WSKT Batal Divestasi Ruas Tol Anak Usaha, Ini Tanggapan Astra dan Jasa Marga
"Kita berani menawarnya segitu, kalau seller pasti minta harga tinggi"
"Kita berani menawarnya segitu, kalau seller pasti minta harga tinggi"
Bareksa.com – Grup Astra melalui anak usahanya, PT Astratel Nusantara menilai harga ruas tol anak usaha PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Waskita Toll Road (WTR) yang ditawarkan untuk dijual belum sesuai dengan ekspektasi perseroan. Astratel akhirnya tidak dapat merealisasikan pembelian ruas tol WTR.
Direktur Astratel Nusantara, Wiwiek D Santoso ,menyatakan bahwa tidak ada kesesuaian antara antara harga penawaran dan permintaan untuk ruas tol WTR. Meski begitu, dia memaklumi bahwa sebagai pihak penjual, Waskita tentunya meminta harga tinggi untuk ruas tol WTR.
“Kita berani menawarnya segitu, kalo seller pasti minta harga tinggi,” ujarya kepada Bareksa di Jakarta, Selasa, 12 September 2017.
Promo Terbaru di Bareksa
Karena tidak ada peserta tender yang mau memenuhi ekspektasi harga, Waskita memutuskan untuk menutup tender tersebut. Selanjutnya Waskita bakal mencari mekanisme lain untuk mendivestasi ruas tol tersebut. (Baca juga : Saham WSKT Longsor. Saham WSBP Ikut Anjlok, Namun Diborong Asing Rp 25,3 Miliar)
Wiwiek mejelaskan, pihaknya belum memutuskan akan ikut dalam tender ruas tol WTR apabila tender tersebut dibuka kembali.
Dia juga enggan mengomentari tentang terlalu mahal atau tidaknya harga ruas tol yang ditawarkan Waskita. “Ya, mungin belum jodoh,” ujarnya singkat.
Jasa Marga Masih Pertimbangkan Akuisisi
Sementara itu, PT Jasa Marga Tbk (JSMR) juga belum bisa memenuhi permintaan harga ruas tol WTR. Meski begitu, perseroan masih melihat peluang memiliki ruas tol WTR melalui skema lain.
“Kita bisa pertimbangkan kembali jika skema divestasi tol WTR menarik,” ungkap Direktur Keuangan Jasa Marga, Donny Arsal.
Waskita Karya memutuskan membatalkan sementara rencananya untuk mendivestasi ruas tol milik anak usaha perseroan, WTR. Awalnya, WTR berencana mendivestasi sebanyak 10 ruas tol.
Manajemen Waskita Karya mengatakan bahwa perseroan telah melakukan penilaian terhadap penawaran yang masuk dari calon investor. Akan tetapi belum ada yang memenuhi target yang diharapkan manajemen WTR.
“Selanjutnya, salah satu alternatif untuk memenuhi pendanaan proyek-proyek infrastruktur terutama jalan tol, Waskita dan WTR tetap berencana mendivestasi jalan tol,” jelas manajemen WSKT dalam keterangan resmi, Senin, 11 September 2017. (Lihat juga : Batal Divestasi, Saham WSKT Anjlok 9,15 Persen. Bos Waskita Borong Rp 2,5 Miliar)
Waskita masih mengkaji skema yang akan dilakukan dalam melakasanakan divestasi.
Divestasi Enam Ruas Tol dan 20 Persen Saham WTR
Sebelumnya dikabarkan terdapat lima perusahaan dalam dan luar negeri tengah menawar (bidding) saham divestasi dan ruas tol milik anak usaha WTR. Waskita bakal melepas sebanyak 6 ruas tol dan sekitar 20 persen saham WTR kepada investor baru.
Direktur Keuangan Waskita Karya, Tunggul Rajagukguk, mengatakan bahwa pada awalnya ada 14 perusahaan yang menyatakan minat terhadap ruas tol dan saham yang bakal dilepas WTR. Namun, jumlah perusahaan yang melakukan penjajakan (due diligence) akuisisi ruas tol WTR sebanyak 12 perusahaan. “Kemudian yang ikut bidding 5 perusahaan,” katanya. (Baca juga : Ini Alasan Waskita Karya Batalkan Divestasi Ruas Tol Anak Usaha)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.