Lima BUMN Infrastruktur Tbk Ini Siap Bagi Dividen 30 Persen dari Laba Bersih
Proyeksi dividen kelima perusahaan mencapai Rp 2,3 triliun, porsi dividen untuk pemerintah sebesar Rp 1,41 triliun
Proyeksi dividen kelima perusahaan mencapai Rp 2,3 triliun, porsi dividen untuk pemerintah sebesar Rp 1,41 triliun
Bareksa.com – Sebanyak lima badan usaha milik negara (BUMN) bidang infrastruktur dan konstruksi menyatakan siap menetapkan divident payout ratio (DPR) sebesar 30 persen untuk Tahun Buku 2017. Total proyeksi dividen kelima perusahaan mencapai Rp 2,3 triliun, sementara porsi dividen untuk pemerintah sebesar Rp 1,41 triliun.
Kelima perusahaan terbuka yang menyatakan siap adalah PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT PP Tbk (PTPP), PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA). Kontribusi dividen lima perusahaan konstruksi BUMN itu kepada pemerintah meningkat dibandingkan realisasi tahun lalu yang sebesar Rp 1,13 triliun.
Dalam rapat kerja Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), masing-masing perwakilan perusahaan telah menyatakan kesiapannya. “Kami siap divident payout ratio 30 persen,” ujar Direktur Utama Jasa Marga, Dessy Aryani di Jakarta, Rabu, 6 September 2017. (Baca juga : Akuisisi Saham Freeport oleh Holding BUMN Tambang Masih Terganjal di DPR)
Promo Terbaru di Bareksa
Dalam rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP), Adhi Karya memproyeksikan laba bersih tahun ini mencapai Rp 507,6 miliar, Jasa Marga sebesar Rp 1,14 triliun, PTPP sebesar Rp 1,71 triliun, Waskita Karya sebesar Rp 2,8 triliun, serta Wijaya Karya sebesar Rp 1,39 triliun.
Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan Kementerian BUMN, Fadjar Yudisiawan, menjelaskan bahwa Kementerian akan mendalami masukan-masukan dari Komisi VI DPR. Selanjutnya Kementerian BUMN dan Komisi VI DPR akan kembali membahas kontribusi dividen terhadap pemerintah. (Baca juga : Waskita Karya akan Terbitkan Obligasi Rp 3 Triliun, Ini Analisa Utang WSKT)
Target Laba Bersih dan Dividen BUMN Infrastruktur 2017 (Rp miliar)
Sumber : materi presentasi Kementerian BUMN
Laba Semester I 2017
Pada semester I 2017, Adhi Karya mengantongi kenaikan laba sebesar 136 persen menjadi Rp 131 miliar dari sebelumnya hanya Rp 55,5 miliar. Selanjutnya Waskita Karya berhasil mengantongi laba hingga Rp 1,28 triliun atau melonjak 118,4 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya yang mengantongi laba Rp 118 miliar.
Adapun Jasa Marga membukukan laba bersih di semester I 2017 sebesar Rp 1 triliun atau naik 9,79 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 925 miliar, PTPP memprediksi dapat meraup laba bersih sebesar Rp 625 miliar di semester I tahun ini, serta Wijaya Karya memproyeksikan laba bersih pada semester I 2017 melonjak 74 persen dibandingkan dengan semester I 2016.
Pada akhir Agustus 2017, PT Mandiri Manajer Investasi dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR) baru saja mencatatkan KIK EBA Mandiri JSMR01-Surat Berharga Pendapatan Tol Jakarta-Bogor-Ciawi (Jagorawi) senilai Rp 2 triliun. Jasa Marga mensekuritisasi hak sebagian pendapatan dari ruas tol Jagorawi melalui produk tersebut. Produk tersebut merupakan KIK EBA berbasis pendapatan jalan tol pertama di Indonesia. Saat penawaran, KIK EBA Jasa Marga mengalami kelebihan permintaan (over subscribed) sebanyak 2,7 kali. Penawaran terhadap produk perseroan mencapai Rp 5,1 triliun.
Pencatatan KIK EBA Jasa Marga di Bursa Efek Indonesia ini dihadiri oleh Presiden Joko Widodo. Jokowi menyampaikan rencana sekuritisasi sudah diusulkan sejak setahun lalu karena akan memacu arus modal masuk ke Indonesia. (Baca juga : JSMR Sekuritisasi Tol Jagorawi, Jokowi : Sekuritisasi Bisa Kurangi Beban APBN)
Kemudian Waskita Karya melakukan Penawaran Obligasi Berkelanjutan III Tahap I Tahun 2017 dengan nilai maksimal Rp 3 triliun yang merupakan bagian dari penawaran Obligasi Berkelanjutan III senilai Rp 10 triliun. Obligasi tahap I ini terdiri dari dua seri yakni seri A dengan jangka waktu 3 tahun dan seri B dengan jangka waktu 5 tahun. Masa penawaran awal pada 6-19 September 2017 dan masa penawaran umum 2-3 Oktober 2017 dengan pencatatan di BEI diperkirakan pada 9 Oktober 2017.
Adapun Wijaya Karya mengincar kontrak baru sebesar Rp 12-14 triliun dari proyek infrastruktur hingga akhir tahun ini. Kontrak tersebut berasal dari berbagi lelang terbuka yang diikuti oleh perseroan.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.