisi Indika Energy di rantai nilai bisnis energi,” terangnya.
Dengan menjadi pemegang saham pengendali Kideco, perseroan berpotensi membangun sinergi yang lebih erat antara Kideco dan anak-anak usahanya di Grup Indika Energy, seperti kontraktor pertambngan PT Petrosea Tbk (PTRO) dan perusahaan jasa transportasi dan logistik batubara, yakni PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS)
Selanjutnya, Indika akan meminta persetujuan pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) untuk menerbitkan obligasi US$ 600 juta. Rencananya, surat utang tersebut akan dicatatkan di Bursa Efek Singapura. (Lihat : BUMI Melonjak 10,8 Persen Jelang Jualan Saham Treasury, Diborong Broker Ini)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.